Fimela.com, Jakarta Perlukaan yang terjadi pada bagian anggota tubuh menjadi musuh besar bagi para penderita diabetes. Mereka yang menderita diabetes membutuhkan waktu lebih lama untuk penyembuhan luka. Luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama membuat jaringan di sekitar luka mati dan harus diamputasi.
Menurut dr. Suko Adiarto, Sp.JP(K) dari Heartology menjelaskan penyebab dari luka yang sulit sembuh dan berujung amputasi ini merupakan komplikasi lanjutan dari diabetes yang diderita seseorang.
"Sebenarnya paling sering (penyebab amputasi ) karena trauma akibat kecelakaan. Tapi sekarang karena kelainan pembuluh darah, banyak pasien kita mengalami amputasi. Yang kedua diabetes, sebagian besar penderita diabetes mengalami penyempitan pembuluh darah yang membuat asupan oksigen dan nutrisi tidak sampai ke jaringan," kata dr. dr. Suko Adiarto, Sp.JP(K).
Diabetes merupakan salah satu faktor risiko penyebab keluhan gangguan pembuluh darah dan luka yang sulit sembuh. Hal ini dikarenakan tingginya kadar gula darah pada penderita diabetes membuat pembuluh darah arteri lama-lama akan mengeras dan menyempit.
Peripheral Angioplasty
Hal ini menyebabkan aliran darah dari jantung menuju seluruh tubuh jadi terhambat, penyempitan pembuluh darah yang akhirnya menghambat suplai darah yang kaya oksigen dan nutrisi, hal inilah yang menimbulkan Penyakit arteri perifer (PAP) atau Peripheral Artery Disease (PAD) yaitu terjadinya penyumbatan pada arteri perifer, selain itu membuat penderita luka diabetes kesulitan memperbaiki kerusakannya dengan cepat. Menyebabkan kematian jaringan hingga ancaman amputasi.
Selain karena kelainan pembuluh darah, perawatan yang tidak tepat juga meningkatkan risiko amputasi. Menurut penelitian, 6 dari 7 orang yang telah diamputasi mengatakan kondisinya berawal dari luka kecil yang tidak dirawat dengan baik. Luka kecil yang disepelekan dan diagnosa yang tidak tepat menyebabkan perawatan yang diberikan juga menjadi tidak tepat.
Risiko amputasi bisa diminimalisir dengan diagnosa yang tepat dari ahli medis serta perawatan yang tepat. Salah satunya dengan dilakukannya prosedur Peripheral Angioplasty. Prosedur ini dilakukan untuk mengatasi penyakit arteri perifer. Peripheral Angioplasty merupakan prosedur nonbedah menggunakan kateter. Ini bertujuan untuk menghilangkan sumbatan dengan pemakaian balon dan stent.
Tidak disarankan menggunakan kapas
"Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan di bidang perawatan luka telah berhasil menekan angka amputasi. Penggunaan berbagai dressing modern untuk mengatasi infeksi dan menjaga agar suasana luka tetap lembap juga sangat diperlukan. Karena dalam suasana lembap, pertumbuhan jaringan baru menjadi lebih optimal dan proses penutupan luka oleh sel kulit baru bisa terjadi dengan lebih cepat,” kata dr. Suko.
Menurut dr. Adisaputra Ramadhinara, MD, Msc, CWSP, FACCWS, perawatan luka bagi penderita diabetes dan non-diabetes tidak dianjurkan untuk penggunaan kassa sebagai penutup luka. Kassa tidak dapat menjaga kelembapan daerah luka dan dapat meningkatkan risiko infeksi.
Saat ini perawatan luka selalu mengedepankan pentingnya kerja sama multidisiplin. Pada kasus luka diabetik kaki, perawatan luka dapat ditangani oleh dokter spesialis luka. Namun, bilamana terjadi penyumbatan pembuluh darah di kaki, maka diperlukan keterlibatan spesialis vaskular untuk tindakan revaskularisasi atau perbaikan aliran darah ke tungkai guna menunjang proses penyembuhan luka yang optimal.