5 Penyebab Hatimu Sulit Merasa Damai dalam Menjalani Hidup

Endah Wijayanti diperbarui 22 Feb 2023, 12:15 WIB

Fimela.com, Jakarta "Damai. Itu bukan berarti berada di tempat di mana tidak ada suara, kesulitan, atau kerja keras. Damai berarti berada di tengah semua itu tetapi hatimu tetap tenang." Sebuah kutipan dari buku Semua Orang Butuh Curhat tentang memaknai kata "damai" cukup menarik. Dalam menjalani hidup kita senantiasa mendamaikan rasa damai, tetapi pada kenyataannya kenapa masih sulit sekali mendapatkan rasa damai yang diinginkan?

Kalau selama ini kamu sulit merasa damai, penyebabnya mungkin dari pengalaman dan hal-hal yang sebenarnya sudah sangat dekat dengan dirimu. Kali ini kita akan membahas lima hal yang menjadi penyebab paling umum kenapa hati sulit merasa damai dalam menjalani hidup.

 

 

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

1. Terlalu Sering Berpikiran Negatif

Ilustrasi./copyright shutterstock/tairome

Kalau pikiran kita terus menerus negatif, maka kebahagiaan akan terus luput dari genggaman kita. Saat pikiran kita hanya dipenuhi oleh hal-hal buruk dan negatif, maka hati jadi sulit merasa tenang. Ketika segala sesuatu yang terjadi dalam hidup hanya kita lihat dari sisi buruknya saja, maka hidup jadi makin sulit menemukan kedamaian. Untuk bisa menghadirkan kedamaian, coba perlahan hadirkan sudut pandang positif dari pengalaman atau kejadian yang ada dalam hidup.

 

 

3 dari 6 halaman

2. Selalu Menunggu Validasi Orang Lain untuk Bahagia

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/prostock_studio

Tak setiap saat kita bisa meminta orang lain membahagiakan kita sebab kebahagiaan adalah tanggung jawab pribadi masing-masing. Hati jadi sulit damai kalau kita terus menerus bergantung pada validasi orang lain. Padahal untuk bisa merasakan kedamaian, kita perlu kembali kepada diri sendiri. Kita perlu lebih fokus melakukan hal yang memang membuat hidup kita terasa bermakna, bukan cuma mengejar penilaian atau validasi orang lain.

 

 

4 dari 6 halaman

3. Sikap Berlebihan dalam Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Move on juga butuh keputusan./Copyright pexels.com/@d-ng-nhan-324384

Terlalu sering membanding-bandingkan diri dengan orang lain bisa membuat kita melupakan kehidupan kita sendiri yang semestinya dirawat dengan lebih baik. Obsesi membuat perbandingan yang tak sehat hanya akan mengacaukan ketenangan kita. Kalau selama ini kamu merasa makin tidak tenang tiap kali melihat kehidupan orang lain, ada baiknya unutk mulai menjaga jarak dan lebih fokus menjalani keseharian dengan hal-hal yang membuat kita merasa lebih berarti.

 

 

5 dari 6 halaman

4. Terlalu Menuntut Segalanya Harus Berjalan Sempurna

Ilustrasi move on/copyright shutterstock

Mengutip buku Merawat Luka Batin, untuk mendapatkan kebahagiaan, kadang kita perlu belajar melepaskan sesuatu, yaitu harapan akan kesempurnaan. Ada rumus sederhana kebahagiaan, yaitu kebahagiaan adalah harapan dikurangi realitas. Kalau kita terus menerus menuntut kesempurnaan dan tak mau berusaha menyesuaikan harapan, hati pun jadi makin sulit merasa damai dalam menjalani keseharian. Cobalah untuk berkawan dengan ketidaksempurnaan dan melepaskan hal-hal yang terjadi di luar kendali diri, maka hati yang lebih damai bisa didapatkan.

 

6 dari 6 halaman

5. Terlalu Mencemaskan Hal-Hal yang Belum Tentu Terjadi

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/prostock_studio

Kalau kita masih belum bisa menerima kenyataan yang ada saat ini, maka makin sulit bagi kita untuk bisa bahagia di masa kini. Terlalu mencemaskan hal-hal yang belum terjadi atau malah masih mengkhawatirkan hal-hal yang sudah berlalu, hati pun makin sulit merasakan kedamaian. Maka dari itu, coba untuk kembali sadari masa kini. Jalani masa kini dengan kesadaran penuh untuk melakukan semua hal yang terbaik saat ini.

Bisa jadi salah satu dari lima hal di atas yang menjadi penyebab atau alasan kamu sulit merasa damai dalam menjalani hidup. Kalau kamu merasa butuh bantuan profesional untuk mengatasi kegelisahan atau perasaan tak nyaman yang berkepanjangan, ada baiknya untuk segera menghubungi psikolog atau psikiater, ya.