5 Langkah Mudah Melindungi Alam Dengan Mengurangi Mikroplastik

Fimela Reporter diperbarui 13 Mei 2023, 15:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Menjaga, melindungi, dan melestarikan alam sudah menjadi tanggung jawab masyarakat. Namun, terkadang masih banyak masyarakat yang melakukan kegiatan dan berdampak pada kerusakan alam sehingga menimbulkan banyak permasalahan yang berdampak pada alam, salah satunya permasalahan mikroplastik. Kini mikroplastik telah menjadi isu yang mengganggu bagi masyarakat karena dampaknya mengancam kesehatan dan alam yang dekat dengan keseharian manusia. 

Pusat Riset dan Kajian Obat dan Makanan (PRKOM) BPOM Indonesia mengungkapkan, cemaran mikroplastik saat ini telah ditemukan pada ikan dan air baku yang biasanya digunakan untuk minum. Hal tersebut, mengakibatkan partikel tak kasat mata yang berukuran 5 mm-1µm dapat masuk dengan mudah ke dalam tubuh manusia. 

Berdasarkan hasil temuan Ecological Observation and Wetland Conservation (Ecoton) pada Januari hingga Maret 2021, terdapat 3 sungai besar di Pulau Jawa, yaitu Sungai Brantas, Sungai Bengawan Solo dan Sungai Citarum yang teridentifikasi terkontaminasi mikroplastik. Selain itu, temuan Ecoton juga membuktikan bahwa ikan yang berhabitat di ketiga sungai tersebut teruji positif mikroplastik. Keadaan tersebut tentu membahayakan dan menimbulkan kecemasan karena ikan yang merupakan sumber protein dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat.

 

 

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Mikroplastik Sampai Tubuh

Pemilahan Sampah. document/Coway.

Meminum air dan Memakan ikan yang tercemar dengan mikroplastik akan menjadi gerbang masuk bagi “Monster Mikro” ke dalam tubuh. Walaupun WHO mengatakan bahwa mikroplastik dengan ukurangan lebih dari 150 mikrometer dapat diekskresi pada sistem pencernaan, tetapi dalam kehidupan sehari-hari nyatanya manusia tidak dapat menghindar dari paparan mikroplastik. 

Oleh karena itu, dalam upaya menghambat pencemaran mikroplastik di alam. Berikut 5 langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi mikroplastik:

Menolak untuk menggunakan kantong plastik saat berbelanja

Walaupun sudah beberapa waktu lalu hingga saat ini, pemerintah menetapkan peraturan untuk pelarangan penggunaan kantong plastik pada pusat perbelanjaan, pasar rakyat, dan toko swalayan. Namun, beberapa dari kamu mungkin masih sering menemukan kantong plastik sebagai wadah pada beberapa toko kelontong. Jika menjumpai hal tersebut, sebenarnya kamu dapat mengantisipasinya dengan membawa kantong belanja sendiri dan untuk mengemas bahan-bahan dapur seperti cabai, bawang, atau daun seledri, kamu dapat menggunakan kertas atau koran. 

Melakukan pemilahan sampah

Melakukan pemilahan sampah rumah tangga dapat menjadi langkah kedua yang kamu lakukan. Kamu dapat mengkategorikan sampah menjadi dua yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik sendiri biasanya terdiri dari sisa-sisa makanan, sedangkan sampah anorganik terdiri dari bahan plastik, kertas, elektronik, kaleng, dan beling. Langkah ini tentu secara tidak langsung juga dapat mempermudah petugas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dalam melakukan pemilahan sampah yang dapat didaur ulang.

 

3 dari 3 halaman

Menyalurkan Sampah Plastik Jenis PET ke Bank Sampah

Pembuangan Limbah Langsung ke Sungai. document/Coway.

Plastik PET atau Polyethylene Terephthalate merupakan jenis plastik yang paling umum untuk didaur ulang. Cara untuk kamu mengidentifikasinya biasanya dapat dilihat pada bagian bawah yang akan tercantum tulisan PET dengan kode angka 1. Tak hanya mudah didaur ulang, jenis plastik PET juga bisa dikonversi menjadi produk turunan yang beragam dan bernilai ekonomi relatif tinggi. Plastik PET bekas konsumsi rumah tangga juga dapat dikumpulkan oleh masyarakat secara mandiri untuk disalurkan ke bank sampah dalam bentuk vending machine. Biasanya setelah botol PET dimasukkan, masyarakat akan dapat reward atau poin yang dapat diuangkan.

Menghindari pembuangan limbah rumah tangga langsung ke sungai

Salah satu faktor dominan yang membuat pencemaran sumber air adalah rumpukan sampah plastik di sungai. Mikroplastik berawal dari sampah berbahan plastik yang mengambang dan terdegradasi. Dalam regulasi baku mutu mikroplastik, Ecoton juga turut mendesak pemerintah untuk membuat regulasi mengenai larangan rumah tangga untuk membuang limbah atau sampah langsung ke sungai.

Kurangi penggunaan wadah minuman plastik sekali pakai dengan beralih ke water purifier

Penggunaan wadah minuman plastik sekali pakai juga menjadi salah satu faktor berkembangnya mikroplastik. Oleh karena itu, untuk meminimalisir penggunaan wadah minuman plastik sekali pakai, masyarakat dapat merubah gaya hidup dengan menggunakan water purifier yang dikeluarkan oleh Coway. Coway water purifier menggunakan sistem filtrasi Reverse Osmosis (RO) yang dapat menyaring partikel hingga 0,0005 mikrometer, termasuk mikroplastik. Produk ini telah menerima sertifikasi Halal dari JAKIM pada tahun 2010 untuk seluruh bagian dalam produk, termasuk filter.

Tak perlu khawatir, Coway juga memberikan fasilitas pengecekan dan pemantauan kualitas air melalui Coway Water Quality Lab untuk menghadirkan air yang berkualitas bagi pelanggannya setiap hari. Selain itu, seluruh produknya juga telah tersertifikasi sehingga menjamin keamanan dan kenyamanan konsumennya. 

 

 

*Penulis: Fani Varensia