Fimela.com, Jakarta Setiap orangtua pasti menginginkan buah hatinya bertumbuh dan berkembang secara optimal. Namun sayang, beberapa orangtua harus bersabar dan tabah karena memiliki buah hati spesial. Beberapa orangtua harus tetap bahagia dan bangga pada buah hati, meski mereka tak cukup sama dengan anak-anak pada umumnya. Salah satunya saat buah hati ternyata pengidap autisme.
Apa Itu Autisme?
Autisme atau autism spectrum disorder (ASD) merupakan gangguan yang menyerang perkembangan saraf. Ini berpengaruh besar terhadap perkembangan otak anak. Mengutip dari laman healtline.com, anak yang mengidap autisme cenderung lebih asik dengan dunianya sendiri, sulit berkomunikasi atau bersosialisasi dan menunjukkan perilaku yang cukup berbeda dari anak seusianya.
Gejala asutime bisa diketahui sejak anak berusia sedini mungkin. Tapi, beberapa ahli mengungkapkan jika gejala ini akan terlihat semakin jelas saat anak telah menginjak usia 4 tahun. Sedikitnya ada empat gejala yang sering muncul. Apa saja? Simak yang berikut:
Interaksi Sosial
Anak yang berpotensi mengidap autisme, pertama ditandai dengan interaksi sosialnya yang tidak maksimal. Tanda-tandanya adalah:
- Anak tidak merespon ketika dipanggil namanya.
- Tidak adanya kontak mata.
- Lebih suka bermain sendiri dan tidak tertarik dengan orang di sekitarnya.
- Tidak bisa menceritkan kisah atau apa yang baru ia lakukan.
- Tidak suka pada aktivitas yang melibatkan kontak fisik dengan orang lain.
- Terlihat cuek, dingin dan tak memberi tanggapan apapun saat bersama orang lain.
- Kesulitan mengungkapkan apa yang diinginkan.
Gangguan Komunikasi atau Berbahasa
Anak dengan potensi autisme juga ditandai dengan beberapa tanda yang berhubungan dengan kemampuan komunikasi atau berbahasanya. Tanda-tanda anak autisme dilihat dari bahasa adalah:
- Anak mengalami keterlambatan bicara.
- Anak memiliki kosa kata yang sangat minim.
- Kesulitan menyebutkan benda atau orang yang dimaksud.
- Akan marah saat ia tidak bisa mengatakan apa yang diinginkan.
- Sulit memahami dan mengerti perintah, intruksi atau cerita orang lain.
- Tidak menjawab saat ditanya.
- Tidak tahu akan bercanda dan sarkasme. Ia cenderung datar dengan segala hal.
Gangguan Kognitif
Anak-anak yang berpotensi mengalami autisme ditandai dengan gangguan kognitif pada dirinya. Ia kesulitan melakukan aktivitas seperti anak-anak seusianya. Berikut tanda-tanda gangguan kognitif tersebut:
- Lebih rentan ketakutan atau merasa cemas.
- Koordinasi yang buruk dari fungsi motorik.
- Suka melakukan gerakan berulang seperti berputar atau maju mundur.
- Menyusun mainan secara teratur dan terarah. Bermain mobil-mbilan tapi tidak dijalankan tetapi disusun agar serapi mungkin secara teratur dan searah.
- Memiliki rutinitas yang sama setiap hari.
- Menyukai bagian benda tertentu misal roda yang berputar pada mobil-mobilan.
- Hanya menyukai mainan yang sama.
- Akan marah dan emosi ketika benda favoritnya dipinjam orang lain.
- Sangat terobsesi pada salah satu hal.
Perilaku
Gejala selanjutnya berhubungan dengan perilaku anak. Biasanya, gejala ini ditandai dengan beberapa hal. Antaranya:
- Anak lebih mudah marah karena hal-hal yang sepele.
- Anak melakukan tantrum di mana pun dan kapan pun saat apa yang diinginkan tidak dituruti.
- Berpotensi menyakiti diri sendiri seperti memukul tubuhnya, menjambak rambut atau mencakar kulitnya.
- Tidur dan makan secara tidak teratur. Mereka lebih cenderung susah tidur dan makan.
- Memiliki emosi yang berlebihan.
- Hiperaktif dan seolah tak memiliki lelah sama sekali.
- Bereaksi secara tidak biasa pada bau, warna, tekstur dan suara.
- Menunjukkan kecemasan berlebih atau tidak pernah cemas sekali.
Itulah sekian gejala umum autisme pada anak usia 4 tahun. Ketika mendapati adanya gejala ini dalam diri buah hati, jangan segan untuk segera memeriksakannya ke ahlinya. Dengan penanganan dan terapi yang lebih cepat serta tepat, anak akan memiliki tumbuh kembang yang optimal. Semoga informasi ini bermanfaat.