Upacara pernikahan mereka mengambil tema Phuket Baba Wedding atau pernikahan peranakan. [@niyadarweddinganswer]
Harper’s Bazaar Thailand menulis Nong Poy memakai gaun pengantin peranakan Tionghoa vintage. [@niyadarweddinganswer]
Gaun yang meneyerupai jubah tersebut dibuat dari sutra Prancis dengan hiasan bulu kelinci. [@niyadarweddinganswer]
Nong Poy memadukan gaun pengantinnya dengan kain emas batik. Harper’s Bazaar mendeskripsikannya sebagai motif Jawa yang digunakan keluarga kerajaan atau keraton pada masa lalu. [@niyadarweddinganswer]
Rupanya, semua ansambel yang dipakai Nong Poy merupakan koleksi nenek sang suami. Termasuk perhiasan emas dan batu mulia yang merupakan barang antik berusia ratusan tahun. [@niyadarweddinganswer]
Seperti anting berlian yang dulunya dimiliki oleh keluarga kerajaan Portugis. Serta kalung berlian kuno Chao Chom Uan yang dianugerahkan oleh Raja Rama V. [@niyadarweddinganswer]
Terdapat 3 bros berlian sebagai pengganti kancing. Dan mahkota bunga (Hua Kuan) yang dibuat ulang oleh perajin kuno di provinsi Ranong. [@niyadarweddinganswer]
Butuh waktu lebih dari tiga bulan untuk membuat mahkota bunga yang dihiasi dengan tali emas. Dan disulam dengan mutiara Phuket, berlian, dan permata. [@niyadarweddinganswer]
Upacara pernikahan pernakan dihidupkan dalam gaya neoklasik. Di mana seluruh prosesi digelar di tengah Kota Tua Phuket yang dibangun pada tahun 1930. [@niyadarweddinganswer]