Fimela.com, Jakarta Seperti yang kita tahu, sejauh ini masih banyak kasus di mana anak-anak menikah di bawah umur. Tak hanya itu saja, beberapa anak atau remaja diketahui telah melahirkan di usia yang masih sangat belia. Selain karena masih banyaknya angka pernikahan dini, melahirkan di usia remaja juga erat kaitannya dengan pergaulan bebas atau kehamilan di luar nikah. Padahal nih Mom, risiko melahirkan di usia yang masih sangat muda begitu besar.
Mengutip dari laman healthline.com, idealnya seorang perempuan melahirkan di usia atas 20 tahun. Melahirkan di usia bawah 20 tahun, ini bisa dikatakan ia hamil di usia yang masih sangat muda atau remaja. Sementara itu, usia remaja adalah usia di mana seseorang masih dalam tahap pertumbuhan pun perkembangan.
Mengutip dari laman sehatnegeriku.kemkes.go.id, kehamilan di usia remaja berdampak negatif pada kesehatan ibu dan bayinya. Ini juga bisa berdampak negatif pada kehidupan sosial dan ekonomi seseorang. Berikut beberapa dampak negatif karena kehamilan dan melahirkan di usia remaja:
Meningkatkan Risiko Penyakit Kelamin
Dampak negatif pertama adalah meningkatkan risiko penyakit kelamin. Di usia remaga, organ reproduksi seseorang belum bisa bekerja secara sempurna. Pergaulan bebas hingga pernikahan dini, bisa berdampak pada kesehatan reproduksi tersebut. Studi menemukan jika remaja yang kerap berhubungan seksual dan hamil, berisiko lebih tinggi untuk terjangkit infeksi Human Papilloma Virus (HPV) penyebab kanker serviks.
Kelahiran Bayi Prematur
Kehamilan di usia yang masih sangat dini bisa meningkatkan risiko bayi lahir prematur. Kurangnya pengetahuan Mom seputar nutrisi dan gizi saat hamil, ditambah pikiran yang belum benar-benar matang akan kehamilan, membuat kehamilan rentan terganggu. Jika sudah begini, ini meningkatkan risiko kelahiran prematur.
Risiko Kelainan pada Bayi
Selain meningkatkan risiko bayi lahir prematur, hamil di usia remaha juga rentan meningkatkan risiko kelainan pada bayi. Kelainan ini bisa berupa kelainan fisik pun psikis.
Depresi Pasca Melahirkan
Kehamilan di usia remaha meningkatkan risiko depresi pasca melahirkan. Hamil pada usia muda, sangat berisiko karena pada dasarnya tubuh perempuan di bawah umur 20 tahun, belum sepenuhnya siap untuk bereproduksi dan melewati proses persalinan. Pikirannya juga belum sepenuhnya siap untuk memiliki anak dan harus merawatnya.
Meningkatkan Risiko Kematian Bagi Ibu Bayi
Studi menemukan jika kehamilan di usia remaja, bisa meningkatkan risiko kematian bagi ibu bayi. Risiko ini bisa terjadi selama kehamilan atau pada saat proses persalinan. Pada usia remaja, rahim dan organ panggul belum sepenuhnya kuat menampung janin.
Itulah sekian bahaya dari kehamilan dan melahirkan di usia remaja. Yuk Mom, jaga buat hati dengan sebaik mungkin. Terus pantau tumbuh kembang serta pergaulannya. Bekali anak-anak dengan pendidikan terbaik agar ia terbebas dari pergaulan bebas atau pernikahan di usia dini. Semoga informasi ini bermanfaat.