Fimela.com, Jakarta Saat orang tua memutuskan untuk berpisah, kehidupan akan berbeda karena sudah tidak lagi terikat hubungan pernikahan. Mulai dari kesepian, masalah ekonomi, atau kondisi mental bisa menjadi dampak setelah perceraian. Dampak buruk tidak hanya dirasakan oleh orang tua yang cerai, namun juga pada anak. Baik anak tinggal dengan ibu atau ayahnya, mereka akan merasakan perbedaan signifikan pada keseharian mereka.
Beberapa anak mungkin tidak bisa menerima kondisi keluarga yang telah berubah dan sering marah karena tidak terima akan keputusan orang tua. Beberapa lainnya, meski terlihat mampu menerima kondisi, mental anak bisa terganggu karena tekanan sosial dan emosi terpendam. Melansir dari Verywell Family berikut dampak perceraian orang tua pada kondisi anak.
What's On Fimela
powered by
1. Stres Terkait Perceraian
Anak akan mengalami perubahan komunikasi sehari-hari setelah orang tua berpisah. Kontak yang menurun mempengaruhi ikatan orang tua-anak yang menyebabkan hubungan renggang. Hal ini berpengaruh pada tingkat stres yang lebih tinggi. Pindah sekolah, pindah ke rumah baru, dan tinggal dengan orang tua tunggal adalah kondisi yang membuat anak sulit beradaptasi.
2. Risiko Depresi dan Cemas
Berapa pun usia anak, perceraian akan berpengaruh pada kondisi mental mereka. Risiko terbesar yang akan dialami adalah depresi dan cemas berlebih. Hal ini disebabkan emosi terpendam akan pertengkaran dan perpisahan orang tua yang membuat mereka kesepian, sedih berlebihan, atai stres yang tidak terkendali.
3. Masalah Perilaku
Anak-anak dari keluarga yang bercerai berpotensi mengalami lebih banyak masalah eksternal seperti gangguan perilaku, kenakalan, dan perilaku impulsif daripada anak-anak dari keluarga utuh. Selain masalah perilaku, anak juga mungkin mengalami konflik dengan teman sebaya setelah perceraian. Hal ini bisa disebabkan karena pelampiasan rasa kecewa.
4. Prestasi Akademik Buruk
Studi menemukan anak dari keluarga yang bercerai cenderung memiliki prestasi akademik yang buruk meski tidak semua pasti mengalaminya. Penyebabnya bisa karena fokus anak yang teralihkan karena beban pikiran dan perasaan sehingga anak cenderung acuh dengan pelajaran di kelas yang menurunkan prestasinya.
5. Berpotensi Melakukan Hal Buruk
Bagi anak usia remaja yang mengalamiperceraian keluarga cenderung mudah terpengaruh pergaulan bebas dan hal buruk lain. Hal ini dikarenakan anak merasa tidak diperhatikan orang tua dan rasa sayang yang diberikan tidak lagi utuh seperti sebelumnya. Perilaku buruk yang dilakukan adalah bentuk pelampiasannya yang tidak mampu menerima keadaan keluarga.
Perceraian orang tua memang sulit bagi orang tua maupun anak. Tetap perhatikan kondisi anak, jelaskan pada mereka perlahan, dan beri perhatian serta kasih sayang penuh agar kebutuhan anak akan kehadiran kedua orang tua tetap terpenuhi.
Penulis: Mufiidaanaiilaa A.S