Hal-Hal Penting yang Harus Dibicarakan Terkait Keuangan dalam Pernikahan

Fimela Reporter diperbarui 07 Mei 2023, 22:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Dalam suatu pernikahan, komunikasi menjadi aspek penting untuk mempertahankan hubungan yang baik dan sehat. Banyak hal yang harus dibicarakan sebelum maupun sesudah pernikahan, ini termasuk masalah keuangan. Siapa yang bayar apa, ingin menabung di mana, bagaimana biaya pendidikan anak, dan sebagainya. Menjadi topik paling umum yang dikhawatirkan oleh pasangan suami istri. 

Pernikahan tidak hanya sebatas rasa kasih sayang antar suami istri, namun juga bagaimana mereka akan mengelola keuangan untuk memberikan kehidupan rumah tangga yang nyaman dan harmonis. Sayangnya, banyak pasangan yang belum siap atau belum mulai membicarakan tentang uang. Padahal, uang bisa menjadi alasan utama dari awalnya pertengkaran dalam rumah tangga yang berujung pada perceraian. Tidak ingin hal ini terjadi bukan? 

Melansir dari BetterUp, membicarakan keuangan dengan pasangan sangat penting dilakukan demi keberlangsungan hidup keduanya dan anak di masa depan. Lalu, apa yang harus dilakukan? Tidak ada kata terlambat untuk semuanya, segera berbincang terkait keuangan bersama pasanganmu, dimulai dengan hal-hal terkecil seperti terbuka dengan penghasilan tiap bulan, riwayat hutang saat ini dan di masa lalu yang belum terselesaikan, kebiasaan belanja, hingga rencana menabung. Perlu diingat juga untuk membahas masalah keuangan dengan pasangan harus didasari dengan kejujuran, keterbukaan, dan dalam kondisi hati yang tenang. 

Penyebab uang menjadi topik yang harus dibicarakan dalam pernikahan

1. Pinjaman

Membahas mengenai uang bisa menjadi topik sensitf bagi tiap orang, termasuk didalam pernikahan. Salah satu permasalahan yang penting untuk dibahas adalah tagihan atau pinjaman kedua pihak, termasuk hutang pinjaman jika ada.

2 dari 4 halaman

2. Penghasilan yang berbeda

Menabung untuk masa depan. (unsplash.com/@towfiqu999999)

Apakah salah satu pasangan perlu mengambil waktu dari pekerjaan, apakah untuk merawat orang tua, anak, atau kembali ke sekolah? Kedua pasangan sangat mungkin memiliki pendapatan yang berbeda dari tempat dimana mereka bekerja. Terlepas dari siapa yang lebih banyak dan lebih sedikit, kedua pasangan harus bekerja sama dan memegang kendali yang sama atas keuangan rumah tangga. Jangan sampai ada rasa paling berkuasa karena penghasilannya lebih besar, lalu seenaknya bisa mengendalikan pasangannya yang penghasilannya lebih kecil.

3. Bagaimana dengan tabungan?

Berapa banyak uang yang harus kita tabung? Salah satu pertanyaan paling banyak ditanyakan oleh pasangan suami istri, terkait seberapa banyak dan sampai kapan mereka akan menabung. Saat awal-awal pernikahan memang saat-saat paling menyulitkan, terutama pada aspek pengeluaran dan pendapatan, semuanya serba baru dan mendesak. Banyak pasangan suami istri yang merasa belum bisa menabung karena banyak keperluan yang harus dipenuhi. Tidak masalah, karena prioritas hidup paling utama adalah kebutuhan hidup, tetapi  penting juga untuk selalu memiliki tabungan untuk mengatasi hal-hal tak terduga di kemudian hari. Sisihkan uang dalam jumlah kecil bisa menjadi cara yang tepat untuk memulai menabung. 

3 dari 4 halaman

4. Menetapkan tujuan

Rencana membangun bisnis keuarga bersama pasangan. (unsplash.com/@krakenimages)

Pasangan yang sering bertengkar biasanya dikarenakan perbedaan pendapat, apalagi terkait tujuan hidup. Dalam pernikahan, permasalahan seperti ini harus segera ditangani demi kelangsungan hidup yang terkendali. Sebagai pasangan pernikahan, keduanya harus saling mendukung satu sama lain guna mencapai tujuan tersebut. Apa yang penting bagi kami? Apakah kita ingin bepergian, membeli rumah, memulai bisnis, atau memulai sebuah keluarga? Coba untuk menjawab pertanyaan ini bersama pasanganmu.

5. Pengeluaran rumah tangga

Tagihan mana yang perlu dibayar setiap bulan, dan bagaimana cara kita membayarnya? Ini menunjukkan betapa pentingnya untuk mengalokasikan persenan upah gaji untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup tidak hanya sekadar uang makan atau transportasi saja, melainkan lebih besar daripada itu. Ini termasuk biaya sewa rumah atau cicilan rumah, biaya listrik, air, dan dana darurat. Hal-hal seperti ini harus sudah dibicarakan saat-saat membangun rumah tangga.

4 dari 4 halaman

Tips untuk membicarakan keuangan tanpa menyinggung satu sama lain

Berbicara saat keadaan sedang tenang. (unsplash.com/@beccatapert)

Berbicara dengan serius namun tetap tenang

Api jika dilawan sama api bukanlah cara yang tepat untuk menghadapi masalah. Berbicara mengenai uang akan sedikit memakan emosi dan kesabaran yang tinggi. Sebelum meminta pasangan untuk membahas mengenai uang, coba perhatikan keadaan dan kondisi terlebih dahulu, apakah ia baru pulang bekerja, lelah setelah seharian diluar, atau sedang mengirit di tanggal tua. Cari momen yang pas saat kamu dan pasanganmu lagi di kondisi tenang dan tidak ada fokus lain. Pastikan untuk serius dan memiliki hati yang tenang saat berbicara, membahas uang tidak bisa dilakukan ketika salah satu pihak berfokus pada hal lain.

Konsultasi untuk meminta nasihat

Tidak ada salahnya untuk meminta bantuan dari layanan keuangan profesional. Banyak manfaat yang didapat jika meminta nasihat dari ahlinya secara langsung, seperti perencanaan anggaran masa depan, rencana berbisnis, asuransi, atau untuk investasi. Mereka akan membantu untuk mencari jalan keluar dan memvalidasi dari perencanaan kalian.

Jujur!  Jangan merahasiakan kepada satu pihak

Banyak pendapat yang mempertanyakan apakah setelah menikah harus membuat tabungan bank terpisah atau tidak, jawabannya adalah perlu. Walaupun begitu, memiliki tabungan pribadi bukan berarti harus merahasiakan apa yang di dalamnya atau untuk apa uang tersebut. Baik menyimpan akun terpisah atau tidak, sebagai pasangan harus berada di tujuan yang sama. Misalnya, secara pribadi kamu lebih suka memiliki uang belanja di tabungan pribadi.  Ini akan memudahkan untuk mengatur keperluan-keperluan pribadi diluar rumah tangga. 

 

*Penulis: Balqis Dhia.

#Breaking Boundaries