Diary Fimela: Memiliki Banyak Waktu Kosong Saat Pandemi Menjadi Awal Mula Berdirinya Clayt

Fimela Reporter diperbarui 16 Mei 2023, 13:51 WIB

Fimela.com, Jakarta Didirikannya Clayt sejak 2020, tepatnya bulan Maret, awalnya Filene, owner Clayt masih bekerja full time dan sejak pandemi mengharuskannya untuk melakukan pekerjaannya dari rumah atau WFH membuatnya memiliki banyak waktu kosong. Melihat hal tersebut, Filene akhirnya memanfaatkan waktu kosong yang ada saat pandemi dengan mengembangkan hobi membuat clay menjadi aksesoris yang ditekuninya sejak November 2020. 

Sejak kecil, Filene memang sudah menyukai pembuatan prakarya khususnya dari clay. Mulai dari air dry clay, play doh, hingga tanah liat telah ia coba untuk membuat prakarya. Namun, untuk saat ini, Filene memilih menggunakan polymer clay untuk pembuatan bisnisnya karena menurutnya bahan tersebut sangat cocok untuk pembuatan aksesoris anting. 

Dengan memiliki fokus awal pada earrings mendorong Clayt semakin berkembang menjadi beberapa kategori produk seperti gelang, kalung, keychain, phone chain, dan 3D miniatur. Melihat bisnisnya yang semakin berkembang membuat Filene tidak pernah menyangka bisa sejauh ini. Oleh karena itu, pemilihan nama Clayt sendiri hanya berasal dari keinginan Filene untuk mencantumkan produk yang dijualnya yaitu clay dalam penamaan bisnisnya. 

 

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Custom di Clayt Bisa Lho!

Clayt Custom. instagram/clayt.id.

Penjualan produk Clayt tidak hanya terbatas pada barang ready stock yang tersedia, tetapi juga menerima pesanan custom. Salah satunya pet custom order, produk yang dapat di custom oleh customer untuk membentuk muka binatang peliharaannya atau request muka binatang peliharaan temannya untuk sebagai hadiah. Hal tersebut, tentu menjadi akan menjadi hal yang sangat berkesan bagi para customernya, terutama bagi mereka yang ingin dibuatkan miniatur kenang-kenangan tentang petnya tersebut yang mungkin sudah mati. 

Pembuatan pesanan custom yang unik, berkesan dan memiliki cerita tersendiri bagi Filene dan customer-nya serta menjadi bisnis yang masih jarang ditemui di Indonesia menjadikan ciri khas bagi Clayt. 

“Untuk di Indonesia ini bener-bener masih unik banget soalnya aku ngeliat yang lain itu masih belum, jaranglah yang punya bisnis aksesoris dari polymer clay ini, ditambah yang bikin unik jg karena ini semuanya literally handmade. Jadi meskipun kita bikin anting kiri-kanan sama persis, tapi pasti ada bedanya sedikit soalnya kan ini handmade. Jadi itu yang bikin unik juga,” ujar Filene, owner Clayt. 

 

 

3 dari 3 halaman

Tantangan Terkadang Berasal Dari Diri Sendiri

Aksesoris Clayt. instagram/clayt.id.

Hampir sama seperti kebanyakan orang yang baru mau memulai bisnis, Filene juga sempat mengalami keraguan akan dirinya dan produk yang akan dijualnya. Ditambah dengan e-commerce yang masih belum seperti sekarang, membuat Filene menjual bisnisnya hanya melalui Instagram saja. Hal tersebut tentu menjadi tantangan awal terbesar yang harus dihadapinya supaya bisnisnya dapat berjalan. Namun, tak hanya itu, tantangan juga datang dari produk yang bersifat handmade dan memakan waktu yang cukup lama dalam pembuatannya, membuat Clayt tidak dapat menerima orderan dalam jumlah besar yang seharusnya hal tersebut dapat menjadi peluang untuk Clayt untuk semakin berkembang. 

Belum lagi dipersulit dengan mencari karyawan untuk dapat mengerjakan produksi dari produk Clayt karena sejauh ini Filene melakukan bagian produksi secara sendiri, sedangkan untuk bagian finishing, admin, dan lainnya sudah memiliki tim yang khusus menanganinya. Sejauh ini model-model yang digunakan pada produknya juga terinspirasi dari mana saja, baik dari sosial media maupun ketika Filene berkunjung pada suatu toko yang memiliki banyak pattern seperti toko keramik. 

Dengan berdirinya Clayt kedepannya, Filene berharap supaya bisnisnya semakin besar, dapat memiliki offline store dan lebih sering mengikuti banyak bazaar offline serta mempunyai staf-staf yang bisa membantunya produksi supaya dapat semakin berkembang.

 

 

*Penulis: Fani Varensia