Fimela.com, Jakarta Pernahkah kamu merasa kesal ketika anak mulai menangis dan menjadi tantrum manipulatif? Hal ini tentunya membuatmu merasa stres dan menjadi salah satu momen paling menantang dalam menjaga anak.
Dilansir dari Psychology Today, tantrum manipulatif merupakan salah satu jenis tantrum dimana anak mencoba untuk memanipulasi situasi atau orang dewasa dengan menggunakan perilaku tantrum yang intensif. Anak mungkin tahu bahwa tantrum mereka akan membuat orang dewasa memberikan apa yang mereka inginkan atau mengalah pada tuntutan mereka.
Dalam situasi ini, anak mungkin menggunakan perilaku tantrum untuk memperoleh perhatian, pengakuan, atau mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan dari orang dewasa. Hal ini tentunya merupakan pola perilaku buruk yang tidak sehat sehingga, kita sebagai orangtua harus bisa mengatasi masalah ini dengan secepatnya agar anak tidak terbiasa dengan perilaku ini.
Dalam mengatasi masalah ini, orangtua diharapkan tidak memakai kekerasan kepada anak ketika sedang manipulatif tantrum baik secara fisik maupun verbal. Sebab, menggunakan kekerasan bukanlah cara yang tepat karena bisa memengaruhi faktor emosional dan mentalnya. Berikut ini adalah beberapa tips dan strategi yang dapat membantu orangtua menghadapi anak tantrum manipulatif dengan bijaksana:
1. Tidak Membiarkan Anak Menang
Dalam menghadapi anak manipulatif tantrum, kita sebagai orangtua jangan terjebak dalam perasaan bersalah. Sebaiknya, kita harus tetap tenang dan tegas pada keputusan yang sudah dibuat, sehingga anak tidak merasa bahwa perilaku manipulatif dapat membantunya mendapatkan yang diinginkannya.
What's On Fimela
powered by
Tidak mengabaikan perasaan anak
2. Jangan Mengabaikan Perasaan Anak
Dilansir dari Verywell Family, sikap orangtua harus tetap tegas dan membantu anak mengelola perasaannya ketika anak sedang tantrum. Dengan menunjukkan kepedulian dan mengakui perasaannya, anak akan merasa didengar dan dihargai, sehingga meminimalisir kemungkinan perilaku manipulatif.
3. Berikan Alternatif yang Dapat Diterima
Memberikan alternatif yang dapat diterima merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan saat menghadapi anak tantrum manipulatif. Ketika anak meminta atau menuntut sesuatu yang tidak dapat dipenuhi, maka memberikan alternatif lain dapat membantu mengalihkan perhatiannya dan mengurangi kemungkinan tantrum terjadi.
Salah satu alternatif lain yang bisa diberikan untuk memenuhi kebutuhan anak, yaitu memberikan keinginannya yang mungkin tidak sama persis dengan apa yang diinginkannya. Misalnya, jika anak meminta mainan tertentu yang tidak dapat dibeli, orangtua dapat memberikan alternatif berupa mainan lain yang sejenis atau menawarkan kegiatan lain yang dapat menarik minat anak seperti bermain game bersama atau bermain di luar rumah. Alternatif yang diberikan pun tentunya juga harus diberikan dengan cara yang positif dan memotivasi anak untuk menerima alternatif tersebut.
Orangtua harus tetap tegas dan tidak mengalah pada anak ketika anak manipulatif tantrum
4. Jangan Menyerah pada Tekanan
Dilansir dari Child Mind Institute, tekanan dari anak dapat berupa ancaman untuk melakukan sesuatu yang tidak diinginkan oleh orangtua atau memperlihatkan perilaku manipulatif lainnya. Ketika orangtua merespons dengan mengalah pada tekanan anak, maka anak akan belajar bahwa perilaku manipulatif adalah cara yang efektif untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
Oleh karena itu, sebagai orangtua, penting untuk tetap tegas dan tidak mengalah pada tekanan anak. Hal ini dapat dilakukan dengan tetap tenang dan memberikan pengarahan yang jelas pada anak tentang batasan dan konsekuensi dari perilaku manipulatif yang dilakukan.
5. Konsisten dalam Mendidik Anak
Penting untuk konsisten dalam mendidik anak dan menetapkan batasan yang jelas dan realistis. Dengan menerapkan konsistensi, akan membantu anak memahami konsekuensi dari perilaku mereka, dan dapat mencegah terjadinya perilaku manipulatif pada anak.
Menghadapi anak tantrum manipulatif dapat menjadi momen yang menantang kesabaran bagi orangtua. Akan tetapi, apabila menggunakan strategi dan tips yang tepat, orangtua dapat membantu anak memahami cara yang lebih baik untuk mengelola perasaan dan perilakunya.
*Penulis: Amelia Septika