Fimela.com, Jakarta Tempe tentu bukan makanan yang asing lagi bagi masyarakat Indonesia, sebab di setiap meja makan keluarga tentu ada makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari kacang kedelai dengan cara difermentasi ini.
Tak hanya enak, makanan yang biasa dibungkus dengan daun pisang ini merupakan makanan yang murah ini kaya akan nutrisi. Salah satu kandungan nutrisi tempe adalah tinggi protein, vitamin, dan mineral tetapi rendah natrium dan karbohidrat.
Menurut DR. dr. Fiastuti Witjaksono, MSc, MS, SpGK, seorang dokter gizi klinis, menjelaskan kandungan protein dan kalsium pada tempe setara bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan daging sapi.
"bahkan selain itu, kandungan lemak jenuh dan garam pada tempe lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi," Jelas dr. Fiastuti.
Lebih lanjut, dokter yang membuka praktek di RSCM ini memaparkan bahwa tempe merupakan makanan super atau superfood asli Indonesia. Ia pun memberikan data mengenai 100 gram tempe setidaknya mengandung 20,8 gram protein, 8,8 gram lemak, 1,4 gram serat, dan 201 kalori. Sebagai perbandingan, dalam 100 gram daging sapi biasanya hanya mengandung 17,5 gram protein.
Bahkan, ia mengatakan tempe bisa mencegah penyakit jantung hingga diabetes.
“B12 di tempe lebih banyak dibandingkan daging. Serat centini ini yang ada di tempe juga kaya kalsium untuk tulang, zat besi cegah anemia, kalium untuk kesehatan jantung, antioksidan untuk kulit yang awet muda,” ujarnya.
Namun makanan pun tetap bervariasi tidak hanya tempe, misalnya ada protein hewani, sayur, dan buah. dr. Fiastuti juga menyarankan untuk memproses tempe tidak terlalu banyak minyak saat menggoreng. Atau bisa hanya membuat orek tempe.
“kalau diorek tidak begitu banyak minyak, kalau pun mau digoreng pakai minyak sedikit. Pakai wajan yang anti lengket biar ngga butuh minyak banyak,” ujarnya.
What's On Fimela
powered by
Camilan tempe
Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini juga menginformasikan jika tempe juga baik untuk pembentukan tubuh dan kesehatan pencernaan anak-anak hingga orangtua.
"Dengan gizi yang tinggi, tempe diproduksi dengan energi yang lebih rendah dan dijual lebih murah dibanding daging sapi di Indonesia," Paparnya.
Menurut Dr. Dra. Suliantari, MS., ahli Tempe, menjelaskan bahwa membuat tempe merupakan satu hal yang mudah, namun yang higienis dan memenuhi standar merupakan hal yang sulit.
"Terutama menyangkut kebiasaan membuat tempe di Indonesia sendiri. Sejumlah produsen tempe di Indonesia telah menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan standar mutu tempe internasional (codex). Codex tersebut lebih banyak mengadopsi ke SNI." Jelasnya.
Suliantari pun memaparkan, guna menghilangkan rasa bosan saat memakan tempe, masyarakat dapat mencoba berbagai olahan lainnya.
"Misalnya keripik tempe, yang mudah untuk dikonsumsi," paparnya.Menjawab hal itu, Taro, sebagai salah satu pemimpin pasar di industri snack sadar akan kebutuhan tersebut. Menjadikan tempe sebagai olahan yang seru dan penuh petualangan.
Melihat manfaat tempe, kini tempe juga dapat dinikmati dengan cara yang lebih seru seperti Taro Tempe. Snack yang terbuat dari tempe asli ini menyajikan rasa dan sensasi petualangan, cocok dinikmati saat santai bersama kaluarga ataupun hang out bersama teman.
Brand Development Dept Head Taro, Marselus Albert Chandra mengatakan Taro tempe dibuat dari tempe asli dengan varian rasa Teriyaki Barbecue dan Chicken Onion yang digemari konsumen segala usia.
“Taro Tempe bisa jadi teman traveling kawula muda. Praktis untuk dibawa, rasanya enak dan mengenyangkan dan harganya ekonomis. Selama ini tempe lebih banyak diolah sebagai lauk dan masakan. Kini Taro Tempe berhasil memberi nilai tambah pada tempe dan menjadikannya snack kekinian ,” jelas Marselus.