Fimela.com, Jakarta Bintang muda Ari Irham menjadi salah satu cast yang terlibat dalam film berjudul Angel: Kami Semua Punya Mimpi. Dalam film yang merupakan sekuel dari cerita berjudul My Idiot Brother yang sempat menghiasi layar bioskop pada tahun 2014 lalu, Ari Irham memerankan sosok relawan bernama Miko.
Saat konferensi pers jelang penayangannya, Ari Irham mengaku senang bisa ikut terlibat dalam film yang diproduksi oleh Fast Film. Terlebih, tema yang diangkat terbilang tak biasa dan pesan yang disampaikan dalam ceritanya pun punta tujuan yang mendalam.
"Saya senang banget dikasih kesempatan bisa menjadi karakter seorang relawan, karena relawan itu pekerjaan mulia buat saya. Makna yang didapat, jalan tersulit pasti akan membuahkan hasil yang luar biasa," kata Ari Irham di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Jalan Cerita
Secara garis besar, film Angel: Kami Semua Punya Mimpi bercerita tentang seorang gadis bernama Angel yang dirundung kesedihan setelah kakaknya meninggal dunia. Namun saat mencoba membuka lembaran baru dengan pindah ke Jogja, Angel bertemu pria bernama Andromeda, seorang disablitas yang mengingatkan Angel pada almarhum kakaknya.
Pertemuan Angel dengan Andro pun dijadikan motivasi untuk memperbaiki kesalahannya pada sang kakak di masa lalu. Bersama Miko, dia pun turut membantu Andro untuk mengejar cita-cita yang selama ini tak pernah bisa diwujudkan karena tak mendapatkan izin dari ibunya.
"Film ini memiliki pesan moral yang penting bagi seluruh masyarakat indonesia untuk memiliki sikap empati kepada saudara disekeliling kita yang mempunyai kebutuan khusus. Bagi yang berkebutuhan khusus harus berani bermimpi dan memperjuangkan mimpi menjadi kenyataan," jelas Ivan Hamdhani Putera selaku sutradara.
Media Edukasi
Film Angel: Kami Semua Punya Mimpi akan mulai tayang di bioskop mulai 4 Mei 2023. Film yang dibintangi Cut Beby Tsabina, Fico Fachriza, Ari Irham, Via Vallen, Donny Kesuma, Merry Riana, Dani Aditya, dan Dyah Mulyani ini diharapkan bisa menjadi media edukasi untuk masyarakat dalam bersikap terhadap kaum autisme.
"Saya membuat film karena ingin memberikan tontonan yang berkualitas, tentunya dengan film edukasi yang memberikan impact baik kepada seluruh masyarakat Indonesia. Kenapa Angel, karena masih banyak stigma negatif terhadap penyandang disabilitas atau berkebutuhan khusus, terutama dikalangan remaja mendorong kami mengangkatnya dalam layar lebar," ujar Hamdani Koestoro selaku produser.