4 Cara Stimulasi untuk Perkembangan Otak Anak yang Optimal

Fimela Reporter diperbarui 10 Sep 2024, 14:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Setiap orangtua tentu ingin memiliki anak yang dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Oleh karena itu, sudah menjadi tugas bagi orangtua untuk memberikan atau menyediakan pendidikan untuk mendidik atau membimbing anaknya. Hal tersebut, tentu akan dilakukan para orangtua sejak anaknya lahir sehingga anak telah dipersiapkan untuk belajar dan memiliki banyak keterampilan sejak dini.

Dilansir dari cdc.gov, perkembangan dan pertumbuhan otak anak sangat dipengaruhi dari pengalaman anak dengan orang lain dan dunia. Oleh karena itu, orangtua dapat mendukung pertumbuhan otak yang sehat dengan berbicara, bermain, dan merawat anak mereka. Selain itu, mengasuh anak dengan memahami kebutuhan mereka dan merespons secara sensitif dapat membantu melindungi otak anak dari stres.

Sebagai orangtua, berbicara dengan anak dan memaparkan mereka pada buku, cerita, dan lagu dapat membantu mereka dalam memperkuat bahasa dan komunikasi. Stres dan trauma yang didapatkan oleh anak akan menimbulkan konsekuensi negatif dalam jangka panjang bagi otak anak, sedangkan berbicara, bermain, dan membaca dapat merangsang pertumbuhan otak.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Cara Menstimulasikan Otak Anak

Ilustrasi Anak Belajar (Credit: pexels.com/Olia)

Dilansir dari newhorizonacademy.net, perkembangan otak memainkan peranan penting dalam perkembangan kognitif anak secara keseluruhan, yang dapat membantu untuk keterampilan berpikir, belajar, dan memecahkan masalah. Sejak lahir hingga usia tiga tahun merupakan waktu otak anak akan berkembang dengan pesat sehingga penting untuk mereka belajar dan berkembang.

Melibatkan anak secara aktif dalam aktivitas sehari-hari seperti berbicara, bermain, membaca dan menghibur saat mereka stres merupakan cara terbaik untuk membantu perkembangan otak anak. Namun, terdapat beberapa cara lainnya yang dapat merangsang perkembangan otak anak:

Bicara

Mulailah berbicara dengan anak tentang yang kamu lakukan. Selain itu, jelaskan apa yang kamu lihat dan anak lihat secara bersamaan. Dengan hal tersebut, anak akan mulai mengoceh dan kamu dapat mulai berbicara dengan menjawabnya membuat kalian yang seakan akan sedang mengobrol. Setelah itu, kamu dapat memberikan pertanyaan sederhana untuk mendorong anak memberikan respons.

Bermain

Cara yang bagus untuk mendorong perkembangan otak anak. Bermain yang dimaksud dapat berupa permaianan, berbicara, atau bernyanyi yang melibatkan anak secara aktif seperti permainan peek a boo atau mainan yang dapat dipegang dapat membantu perkembangan otak anak. Selain itu, kamu juga dapat menyanyikan lagu dengan gerakan untuk anak seperti lagu “Wheels on the Bus”. Lalu, dapat mengajak anak untuk mewarnai dan membangun mainan balok. Dengan semua hal tersebut, dapat menumbuhkan imajinasi dan kreativitas serta merangsang perkembangan otak.

Kenyamanan

Studi menunjukkan bahwa perilaku yang responsif dan suportif dapat membantu anak dalam mengatasi stres. Biarkan anak tahu bahwa orangtuanya akan selalu ada untuk mereka dalam mengatasi stres dengan cara menghibur. Selain itu, menetapkan waktu yang teratur untuk bermain, makan, dan tidur siang akan membuat anak merasa lebih aman dan memungkinkan perkembangan kognitif tambahan. 

Membaca 

Membaca merupakan salah satu cara terbaik untuk meningkatkan perkembangan otak anak. Mengulangi buku yang sama meningkatkan pengenalan antara kata-kata yang kamu ucapkan dengan gambar di halaman. Oleh karena itu, kamu dapat mengajukan beberapa pertanyaan supaya dapat melihat seberapa jauh perkembangan dan pertumbuhan otak anak.

 

 

3 dari 3 halaman

Manfaat Stimulasi Dini untuk Anak

ilustrasi anak cerdas/Tom Wang/Shutterstock

Dilansir dari bmscostaria.com, berikut manfaat stimulasi dini untuk anak:

  1. Meningkatkan kreativitas dan rasa ingin tahu melalui pengamatan dan interaksi dengan lingkungan
  2. Mempromosikan keterampilan psikomotorik
  3. Meningkatkan konsentrasi dan kapasitas memori
  4. Memungkinkan anak untuk menafsirkan konteks dan reaksi orang lain
  5. Memperkuat keterampilan sosial dan kemampuan pengambilan keputusan sendiri

 

 

 

 

*Penulis: Fani Varensia