Pameran Survey Besar Karya Perupa Isabel dan Alfredo Aquilizan di Museum Macan

Fimela Reporter diperbarui 30 Mei 2023, 13:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Museum Macan dengan bangga akan mempersembahkan sebuah pameran survei besar yang disajikan oleh Isabel dan Alfredo Aquilizan. Yang menampilkan instalasi berskala besar, patung, dan seni gambar yang telah dibuat lebih dari 20 tahun praktik kolaboratif dari pasangan perupa ini. Museum macan sendiri merupakan museum seni modern dan kontemporer terdepan di Indonesia.

Isabel dan Alfredo Aquilizan merupakan sepasang suami istri dan rekanan artistik yang telah memamerkan karyanya secara luas di sejumlah pameran besar dan biennial di seluruh dunia. Melalui perspektif unik yang kerap kali berada pada lingkungan rumah dan keluarga, menggabungkan material-material yang mudah ditemukan sehari-hari ke dalam karya yang dibuat, dan menemukan cara di mana identitas dan sejarah terbentuk melalui perjalanan, serta imigrasi menjadi hal-hal yang membuat pasangan tersebut semakin dikenal.

Filipina menjadi tempat bagi pasangan perupa ini mulai aktif berkarya sejak akhir tahun 1990an dan 200an yang di mana periode minat terhadap seni rupa dan praktik kontemporer di Asia Tenggara sedang berkembang. Setelah itu, keduanya melanjutkan perjalanannya ke Australia pada tahun 2006 bersama kelima anaknya hingga saat ini. 

 

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

‘Somewhere, Elsewhere, Nowhere’

Wings Baanan Series. document/MuseumMacan.

Kali ini, Museum Macan mengangkat judul “Somewhere, Elsewhere, Nowhere” untuk pameran yang dipersembahkan oleh Isabel dan Alfredo. ‘Somewhere, Elsewhere, Nowhere’ ini nantinya akan menampilkan karya berskala besar, ekspansif, dan interaktif sehingga dapat menarik rasa ingin tahu pengunjung. Pada karyanya kali ini, Isabel dan Alfredo menggunakan ragam material yang sederhana dan mudah untuk ditemukan seperti kardus, sendal jepit, sikat gigi, dan selimut. 

Tentu semua material yang digunakan memiliki makna tersendiri seperti benda-benda yang sering digunakan ketika berpergian menjadi simbol dari pergerakan dan perpindahan manusia. Bagi mereka, material-material ini merupakan medium sederhana untuk membangkitkan ide-ide mengenai identitas individu, sejarah, perjalanan, dan imigrasi. 

Dalam pameran ‘Somewhere, Elsewhere, Nowhere’, sebagian besar karyanya dibuat dengan tangan baik melalui proses lokakarya maupun dikerjakan dengan bantuan tangan para artisan seperti pisau pada karya Belok Kiri Jalan Terus (2017–2018) yang dibuat oleh pandai besi di Yogyakarta dan Filipina dan pada kain piña di karya See/Through (Series 1) (2019–2023). Kain pina yang digunakan merupakan kain yang ditenun dari serat daun nanas, sedangkan nanas pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Spanyol selama penduduknya di Filipina. 

Dari karya tersebut tergambarlah sebuah komitmen mendalam dari sang perupa terhadap karya, sejarah, dan keilmuannya yang ditemukannya pada tangan para artisan sehingga ia juga merefleksikan sejarah dari penaklukan, kolonisasi, kerja paksa, dan perbudakan manusia. 

 

 

3 dari 3 halaman

Karya Perupa Isabel dan Alfredo Aquilizan

Last Flight I. document/MuseumMacan.

Sebuah sayap pesawat berskala nyata yang terbuat dari 92 sangkar burung dan disusun seperti puzzle, karya baru Isabel dan Alfredo Aquilizan juga akan ditampilkan oleh Museum Macan. 

“Kami sangat senang dapat membagikan karya-karya dari 20 tahun praktik kolaboratif kami di Museum MACAN, Jakarta. Kisah kami terinspirasi dari pengalaman bekerja di berbagai tempat, dengan beragam latar belakang yang berbeda dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Mereka semua telah menjadi bagian dari sejarah perjalanan kami, menjadi sumber inspirasi serta pengaruh penting dalam pengembangan praktik kami sebagai perupa. Karena ‘Somewhere, Elsewhere, Nowhere’ adalah tentang keterlibatan, kami sangat ingin melihat makna dari setiap karya berkembang dan bertambah melalui pengalaman pengunjung yang datang dan berinteraksi dengan karya yang dipamerkan,” ujar Isabel dan Alfredo Aquilizan, pasangan perupa asal Filipina.

“Indonesia secara khusus memiliki peranan yang penting bagi Isabel dan Alfredo Aquilizan. Mereka telah membangun relasi yang kuat dengan beragam perupa dan skena artistik di Yogyakarta selama bertahun-tahun. Kami bangga dapat menyelenggarakan pameran besar dari karya-karya mereka dan membagikannya kepada publik di Indonesia. Kami juga bangga dapat mengkomisikan karya baru dari seri Belok Kiri Jalan Terus, yaitu sebuah sayap pesawat berukuran asli, yang terdiri dari 92 sangkar burung yang disusun layaknya sebuah puzzle. Ide dari karya ini muncul dari para seniman saat berkunjung ke Yogyakarta, dan kami sangat senang dapat mewujudkannya," ujar Aaron Seeto, Direktur, Museum MACAN.

Pameran ‘Somewhere, Elsewhere, Nowhere’ akan berlangsung mulai 24 Juni hingga 8 Oktober 2023 dengan tiket yang dapat dibeli pada website Museum Macan yaitu www.museummacan.org/tickets atau melalui mitra tiket museum seperti GoTix, Tiket.com, dan Traveloka. 

Tak hanya menyajikan pameran ‘Somewhere, Elsewhere, Nowhere, Isabel dan Alfredo juga menciptakan sebuah proyek untuk anak-anak dan keluarga di Ruang Seni Anak Museum MACAN dengan judul Kisah Kotak Sepatu yang menuangkan ide mengenai rumah, migrasi, sejarah personal, dan bagaimana hubungan manusia terbentuk melalui pengalaman bersama.

 

 

 

*Penulis: Fani Varensia