Fimela.com, Jakarta Perkembangan teknologi yang pesat, terutama teknologi Artificial Intelligence (AI), telah memberikan dampak yang signifikan pada kehidupan manusia saat ini. Dilansir dari Forbes, AI adalah teknologi yang dapat meniru kemampuan manusia untuk belajar, mengambil keputusan, dan melakukan tugas tertentu tanpa bantuan manusia.
Dalam aspek kehidupan manusia, teknologi AI telah memberikan banyak manfaat seperti kemudahan dan efisiensi dalam berbagai tugas, memberikan solusi terkait masalah yang sulit diatasi, membantu perusahaan atau industri berkembang, dan sebagainya. Salah satu teknologi AI yang sedang populer dan marak digunakan oleh banyak orang saat ini yakni ChatGPT.
Dilansir dari TechTimes, ChatGPT atau (Chat Generative Pre-trained Transformer) merupakan suatu model bahasa alami (NLP) berbasis jaringan saraf yang dikembangkan oleh OpenAI. ChatGPT dilatih menggunakan teknik pembelajaran mesin yang disebut "unsupervised learning" pada korpus besar teks dan memiliki kemampuan untuk menghasilkan teks yang mirip dengan teks manusia dalam berbagai tugas, seperti menjawab pertanyaan, menerjemahkan, merangkum teks, dan sebagainya. Dengan demikian, ChatGPT dapat digunakan sebagai asisten virtual atau chatbot untuk membantu menjawab pertanyaan dan memberikan informasi kepada pengguna secara real-time.
Namun, seiring dengan kemajuan teknologi AI, ada juga kekhawatiran tentang penyalahgunaan ChatGPT sebagai aksi penipuan. Berdasarkan penelitian Kaspersky "Date or DAIte?" yang menyurvei pria dan wanita lajang di Inggris, ChatGPT digunakan sebagai sarana untuk melancarkan aksi penipuan atau catfishing dalam hubungan percintaan. Hal ini ditunjukkan melalui survei yang dilakukan dalam penelitian Kaspersky dimana 54% pria lajang tertarik menggunakan ChatGPT untuk meningkatkan kemampuan obrolan mereka dan 51% wanita menggunakan ChatGPT untuk meningkatkan jumlah orang yang mereka ajak bicara di aplikasi kencan secara bersamaan.
What's On Fimela
powered by
Benarkah kehadiran AI ChatGPT dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kejahatan di dunia maya?
Berdasarkan temuan tersebut, Crystal Cansdale selaku pakar kencan di salah satu aplikasi kencan global, Inner Circle, membagikan opininya terkait penggunaan chatbots dalam hubungan percintaan.
“Saat ini semakin banyak orang yang bosan dengan aplikasi kencan karena adanya tekanan atau insecure untuk menjadi pribadi yang asli atau original. Dengan teknologi AI seperti ChatGPT yang sekarang tersedia, saya tidak terkejut apabila orang lajang memilih mencoba menggunakannya untuk membantu mereka menonjol dari yang lainnya. Namun, perlu diketahui bahwa penggunaan chatbot merupakan bentuk kepalsuan dan ini menjadi kekhawatiran. Keaslian adalah inti dari membangun hubungan, dan terlepas dari seberapa nyata pesan yang dihasilkan ChatGPT dapat terlihat dan itu hanya akan membawa kamu pada hal yang tidak nyata,” ucap Crystal Cansdale, pakar kencan di Inner Circle seperti tertulis dilansir dari Kasperky.com.
Terlepas dari tujuan pengguna ChatGPT sebagai sarana untuk meningkatkan percakapan dalam hubungan kencan, perlu dipahami bahwa kita juga harus berhati-hati terhadap ancaman kejahatan yang mungkin muncul dari hubungan kencan. Hal ini disampaikan oleh David Emm selaku Principal Security Researcher Global Research and Analysis Team, Kaspersky yang meninjau bahwa penggunaan ChatGPT dalam hubungan kencan dapat disalahgunakan dengan itikad tidak baik.
Selalu waspada dan berhati-hati dalam melakukan dating online
"Menggunakan AI seperti ChatGPT untuk menciptakan obrolan yang menarik mungkin tampak tidak berbahaya dan bisa menjadi salah satu cara yang menyenangkan untuk memulai percakapan dengan pasangan. Akan tetapi, mereka yang menggunakan aplikasi kencan juga harus menyadari bahwa tidak semua orang akan menggunakannya dengan itikad baik. Beberapa mungkin menggunakan ChatGPT untuk catfishing atau menipu seperti berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan dirinya dan memikat orang lain ke dalam skenario yang tidak baik. Apabila AI akan membuat catfishing lebih mudah, penting bagi individu untuk tetap waspada saat berkomunikasi dengan orang lain secara online. Selain itu, selalu berhati-hati dan verifikasi keaslian orang yang Anda ajak bicara untuk menghindari taktik penipuan," ucap David Emm, Principal Security Researcher Global Research and Analysis Team, Kaspersky.
Cansdale juga menambahkan, penting bagi masyarakat untuk selalu memastikan menggunakan aplikasi kencan yang aman dan waspada dengan lawan bicara. Sebab, kehadiran platform teknologi mutakhir seperti AI akan sangat memudahkan penipu dalam melancarkan aksinya.
*Penulis: Amelia Septika.