6 Fakta Pengaruh Bulu Kucing untuk Kesehatan Tubuh

Fimela Reporter diperbarui 14 Apr 2023, 20:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Kucing adalah hewan berbulu yang menggemaskan yang menjadi binatang peliharaan favorit oleh banyak orang. Kucing bisa menjadi teman yang baik dan selalu menghibur di kala kesedihan dengan berbagai tingkah lakunya yang lucu. Tapi coba perhatikan barang-barang di sekitarmu, pasti dipenuhi dengan bulu-bulu kucing yang menempel.

Tiap-tiap kucing ditutupi bulu dengan warna, panjang, dan tekstur yang berbeda-beda, bahkan ada jenis kucing yang tidak memiliki bulu. Ketika bulu-bulu tersebut rontok, mereka bisa masuk ke dalam makanan, menempel di pakaian, dan bahkan secara tidak sadar masuk ke dalam tubuh. Hal ini akan memengaruhi kesehatan paru-paru dan alergi terhadap hewan peliharaan. 

Dilansir dari Mayo Clinic, alergi terhadap hewan peliharaan dipicu oleh rontokan bulu hewan peliharaan. Hewan apa pun yang berbulu bisa menjadi faktor utama mengapa seseorang bisa alergi terhadap binatang, khususnya kucing dan anjing. Bulu pada kucing tidakk hanya menyebabkan mata gatal dan hidung meler saja, tetapi juga berpotensi membahayakan pernapasan. 

Maka dari itu, sebagai cat lovers, perawatan kucing menjadi prioritas utama untuk kesehatan kucing kesayangan dan kesehatan pemiliknya juga. Pastikan untuk memberikan perawatan ekstra seperti memberikan makanan yang sehat, membersihkan pasir kucing, dan rutin memandikan kucing dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Untuk mengetahui fakta-fakta yang sebenarnya kaitan antara bulu kucing dengan kesehatan manusia, simak sebagai berikut.

2 dari 4 halaman

Berbahaya jika terpapar air liur

Ilustrasi anak kecil sedang bermain dengan kucing. (pexels.com/@tatianasyrikova)

Pada dasarnya, bulu kucing sama seperti rambut manusia dan tidak berbahaya. Namun, bulu kucing yang sudah terpapar air liur dari kucing tersebut bisa menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang. Gejala-gejala seperti bersin, batuk, mata berair, dan kesulitan bernapas  mungkin akan dirasakan bagi penderita alergi kucing. Kucing dapat membawa sejumlah penyakit yang ditularkan ke manusia, seperti rabies, toksoplasmosis, dan penyakit cakaran kucing. Meskipun beberapa penyakit ini relatif jarang, tapi bisa menjadi sangat serius. Sebaiknya batasi kontak langsung dengan bulu kucing jika memungkinkan. 

Bulu kucing berbahaya untuk bayi

Bulu kucing yang beterbangan bisa menjadi potensi bayi tersedak setelah tidak sadar menelan bulu kucing. Penting untuk segera mencari pertolongan media setiap kali bayi tersedak bulu kucing. Ini juga bisa mengiritasi kulit, karena kulit bayi cenderung sangat sensitif, terutama bayi yang mengidap eksim. Namun, sebagian kasus bayi menelan bulu kucing, tidak akan terjadi masalah serius, tetapi selalu berhati-hati dan selalu mengawasi si kecii.

3 dari 4 halaman

Mitos bulu kucing berbahaya bagi perempuan

Bulu kucing bisa membuat perempuan mandul adalah HOAKS. (unsplash.com/@natttanez)

Kerap dikatakan bahwa bulu kucing berbahaya bagi perempuan karena bisa memengaruhi kesuburan mereka. Nyatanya, kucing memang dapat menularkan penyakit tertentu ke manusia, mau itu pria ataupun perempuan. Belum ada bukti bahwa bulu kucing berdampak khusus pada perempuan. Namun yang perlu diperhatikan adalah parasit yang terdapat pada bulu-bulu kucing jika tidak dirawat dengan bersih. 

Hoaks bulu kucing menyebabkan kemandulan 

Tidak benar, kucing tidak bisa membuat manusia mandul. Kucing adalah hewan yang berbeda spesies dengan manusia, sehingga tidak memiliki kemampuan untuk memengaruhi kesuburan manusia secara keseluruhan. Nyatanya, parasit toksoplasma itu terletak pada kotoran kucing, bukan pada bulu kucing. Namun, bagi penderita alergi terhadap bulu kucing mungkin akan lebih berhati-hati. Ini dapat berpengaruh pada kesuburan dengan memicu gejala seperti pembengkakan atau iritasi pada organ reproduksi.

4 dari 4 halaman

Bulu kucing bisa memberikan infeksi

Bulu kucing bisa berdampak pada kesehatan paru-paru. (pexels.com/@peng-louis-587527)

Walaupun bulu kucing tidak memiliki sifat mematikan, namun ada beberapa potensi risiko yang berkaitan dengan paparannya yang terlalu banyak. Bulu kucing yang tidak bersih bisa menyebabkan infeksi pada manusia. Bakteri dan parasit yang hidup di kucing bisa menularkan ke manusia dan menyebabkan infeksi. Umumnya kucing yang tidak bersih menampung banyak jamur dan kutu pada bulunya, sehingga menjadi sarang bakteri yang memicu infeksi kulit. Namun, bukan berarti semua orang yang menyentuh kucing akan mengalami infeksi kulit, hanya pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah dan kondisi kucing yang kotor. 

Bulu kucing bisa berdampak buruk pada paru-paru

Dikutip dari ENT Institute, bulu kucing bisa berdampak buruk pada paru-paru manusia. Para peneliti percaya bahwa bulu kucing berpengaruh pada kekebalan di paru-paru yang menyebabkan peradangan. Terutama bagi yang mengidap asma, sebaiknya menghindari bersentuhan dengan bulu kucing yang terlalu berlebihan. Pastikan untuk selalu membersihkan lingkungan tempat tinggal kucing secara rutin dan menjaga kucing agar tidak bersentuhan dengan lingkungan kotor. 

 

*Penulis: Balqis Dhia.

#Breaking Boundaries