Jangan Lakukan 7 Mitos ini Ketika Sedang Diet

Fimela Reporter diperbarui 26 Apr 2023, 16:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Selama ini banyak orang yang hanya fokus bagaimana cara ia menurunkan berat badan dengan cepat, tanpa memerhatikan nutrisi dan efek samping metode diet yang mereka lakukan itu. Menurunkan berat badan memang tidak mudah dan harus memiliki tingkat kesabaran dan konsisten yang tinggi. Namun bukan berarti harus mengikuti cara-cara yang menjanjikan menurunkan berat badan secara instan.

Diet yang baik adalah dimulai dari menanamkan niat yang tinggi, percaya bahwa proses penurunan berat badan memerlukan proses serta waktu yang panjang. Mengubah pola makan dan aktivitas fisik sehari-hari untuk meningkatkan kesejahteraan dan mencapai atau mempertahankan berat badan yang sehat. 

Sayangnya, masih banyak pula yang memercayai mitos-mitos tentang diet yang kini beredar di internet. Faktanya, sebagian besar mitos tersebut belum jelas kebenarannya dan alih-alih membantu menurunkan badan, malah akan menambah penyakit berdatangan. Diharapkan dengan mengetahui mitos-mitos diet dibawah ini akan memberikan pencerahan bagi yang sedang menjalani program diet, agar segera mengetahui mana yang benar dan mana yang salah.

Mitos: Produk berbahan dasar biji-bijian bisa menggemukkan

Biji-bijian bisa menjadi bagian dalam diet sehat, mengandung serat, vitamin, mineral, dan nutrisi penting lainnya yang bisa membantu menjaga kesehatan dan mengurangi risiko penyakit. Produk biji-bijian seperti nasi merah, roti gandum, sereal, dan pasta gandum adalah contoh makanan sehat yang bisa dimasukkan ke dalam menu diet. Selain itu juga biji-bijian bisa membantu untuk kenyang berkepanjangan. 

2 dari 4 halaman

Mitos: Ubah semua makanan menjadi gluten-free

Pilih roti gandum sebagai alternatif lebih sehat. (unsplash.com/@bonvivant)

Gluten adalah protein yang  banyak ditemukan secara alami di dalam biji-bijian, seperti gandum dan jelai. Beberapa orang dengan kondisi intoleransi gluten mengalami reaksi, seperti diare, sembelit, sakit perut, atau bahkan mual ketika memakan makanan yang mengandung gluten. Namun, menghindari gluten bukanlah cara yang benar untuk menurunkan berat badan. Mereka akan kehilangan protein, vitamin, dan mineral penting untuk membantu mencegah risiko penyakit berbahaya. Bahkan, makanan yang gluten-free cenderung memiliki kalori dan lemak yang lebih tinggi dibandingkan makanan normal, sehingga akan menambah berat badan. Ini menunjukkan bahwa diet bebas gluten bukanlah diet penurunan berat badan dan tidak dimaksudkan untuk membantu menurunkan berat badan.

Mitos: Menghindari semua lemak jika ingin sehat menurunkan berat badan

Lemak yang diproduksi secara alami di dalam tubuh terbagi menjadi dua, yaitu lemak LDL yang ‘jahat’ dan HDL yang ‘baik’. Tidak sepenuhnya berbahaya untuk tubuh, lemak juga memberikan nutrisi penting dan termasuk aspek penting dari diet sehat. Namun, makanan yang berlemak sehat cenderung memberikan kalori ekstra, tentu ini menjadi hal yang perlu dipertimbangkan. Justru bukan berarti harus sepenuhnya dihindari, hanya saja perhatikan takaran porsi yang tidak berlebihan. Makanan berlemak sehat bisa ditemukan pada alpukat, zaitun, kacang-kacangan, dan yoghurt.

3 dari 4 halaman

Mitos: Satu-satunya cara untuk menurunkan berat badan adalah olahraga setiap hari

Olahraga bukanlah satu-satunya cara untuk menurunkan berat badan. (unsplash.com/@aboncotaremax)

Salah besar, satu-satunya cara untuk menurunkan berat badan adalah dengan mengurangi jumlah kalori harian makanan dan mengurangi konsumsi gula. Olahraga memang menjadi pendukung dalam diet, namun jika dilakukan dengan berlebihan demi membakar semua kalori yang masuk, ini akan membahayakan kesehatan. Sebaiknya olahraga dilakukan dengan memerhatikan kondisi fisik terlebih dahulu dan sesuaikan dengan kemampuan. Umumnya berolahraga tiga kali dalam seminggu sudah cukup.

Mitos: Diet ketat menghindari makanan ringan

Sudah menjadi rahasia umum bahwa diet ketat sangat membahayakan tubuh seseorang. Mereka kehilangan banyak nutrisi penting karena hanya makan dengan aspuan kalori yang jauh lebih sedikit daripada batas normal. Diet ketat juga melarang mereka untuk memakan makanan ringan di sela-sela jam makan siang atau makan malam. Padahal, tidak masalah sesekali mengonsumsi camilan, dan tidak semua camilan mengganggu diet. Banyak jenis makanan ringan yang sehat untuk dikonsumsi saat diet, seperti buah, sayuran, kacang-kacangan, atau dark chocolate. Dengan mengonsumsi camilan sehat di sela waktu makan juga bisa mengurangi godaan untuk mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula. 

4 dari 4 halaman

Mitos: Melewatkan makan agar cepat menurunkan berat badan

Jangan lewatkan waktu makan demi menurunkan berat badan. (unsplash.com/@jimiburg)

Pemikiran seperti ini sebaiknya harus cepat diubah. Dengan melewatkan waktu makan waktu makan, tidak hanya akan kekurangan nutrisi penting saja, tetapi juga membuat rasa lapar yang tidak bisa ditahan. Hal ini yang membuat makan lebih banyak daripada yang dibutuhkan sepanjang hari. Dikutip dari British Heart Foundation, makan makanan seimbang secara teratur di siang hari dapat membantu menurunkan berat badan daripada melewatkannya dengan sengaja.

Mitos: makan dengan porsi kecil bisa menurunkan berat badan dengan cepat

Mitos ini kerap banyak sekali yang percaya. Faktanya, makan dengan porsi kecil sangat berbahaya untuk sistem pencernaan tubuh. Memang akan menurunkan berat badan secara drastis dalam waktu yang singkat, namun tidak akan bertahan lama. Akan kembali naik ketika makan dengan porsi normal. Membiarkan tubuh kelaparan akan memicu timbulnya penyakit, seperti metabolisme rendah, peningkatan penyimpanan lemak, serta hubungan yang buruk dengan makanan. Cara yang terbaik untuk menurunkan berat badan adalah dengan defisit kalori harian. Meskipun mengurangi sedikit jatah makan bukan berarti harus kelaparan.

 

 

*Penulis: Balqis Dhia.

 

 

#Breaking Boundaries