10 Makanan yang Baik untuk Perkembangan Otak Bayi

Fimela Reporter diperbarui 12 Mei 2023, 13:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Setiap orangtua ingin pasti anaknya bertumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga mereka akan selalu memberikan yang terbaik bagi anak. Salah satunya dengan mendorong pertumbuhan anak yang dapat dimulai sejak anak berada di kandungan. Sekarang ini sudah banyak ibu hamil yang menggunakan baby plus atau alat edukasi untuk bayi karena dapat mendorong dan menstimulasi cara kerja otak bayi

Namun, setiap anak memiliki perkembangan dan kecerdasan yang berbeda-beda sehingga sebagai orangtua sebaiknya tidak memaksakan hal apapun kepada anak yang membuat mereka merasa terbebani. Para orangtua justru dapat mendukung dan mendorong perkembangan otak bayi dengan cara seperti mengajaknya berbicara, mengajarkannya kosakata baru, mendongeng, bermain bersama, memberikan asupan yang bernutrisi baik bagi otak, dan lainnya. 

Dilansir dari nationwidechildrens.org, anak-anak membutuhkan nutrisi penting dalam tumbuh dan kembangnya supaya tubuhnya tetap kuat dan sehat. Selain itu, memberikan anak makanan yang bernutrisi juga dapat memberikan energi yang stabil, membuat tulang dan gigi menjadi kuat, meningkatkan kesehatan mental dengan berpikir lebih jernih dan lebih waspada, dapat mempertahankan berat badan yang sehat, dan mencegah penyakit kronis.

2 dari 3 halaman

Makanan yang baik untuk perkembangan otak bayi

Ilustrasi Makanan yang Baik untuk Perkembangan Otak Bayi. Foto: Copyrihght unsplash.com/Hessam Nabavi.

Dilansir dari mother.ly, terdapat 10 makanan yang memberikan dampak positif bagi perkembangan otak bayi: 

  1. Alpukat merupakan buah yang padat nutrisi dan lemak nabati, vitamin, dan mineral. Kandungan lemak pada alpukat dapat berkontribusi pada perkembangan sel otak.
  2. Yogurt Yunani. Yogurt susu murni merupakan makanan bergizi karena mengandung kalsium, protein, dan lemak sehat. Proses pembiakan dalam pembuatan yogurt juga membantu memecah protein dan membuatnya mudah dicerna bayi. Lemak yang terkandung dalam yogurt juga dapat mengembangkan sel-sel otak bayi.
  3. Blueberry dapat melindungi otak dari stres dan kerusakan karena kandungan antioksidannya.
  4. Telur memiliki kandungan vitamin yang larut dalam lemak, kolin, selenium, dan vitamin B12 yang penting untuk perkembangan otak.
  5. Oatmeal gandum utuh merupakan makanan yang kaya akan nutrisi. Selain itu, biji-bijian utuh juga menawarkan serat dan sumber protein. 
  6. Selai kacang. Kacang tradisional dalam bentuk mentega merupakan sumber lemak sehat, protein, dan vitamin yang larut dalam lemak. 
  7. Apel memiliki kandungan quercetin yang dapat membantu merangsang aktivitas otak.
  8. Lentil merupakan makanan yang sangat bergizi karena kandungan serat, zat besi, dan proteinnya. 
  9. Sayuran hijau seperti bayam atau kangkung mengandung lutein dan vitamin K yang memberikan pengaruh pada aktivitas otak.
  10. Salmon. Dalam pertumbuhan otak, bayi membutuhkan DHA atau asam lemak omega-3 yang berpengaruh pada perkembangan kognitif. 
3 dari 3 halaman

Cara meningkatkan kekuatan otak bayi

Ilustrasi Cara Meningkatkan Kekuatan Otak Bayi. Foto: copyright unsplash.com/Senjuti Kundu.

Dilansir dari scholastic.com, terdapat beberapa cara untuk meningkatkan kekuatan otak bayi:

  • Menjauhi obat-obatan tertentu yang dapat merusak otak bayi saat berada di dalam kandungan.
  • Menanggapi serua bayi dengan nada yang gembira atau mengucapkan kata dengan nada yang sesuai dan menggunakan ekspresi wajah. Hal tersebut dapat membuat otak bertanggung jawab untuk memahami ucapan.
  • Memainkan permainan yang melibatkan tangan untuk menunjukkan interaksi secara fisik.
  • Menanamkan anak untuk mau membaca.
  • Berikan bayi mainan yang dapat membuatnya bereksplorasi dan berinteraksi.
  • Cepat tanggap ketika bayi menangis.
  • Membangun kepercayaan anak  dengan memberikan perhatian penuh dan fokus terhadap yang dilakukannya. 
  • Memberikan sikap disiplin positif dengan tidak memberikan konsekuensi yang terkesan menakut-nakuti untuk anak. 
  • Memberikan tanggapan yang jelas atas tindakan yang dilakukan anak.
  • Memberikan anak permainan sensorik karena penting untuk perkembangan otak anak, tetapi tetap dalam pengawasan.
  • Mencontohkan anak untuk memiliki rasa empati terhadap orang lain.

 

*Penulis: Fani Varensia.