Fimela.com, Jakarta Pada tahun 2023, WHO mengambil tema “We Need Food, Not Tobacco” untuk Hari Tanpa Tembakau Dunia. Dalam memperingati hari tersebut yang jatuh pada 31 Mei setiap tahunnya, IDAI telah melangsungkan seminar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya ngerokok untuk anak baik secara aktif maupun pasif dan mencegah perilaku merokok pada remaja. Semua orang tentu tahu bahwa merokok dapat berdampak buruk kepada kesehatan.
Namun, saat ini dapat kamu temukan sudah banyak anak-anak sejak SMP sudah mulai mencoba untuk merokok dan akhirnya menjadi kecanduan. Hal, ini dapat terjadi karena banyak sebab bisa karena ingin mencoba, melihat keluarga ada yang merokok, atau pengaruh negatif dari teman. Merokok merupakan perilaku yang berakibat buruk, dampak buruk nya tidak hanya untuk perokok itu sendiri, tetapi juga untuk orang-orang disekitarnya termasuk anak-anak atau bayi.
Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia yang beracun dan berbahaya jika terpapar dalam jangka waktu yang lama. Kini rokok telah berkembang menjadi berbagai bentuk elektrik seperti vape, pod, dan lainnya. Namun, dalam bentuk apapun rokok tetap berbahaya bagi kesehatan penggunanya sehingga sebaiknya kamu tidak melakukannya dan menghimbau orang-orang di sekitar akan bahayanya rokok, termasuk anak.
What's On Fimela
powered by
Rokok Elektrik dan Bahayanya
Rokok elektrik menghasilkan aerosol dengan memanaskan cairan yang biasanya mengandung nikotin-obat adiktif dalam rokok biasa, cerutu, dan produk perasa tembakau lainnya, Selain itu, juga mengandung bahan kimia lainnya yang membantu pembuatan aerosol. Rokok elektrik dapat digunakan untuk menyalurkan ganja (THC, CBD), dan obat-obatan lainnya.
Aerosol pada rokok elektrik umumnya mengandung lebih sedikit bahan kimia beracun dibandingkan dengan campuran 7.000 bahan kimia yang mematikan dalam asap rokok biasa. Aerosol rokok elektrik juga mengandung zat-zat berbahaya seperti nikotin, logam berat, senyawa organik yang mudah menguap, dan zat-zat penyebab kanker.
Rokok elektrik dapat menjadi pengganti rokok biasa dan produk tembakau lainnya bagi perokok dewasa yang tidak sedang hamil, tetapi tidak aman dan tidak disarankan untuk remaja, dewasa muda, wanita hamil, dan orang dewasa yang tidak menggunakan produk tembakau karena terdapat banyak efek berbahaya pada sistem respiratorik dan sistem tubuh lainnya.
Sistem Respiratorik:
- Iritasi pernapasn
- Abnormalitas fungsipernapasan
- Edem paru
- Cedera epitel salurannapas
- Hipoksia jaringanyang menetap
- E- Cigarette orvaping product use associated lung injury (EVALI)
Sistem tubuh lainnya:
- Sitotoksik
- Stres oksidatif
- Peningkatan inflamasi
- Kerusakan fungsiendotel
- Peningkatan aktivasitrombosit dan leukosit
- Peningkatan agregasitrombosit
- Kekakuan pembuluhdarah arteri
- Karsinogenik atau potensial karsinogenik
Masalah Merokok pada Remaja Indonesia
Berdasarkan data unicef 2019 mengenai remaja merokok menunjukkan angka yang meningkat. Hal tersebut, berarti semakin kesini, semakin banyak remaja yang menghisap rokok tentunya dengan berbagai faktor dan alasan. Masa remaja yang rentan melakukan perilaku impulsif, berbahaya, dan menantang/godaan dapat menjadi masa untuk sebagian besar memulai mencoba untuk merokok.
Remaja juga sering kali meremehkan bahaya merokok dan merasa lebih percaya dengan diri sendiri akan kesehatannya. Merokok pada remaja biasanya melewati beberapa tahapan seperti:
- Tahap preparation untuk melihat merokok sebagai aktivitas yang menyenangkan, membentuk persepsi dan melihat fungsi merokok, dan peran media sosial serta iklan.
- Tahap initation. Pada tahapan ini, remaja akan mulai mencoba merokok dengan beberapa alasan seperti ingin tampil macho, menghilangkan stres, memiliki lingkungan yang merokok, dan lainnya.
- Tahap becoming a smoker. Tahap ini akan membuat remaja jadi mulai untuk rutin merokok pada waktu tertentu.
- Tahap maintenance of smoking. Tahap terakhir ini menjadikan merokok bagian dari keseharian sebagai kebiasaan. Selain itu, pada tahapan ini juga remaja sudah mengalami kecanduan.
Oleh karena itu, sebelum semakin buruk sebaiknya, para remaja dapat melakukan pencegahan terhadap merokok seperti:
- Membentuk persepsi buruk tentang merokok. Saat di rumah, orangtua dapat memberikan contoh yang baik dengan tidak merokok, sedangkan di sekolah dapat dilakukan dengan larangan merokok dan menyajikan poster bahaya merokok.
- Mencegah inisiasi merokok seperti menghindari lingkungan dan kegiatan yang dekat dengan rokok serta ketika sedang bosan dan stres dapat dialihkan dengan kegiatan positif.
*Penulis: Fani Varensia