Aturan Pakai Cessa Fever Drop yang Benar dan Efektif

Fimela Reporter diperbarui 07 Mei 2023, 19:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Panas atau demam pada bayi mungkin memang sudah menjadi hal yang umum. Oleh karena itu, sebagai orangtua seharusnya selalu siap siaga dengan obat untuk meredakan atau mengobati panas atau demam pada bayi, terutama dalam musim liburan seperti ini. Bayi mungkin akan lebih mudah terkena demam atau panas akibat cuaca ketika sedang beraktivitas di luar ruangan. 

Dilansir dari healthdirect.gov.au, demam merupakan kondisi ketika badan bersuhu 38°C atau lebih tinggi. Biasanya demam ringan cukup umum terjadi pada anak kecil. Terdapat tiga cara metode pengukuran suhu pada anak: 

  • Menggunakan termometer rektal, demam ditunjukkan ketika suhu badan di atas 38°C.
  • Menggunakan termometer oral, demam ditunjukkan ketika suhu badan di atas 37,8°C, tetapi pengukuran ini tidak akurat pada bayi.
  • Menggunakan termometer ketiak, demam ditunjukkan ketika suhu badan di atas 37,2°C.

Namun, suhu badan yang meningkat pada bayi tidak hanya berarti ia terkena penyakit, tetapi bisa saja karena terlalu lama menangis, berada di bawah mata hari, atau setelah menghabiskan waktu untuk bermain. Demam pada bayi juga dapat terjadi ketika mereka sedang bertumbuh gigi. Tubuh bayi kurang mampu dalam mengatur suhu sehingga sulit bagi mereka untuk mendinginkan diri saat demam dan secara alami mereka juga memiliki suhu tubuh yang lebih hangat daripada orang dewasa. Hal tersebut, disebabkan bayi lebih aktif secara metabolik.

 

 

2 dari 4 halaman

Penyebab Demam pada Bayi

Ilustrasi Penyebab Demam pada Bayi. Foto: Freepik.com

Dilansir dari medicalnewstoday.com, demam merupakan gejala suatu penyakit yang terjadi karena sistem kekebalan tubuh melawan infeksi yang dapat berupa bakteri atau virus. Namun, demam pada bayi juga dapat disebabkan oleh beberapa penyebab sebagai berikut:

  1. Infeksi virus, termasuk flu biasa, flu, roseola, atau infeksi pernapasan, seperti virus pernapasan syncytial atau virus croup.
  2. Infeksi telinga.
  3. Pneumonia yang dapat berupa virus atau bakteri.
  4. Meningitis, infeksi otak dan sumsum tulang belakang yang sangat serius yang dapat disebabkan oleh virus atau bakteri.
  5. Bayi yang mengalami demam dengan suhu tubuh 38°C. atau lebih tinggi sebelum usia 3 bulan dapat terjadi karena infeksi bakteri yang berkembang cepat dan menyebabkan sepsis.
  6. Cuaca panas dapat menyebabkan bayi demam karena kesulitan dalam mengontrol suhu tubuhnya.
  7. Infeksi saluran kemih. 
3 dari 4 halaman

Cessa Fever Drop

Ilustrasi Cessa Fever Drop Essential Oil. Foto: pixabay.

Cessa Fever Drop merupakan essential oil yang dapat menjadi salah satu cara meredakan panas atau demam pada bayi. Berasal dari tumbuhan yang diekstraksi esensi dan diracik khusus dengan berbagai kandungan bahan alami juga membuat Cessa Fever Drop aman digunakan untuk bayi. 

Cessa Fever Drop dapat kamu gunakan dengan beberapa cara berikut:

  1. Mengoleskan dan memijat secara lembut di sepanjang tulang belakang bayi.
  2. Mengoleskan dan memijat secara lembut pada area tengkuk bayi.
  3. Mengoleskan dan memijat secara lembut pada area lipatan tubuh bayi.
  4. Mengoleskan pada bagian belakang telinga.

Namun, dalam penggunaannya, jauhkan Cessa Fever Drop dari area wajah dan hidung serta hentikan pemakaian jika terdapat tanda-tanda alergi seperti ruam atau gatal-gatal pada tempat pemakaian kurang lebih dari 5 menit.

 

 

4 dari 4 halaman

Cara Merawat Bayi Demam

Ilustrasi Cara Merawat Bayi Demam. Foto: pexels.com/Felix.

Selain menggunakan Cessa Fever Drop, para orangtua dapat melakukan beberapa cara berikut untuk merawat bayi ketika sedang demam, dilansir dari medicalnewstoday.com:

  • Pantau tingkat aktivitas bayi dan kenyamanannya secara keseluruhan.
  • Pastikan bayi dalam keadaan terhidrasi dengan baik.
  • Kenali tanda bayi jika mengalami dehidrasi.
  • Hindari membangunkan bayi ketika sedang tidur untuk memberikan obat anti demam kecuali atas anjuran dokter.
  • Memberikan obat anti demam di bawah pengawasan dokter.
  • Membatasi penyebaran infeksi dengan tidak mengajak bayi bepergian.

 

 

*Penulis: Fani Varensia