Diary Fimela: Menerapkan Seni Melepaskan dalam Perjalanan Hidup Manusia Melalui Lini Pakaian Lepas

Fimela Reporter diperbarui 30 Jun 2023, 17:11 WIB

Fimela.com, Jakarta Seni melepaskan merupakan kunci dari memiliki kehidupan yang damai dan penuh dengan ketenangan. Melepaskan seluruh beban pikiran yang menghambat diri kita untuk berkembang. Mungkin melepaskan terlihat cukup sederhana, tetapi itu tidak semudah yang dibayangkan. Seperti filosofi dari salah satu jenama fashion lokal ‘Lepas’ yang ingin memberikan nilai kebaikan tentang cara manusia memandang kehidupan. 

Selama ini banyak orang yang tidak menyadari bahwa salah satu faktor yang membuat dirinya sulit untuk berkembang adalah belum adanya keberanian untuk damai dengan keadaan. Mereka hanya berfokus pada penerimaan atau meraih sesuatu, tanpa belajar cara untuk mengikhlaskan. Padahal ini adalah salah satu perjalanan menuju kehidupan yang utuh. Ada kalanya kita mudah meraih sesuatu yang diimpikan, namun tidak menutup kemungkinan juga adanya kegagalan. Hal ini yang membuat manusia bangkit dan terus berkembang guna menemukan dirinya yang baru. Selaras dengan filosofi dari jenama fashion ‘Lepas’, mereka ingin memberikan nilai seni melepaskan dalam wujud pakaian. 

Fashion tidak hanya sekadar bahan material yang dibuat dengan berbagai macam pola lalu dijahit. Mereka lebih dari itu. Selain seluruh koleksi pakaian dari ‘Lepas’ memiliki nilai seni, bahan yang mereka gunakan pun bahan alami yang ramah lingkungan. Sehingga tak hanya bermanfaat untuk kesehatan manusia saja, lingkungan pun terlestarikan. 

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Terinspirasi dari pengalaman self healing

Maya Hikmatin selaku owner dan founder dari lini pakaian Lepas. (Doc/Lepas)

Maya Hikmatin, sosok di balik lini pakaian ‘Lepas’ yang menawarkan pakaian casual nan versatile untuk pria dan perempuan. Proses terbentuknya ‘Lepas’ memiliki makna yang sangat berarti. Semua berawal dari pengalaman proses self healing yang dilakukan oleh Maya pada tahun 2017. Ia mempelajari dan mendalami keindahan dari seni melepaskan serta hubungan harmonis kehidupan dengan sang pencipta. 

Perjalanan Maya dalam seni melepaskan pun tidak mudah, membutuhkan waktu dan proses yang cukup lama. Ini menunjukkan bahwa tidak semua orang bisa dengan mudah melepaskan hal-hal yang meninggalkan cukup luka di hatinya. Namun tidak ada kata terlambat untuk mencoba memberikan ruang untuk mengembangkan diri. 

Menerapkan seni melepaskan membuat Maya lebih bisa menerima hal-hal baru yang lebih baik di masa sekarang dan untuk masa depan. Ia belajar bahwa kita sebagai manusia jarang diberikan pemahaman tentang cara untuk melepaskan. Justru, melepaskan itulah proses dari perjalanan hidup manusia. 

“Saya belajar bahwasanya tanpa kita sadari manusia selama ini hanya fokus belajar menerima, mendapatkan ataupun meraih, namun jarang sekali kita diingatkan atau diajarkan untuk melepaskan. Padahal melepaskan adalah satu lingkaran utuh perjalanan manusia,” ujar Maya, owner dan founder dari jenama Lepas. 

Dari perjalanan seni melepaskan itu yang membuat Maya merasa terinspirasi untuk membagikan ilmu yang ia miliki kepada masyarakat luas. Menjadikan fashion sebagai jembatan seni melepaskan, senantiasa berharap dengan memakai pakaian dari ‘Lepas’ mereka akan selalu terhubung untuk tumbuh menjadi seseorang yang lebih baik. 

“Ada menerima maka ada melepaskan, kita melepaskan untuk menyiapkan ruang bagi segala kebaikan baru untuk kita bertumbuh.” lanjut Maya.

3 dari 4 halaman

Dibalik filosofi #Melepaskanadalahaenikehidupan

Di balik filosofi The Art of Letting Go oleh Lepas. (Instagram.com/@lepas__)

Pengambilan nama 'Lepas', ada suatu makna yang berarti dibaliknya. Selaras dengan seni melepaskan, Lepas berarti “Letting Go” dalam bahasa Inggris. Memilih ungkapan tersebut sebagai kata yang “Liberating” atau membebaskan, sebagai doa untuk siapapun pengguna pakaian dari ‘Lepas’ kelak akan diberikan kemampuan untuk mencoba berani melepaskan segala hal yang menjanggal di hatinya.

Maya mengatakan bahwa inspirasi awal dari hadirnya jenama 'Lepas' adalah perpaduan yang harmonis antara hati dengan pikiran dan juga manusia dengan Sang Pencipta serta alam semesta. Maka dari itu, lahirlah ungkapan #Melepaskanadalahsenikehidupan dengan artian bahwa seni melepaskan adalah bagian dari kehidupan manusia agar mengembangkan diri hingga mampu melihat The Art of Letting Go.

“Melepaskan hadir dan diminta bukan untuk membuat kita menderita, sebaliknya untuk memandu kita menjadi manusia yang selaras dengan fitrahnya. Karena melepaskan adalah seni kehidupan, maka dalam menjalaninya perlu kelembutan dan kedalaman rasa untuk memahaminya.” tutup Maya.

4 dari 4 halaman

Pakaian yang fungsional dengan bahan ramah lingkungan

Koleksi pakaiannya timeless, sehingga bisa tampil stylish tanpa terlekang oleh waktu. (Instagram.com/@lepas__)

Berjalan empat tahun berdiri, ‘Lepas’ selalu berinovasi dan mencoba mengikuti kebutuhan masyarakat. Mereka tidak pernah menganggap merek fashion lokal lainnya sebagai pesaing, masing-masing memiliki ciri khas nya tersendiri. Hal ini yang menjadikan setiap merek lokal saling mendukung satu sama lain agar semakin berkembang dan maju sampai kancah internasional. 

Memilih pakaian sebagai perantara dengan sebab pakaian adalah medium terbaik yang bisa dirasakan setiap orang dengan berbagi pengalaman. Maka dari itu, ‘Lepas’ hadir dengan bahan dan kain alami guna memberikan rasa nyaman bagi tubuh dan jiwa. Menggunakan kain natural linen dan tencel sebagai bahan utamanya. Desainnya dipotong dengan gaya timeless sehingga tak lekang oleh waktu. Tak lupa juga sebagai lini pakaian slow fashion untuk membangun kesadaran masyarakat terkait fast fashion yang menjadi salah satu penyumbang limbah sampah terbesar. 

Untuk informasi lebih lengkap, kunjungi official Instagram @lepas__ 

 

*Penulis: Balqis Dhia.

 

#Breaking Boundaries