Fimela.com, Jakarta Hampir semua bayi mengalami iritasi di area popok di beberapa titik selama tahun-tahun pertama kehidupannya. Meski ruam popok sering terjadi, namun masalah kesehatan ini tidak boleh diabaikan.
Ruam popok memiliki banyak penyebab berbeda, dan para ahli kulit terus mempelajarinya lebih banyak mengenai masalah bayi ini. Ruam popok sendiri ialah iritasi pada kulit di dalam popok. Ini dapat berkisar dari ringan hingga parah, dan dapat muncul dalam berbagai cara.
Ruam popok dapat terlihat seperti bintik-bintik merah muda yang datar, benjolan yang menonjol, permukaan merah, atau bahkan kulit yang berdarah. Bayi mudah terkena ruam karena memiliki kulit sensitif.
Selain itu, mereka sering buang air besar dan kecil, sehingga area di dalam popok tetap lembap. Ketika kulit tidak pernah memiliki kesempatan untuk benar-benar kering, kulit menjadi rentan terhadap iritasi dan kuman.
Melansir goodrx.com, ada beberapa jenis ruam popok yang umum terjadi pada si kecil. Apa saja? Yuk kita bahas.
What's On Fimela
powered by
1. Ruam popok dermatitis kontak iritan
Ketika kulit teriritasi oleh sesuatu yang menyentuhnya, hasilnya adalah dermatitis kontak iritan. Ini adalah jenis ruam popok yang paling umum. Di area popok, penyebab dermatitis kontak iritan dapat berupa, air pipis, kotoran si kecil, bahan popol mengandung kimia, tisu mengandung bahan kimia, lotion.
Ruam popok dermatitis kontak iritan sering dimulai dengan ruam datar berwarna merah muda di area di mana iritasi menyentuh kulit. Area kulit yang terlindungi — seperti tempat yang terselip jauh di dalam lipatan kulit — seringkali tetap normal dan terlihat sehat. Semakin lama bahan iritan menempel di kulit, semakin parah rasa sakit dan kemerahannya.
2. Dermatitis kontak alergi
Terkadang bayi bisa mengalami alergi terhadap produk yang digunakan di kulitnya. Ruam jenis ini dapat muncul saat pertama kali menggunakan produk baru, atau dapat terjadi penundaan selama beberapa minggu. Penyebab paling umum dari dermatitis kontak alergi adalah wewangian, pewarna, atau bahan kimia lainnya di tisu, krim, dan detergen. Bayi dengan dermatitis kontak alergi akan mengalami ruam merah, sering bersisik di area yang bersentuhan dengan alergen tersebut.
Ruam bisa meluas ke kulit di luar popok, termasuk area yang bahkan tidak bersentuhan langsung dengan alergen. Dermatitis kontak alergi dapat dimulai dengan ringan, tetapi akan menjadi lebih parah jika tidak menghilangkan alergennya.
3. Ruam popok ragi (Candida)
Candida albicans adalah sejenis ragi (jamur) yang hidup di dalam usus. Itu juga dalam kotoran. Ini menyebabkan ruam popok karena lingkungan yang hangat dan lembab di dalam popok adalah tempat yang ideal untuk pertumbuhan jamur.
Selain itu, kulit lembap — seperti kulit di area popok bayi — juga lebih rentan terhadap serangan kuman dibandingkan kulit kering. Saat ragi menempel dalam waktu lama di kulit bayi yang lembab dan rentan, ruam ragi yang menyakitkan dapat berkembang.Ruam popok ragi terlihat seperti ratusan bintik bulat kecil, yang bisa berkisar dari merah muda pucat hingga merah cerah.
4. Ruam popok bakteri
Kadang-kadang bakteri menambah masalah ruam popok. Hal ini kemungkinan besar terjadi saat kulit sudah meradang atau rusak, karena bakteri bisa masuk ke dalam kulit dan menyebabkan infeksi. Staphylococcus aureus, termasuk beberapa jenis S. aureus (MRSA) yang kebal antibiotik, sering disalahkan.
Ruam popok bakteri yang disebabkan oleh S. aureus sering terlihat seperti jerawat merah dengan bagian tengah berwarna putih atau kuning. Jika meletup, bisa mengeluarkan nanah.
5. Ruam popok radang
Streptococcus pyogenes adalah jenis lain dari ruam popok bakteri. Pada anak yang lebih besar dan orang dewasa, S. pyogenes menyebabkan radang tenggorokan dan masalah lainnya. Tetapi pada bayi, radang dapat menyebabkan ruam parah di area popok yang disebut "radang perianal". Strep perianal tampak seperti bercak merah cerah di sekitar anus.
6. Penyakit tangan, kaki, dan mulut
Penyakit tangan, kaki, dan mulut adalah infeksi virus menular yang sangat umum terjadi pada anak kecil. Untungnya, biasanya tidak berbahaya - tetapi bayi dan balita yang terkena penyakit HFM sering mengalami ruam di tangan, kaki, wajah, dan di area popok. Ruam popok yang menyertai penyakit ini terlihat seperti puluhan bintik merah muda atau merah.