Fimela.com, Jakarta Banyak anggapan bahwa alat kontrasepsi seperti kondom atau pil merupakan cara terbaik untuk penundaan kehamilan. Nyatanya, Vasektomi atau sterilisasi pria adalah cara yang paling efektif dan aman untuk pencegah kehamilan.
Vasektomi kerap dikatakan sebagai bentuk prosedur pemotongan atau menutup saluran yang membawa sperma pria untuk pengendalian kelahiran permanen. Banyak pria yang khawatir dan takut untuk melakukan vasektomi karena banyaknya beredar mitos-mitos dan persepsi mengenai cara kerja vasektomi.
Berikut mitos-mitos yang akan mengurangi kesalahpahaman dan ketakutan untuk melakukan vasektomi.
Vasektomi akan mengurangi performa seks
Dikutip dari National Health Service England, dengan melakukan vasektomi, gairah orang tersebut tidak akan terganggu. Libido seseorang sifat nya psikologis dan fisiologis, dikaitkan dengan kadar testosteron yang diangkut melalui tubuh dalam aliran darah. Sedangkan vasektomi hanya akan memengaruhi aliran sperma didalam tabung vas deferens, dan tidak mengubah alirah darah ke atau dari testis. Sehingga proses vasektomi tidak akan memengaruhi minat pria terhadap seks.
Vasektomi menghentikan ejakulasi
Nyatanya setelah melakukan prosedur vasektomi, seseorang masih akan terus bisa ejakulasi atau ereksi dengan normal. Pembedanya hanya sperma yang subur tidak akan tercampur dengan air mani dan karena inilah ejakulasi akan tetap steril.
Testis akan selalu terus memproduksi sperma setelah vasektomi. Air mani diproduksi oleh kelenjar yang terletak di panggul disebut seminal vesicle dan kelenjar prostat, lalu ditambahkan ke sperma untuk membuat ejakulasi normal kembali.
Volume cairan ejakulasi hampir seluruhnya berasal dari kelenjar prostat, bukan dari sperma di vas deferens. Vasektomi mengganggu aliran sperma, tetapi tidak mempengaruhi cairan dari kelenjar prostat.
Vasektomi meningkatkan risiko kanker
Belum ditemukan adanya bukti kuat antara vasektomi dengan peningkatan risiko penyakit kanker atau penyakit jantung lainnya. Beberapa penelitian hanya menunjukan peningkatan risiko yang lemah mungkin ada, namun tidak ada hubungan antara vasektomi dan kanker prostat. Vasektomi tidak akan meningkatkan risiko penyakit kanker, namun pula tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
Rasa sakit yang luar biasa
Wajar halnya merasakan rasa sakit setelah melakukan operasi. Mungkin akan sedikit merasa tidak nyaman selama prosedur vasektomi, tetapi sangat jarang untuk mengalami nyeri hebat. Sebagian besar pasien vasektomi akan sembuh dengan cepat dan kembali normal dalam beberapa hari.
Direkomendasikan untuk melakukan aktivitas ringan dalam dua atau tiga hari untuk pemulihan, aktivitas berat seperti olahrga dalam seminggu, dan hubungan seksual setelah dua minggu. Lebih baik komunikasikan dengan dokter untuk pengendalian nyeri serta obat-obatan yang harus dikonsumsi.
Prosedur yang gagal
Jarang sekali ditemukan bahwa operasi vasektomi gagal bekerja. Dalam beberapa kasus, kegagalan terjadi dikarenakan terlalu cepat melakukan hubungan seksual setelah operasi. Faktanya, butuh beberapa bulan agar air mani terbebas dari sperma setelah vasektomi, sebaiknya mengetahuinya dengan menguji air mani. Lebih baik aman daripada terjadi kehamilan yang tidak diingkan, demikian dikutip dari Banner Health.
Perlu diingat vasektomi hanya boleh dilakukan jika sudah yakin tidak menginginkan memiliki anak, pihak dokter pun mungkin untuk menolak jika mereka tidak yakin apakah keputusan tersebut demi kepentingan yang terbaik.
*Penulis: Balqis Dhia.
#Breaking Boundaries