5 Mitos Seputar Kehamilan dan Olahraga

Annissa Wulan diperbarui 26 Mei 2023, 08:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Mungkin kamu juga sudah tahu bahwa saat bicara olahraga saat seseorang hamil, ada banyak aturannya. Sayangnya, banyak mitos seputar kehamilan dan olahraga.

Olahraga sebenarnya adalah bagian penting dari perjalanan kehamilan seseorang. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, berolahraga selama kehamilan bisa memperkecil risiko kelahiran prematur, preeklamsia, dan diabetes gestasional yang lebih rendah.

Mitos 1: Olahraga berbahaya bagi ibu hamil atau bayinya

Berolahraga selama masa kehamilan tidak hanya aman, tapi juga sangat bermanfaat. Ada beberapa kasus di mana aktivitas olahraga tidak direkomendasikan bagi ibu hamil, tapi ini umumnya hanya untuk orang dengan kondisi sangat langka.

Periksa dengan dokter sebelum memulai rencana olahraga dan pastikan untuk terus memperbarui rejimen kebugaran selama masa kehamilan. Jika kamu merasakan ketidaknyamanan, hubungi dokter untuk memastikan semuanya baik-baik saja.

 

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Mitos 2: Detak jantung harus tetap di bawah 140 detak per menit

Ilustrasi ibu hamil memeriksakan kesehatannya/copyright shutterstock.com/metamorworks

Alih-alih mengikuti detak jantung, yang bisa sangat bervariasi tergantung orangnya tubuh dan pengalaman olahraga mereka, gunakan tingkat pengerahan tenaga yang dirasakan. Ini berarti kamu perlu mendengarkan tubuhmu.

Mitos 3: Berlari dan melompat tidak aman

Untuk orang yang sehat dengan kehamilan yang sehat, melakukan olahraga seperti lari atau gerakan yang membutuhkan lompatan umumnya aman. Tapi sebenarnya ini akan tergantung setiap orang. Berkonsultasilah dengan dokter tentang kehamilanmu, secara spesifik.

3 dari 3 halaman

Mitos 4: Tidak aman untuk terus berolahraga dengan cara yang sama seperti sebelum hamil

Ilustrasi Ibu Hamil/copyright shutterstock

Banyak orang percaya bahwa mereka harus berhenti berolahraga seperti biasanya, segera setelah mereka hamil. Sebenarnya kamu cukup melakukan modifikasi gerakan atau sesuaikan seperlunya.

Mitos 5: Tidak aman memulai olahraga setelah hamil, jika sebelumnya tidak melakukannya

Jika kamu tidak berolahraga sama sekali sebelum hamil, tapi ingin memulai, tidak masalah. Selama diizinkan oleh dokter untuk berolahraga dan kamu merasa nyaman untuk mencoba sesuatu yang berbeda, tidak apa-apa untuk mencoba rejimen kebugaran jenis baru. Pastikan untuk meneliti latihan yang umumnya dianggap aman untuk dilakukan selama masa kehamilan.