Fimela.com, Jakarta Membangun fashion brand bukanlah suatu hal yang mudah karena memerlukan strategi yang tepat untuk membangun kesadaran merek, mendapatkan pelanggan, dan mempertahankan basis pelanggan. Selain itu, persaingan yang ketat dan perubahan tren yang cepat menjadi menjadi tantangan besar dalam bersaing di pasar yang kompetitif.
Tren fashion sendiri terus mengalami perubahan setiap tahunnya, karena fashion merupakan sebuah industri yang dinamis dan sangat dipengaruhi oleh budaya, politik, dan ekonomi global. Dilansir dari Forbes, perkembangan teknologi juga berperan penting dalam tren fashion karena dapat dengan mudah memperkenalkan dan mempromosikan produk fashion ke seluruh dunia.
Selain itu, tren fashion juga dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup, kebutuhan pasar, dan preferensi konsumen. Hal tersebut mengakibatkan banyaknya brand dan desainer terus mencari cara untuk memenuhi permintaan pasar yang terus berubah-ubah. Dalam memenuhi kebutuhan pasar, Lita Gunawan selaku owner Chocochips Boutique terus berupaya untuk mengikuti tren fashion yang dinamis serta menjadi fashion brand lokal Indonesia yang dapat memenuhi gaya hidup masyarakat Indonesia
Chocochips Boutique sendiri telah berdiri sejak 2007. Membangun fashion brand sendiri bukanlah suatu hal yang mudah. Lita Gunawan menceritakan perjuangannya dalam membangun Chocochips Boutique yang berawal dari mencari minat pasar dengan memanfaatkan sosial media seperti Friendster dan Multiply di tahun 2007, dimana Indonesia masih belum didominasi oleh keberadaan internet.
What's On Fimela
powered by
Fokus membangun bisnis
"Awal berjualan pertama kali sebenarnya sudah dari tahun 2007, dari saat masih bekerja di suatu perusahaan, lalu saya mencoba iseng berjualan pakaian untuk mengisi waktu luang di luar jam kantor. Saya juga berjualan pakaian secara online menggunakan Friendster dan Multiply dan hasilnya juga cukup lumayan. Saya menikmati masa-masa itu sehingga pada tahun 2009 akhirnya saya memutuskan untuk resign dari pekerjaan dan saya konsentrasi membuka toko offline di ITC Mangga Dua, Jakarta" ujar Lita Gunawan.
Lita juga bercerita, tentang motivasi awal ia membuka brand fashion sendiri yang didasarkan dari kesukaannya pada dunia fashion serta hobi berjualan. Pada tahun 2017, Lita melihat kondisi Indonesia di mana pada saat itu untuk membeli produk yang baik dan berkualitas sangat terbatas. Tak hanya itu, pilihan produk brand internasional juga memiliki harga yang relatif mahal.
Oleh karena itu, Lita memberanikan diri untuk membuka toko di mall. Agar produk Chocochips makin dijangkau dengan mudah dan luas oleh masyarakat yang ingin mencari produk dengan kualitas baik dan harganya terjangkau.
"Saya senang karena tim saya akhirnya berkembang untuk terus bisa melayani lebih baik dan mewujudkan misi kami dalam memberikan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar," ucap Lita Gunawan.
Selama membangun bisnis fashion, Lita mengaku bahwa Chocochips sering mengalami jatuh bangun dari awal bahkan hingga sekarang. Apalagi badai terbesar seperti pandemi tentunya sangat berdampak pada perkembangan Chocochips.
Strategi Saat Pandemi
Selama pandemi, Lita melakukan banyak strategi-strategi yang dijalankan agar usaha bisnisnya tetap dalam kondisi stabil. Seperti mengeluarkan produk masker kain fashion dan juga membuat lineal baru untuk produk home wear. Selain itu, masukan dari customer loyal pun juga ikut dipertimbangkan.
“Berkat semangat tim yang begitu solid, kami sama-sama berjuang sampai akhirnya kami bisa bangkit lagi. Kecintaan customer loyal terhadap produk kami juga membuat bisa bertahan sampai sekarang ini. Tentunya sangat penting untuk mendengarkan masukan dan juga kebutuhan dari customer terutama customer loyal yang sudah bertahun-tahun setia percaya menggunakan produk Chocochips,” ujar Lita.
Setelah melewati tantangan berat selama pandemi, hingga saat ini Lita sebagai owner sekaligus desainer Chocochips tetap menghadirkan produk-produk self manufacture yang berkualitas premium. Serta mengikuti tren fashion yang terus berkembang secara dinamis. Dalam mengeluarkan desain terbaru pun juga tidak bisa sembarangan. Lita sangat detail memperhatikan desain yang trendi tetapi tetap berpacu pada image brand Chocochips sendiri.
“Desain yang dikeluarkan tentunya berdasarkan image brand Chocochips itu sendiri dan desainnya harus mengikuti tren yang ada, tetapi disesuaikan dengan kesukaan dan kebutuhan customer. Setiap minggu, tim kami juga membuat report dan mengadakan meeting internal mengenai produk apa yang dicari atau diminati customer serta membahas produk-produk sebelumnya yang sudah diluncurkan. Feedback dari customer juga penting untuk evaluasi selanjutnya,” tutup Lita.
Chocochips sendiri telah berdiri selama 15 tahun dan menjadi brand lokal kepercayaan perempuan Indonesia. Chocochips juga memiliki 7 toko yang tersebar di 4 kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Medan, Bandung, dan Surabaya.
*Penulis: Amelia Septika