Fimela.com, Jakarta Pasta kacang merah punya peran penting dalam pembuatan kue dorayaki yang enak. Hanya saja tak semua orang bisa meluangkan waktu dan energi untuk mengikuti proses pembuatannya yang lama dengan tahapan-tahapan yang harus dilakukan dengan penuh kesabaran. Memakai pasta kacang merah instan pun menjadi solusi termudah, dan hal inilah yang juga dilakukan Sentaro. Namun, itu berubah ketika dia menrima Tokue untuk menjadi pegawai di toko Dorayaki Dora Haru.
Awalnya Sentaro ragu untuk menerima Tokue karena bentuk jarinya yang aneh dan usianya yang sudah lanjut usia. Meskipun begitu, Tokue tetap berusaha meyakinkan dirinya bisa bekerja dengan baik, bahkan dengan upah yang lebih sedikit. Selain itu, Tokue punya pengalaman membuat pasta kacang merah selama 50 tahun. Tokue pun dengan sabar mengajari Sentaro cara membuat pasta kacang merah yang istimewa. Hanya saja masih ada hal yang mengganjal di hati Sentaro tentang latar belakang kehidupan Tokue.
Novel Pasta Kacang Merah
Judul: Pasta Kacang Merah
Penulis: Durian Sukegawa
Penerjemah: Asri Pratiwi Wulandari
Editor: Ruth Priscilia Angelian
Penyelia Naskah: Karina Anjani
Penata Letak: Bayu Deden Priana
Desain Sampul: Orkha Creative
Cetakan kedua: November, 2022
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Sentaro gagal menjalani kehidupan. Ia memiliki catatan kriminal, sulit meninggalkan kebiasaan minum alkohol, dan impiannya menjadi penulis semakin lama semakin pudar. Ia menghabiskan hari-hari monoton di sebuah kedai dorayaki yang berada di bawah pohon sakura yang berubah seiring dengan pergantian musim. Namun, suatu ketika segalanya mulai berubah.
Seorang wanita tua bernama Tokue, dengan jemari yang aneh bentuknya, datang ke kehidupan Sentaro. Dengan metode pengajaran yang sama anehnya, Tokue mewariskan pengalaman lima puluh tahunnya membuat pasta kacang merah kepada Sentaro. Namun, seiring persahabatan di antara keduanya mulai terjalin. Tekanan dari masyarakat terhadap kondisi Tokue mulai mengungkap rahasia gelap yang wanita itu simpan rapat-rapat. Rahasia itu kemudian menuntut harga yang sangat mahal.
Pasta Kacang Merah adalah harmoni kudapan manis dan persahabatan, kisah bagaimana harapan dapat membantu manusia menghadapi kelamnya masa lalu.
***
"Pekerjaannya yang sekarang bukanlah pekerjaan impiannya. Malah, ia ingin segera bebas dari profesi ini. Begitulah dulu ia selalu berharap." (hlm. 53)
"Padahal dulu aku pernah berpikir ingin menjadi penulis, tapi sekarang aku tidak sanggup menulis satu kalimat pun, dan akhirnya aku menyadari bahwa aku cuma seorang pemalas." (hlm. 70)
Dengan kualitas pasta kacang merah yang lebih baik, pelanggan yang datang makin banyak. Bahkan tak pernah terbayangkan sebelumnya di benak Sentaro bahwa kue dorayakinya bisa terasa begitu lezat dengan pasta kacang merah buatan sendiri.
Menjadi pemanggan dan penjual kue dorayaki bukanlah impian Sentaro. Dia ingin menjadi penulis, tetapi dia melakukan hal yang tak semestinya dia lakukan. Sampai kemudian dia mendapat kesempatan kedua untuk bisa bekerja, dia berusaha menjalaninya walaupun dia masih belum lepas dari kebiasaannya minum minuman beralkohol.
"Ada masa ketika... aku tidak bisa keluar dari suatu tempat." (hlm. 71)
"Cuma orang dewasa yang biasanya melihat tapi pura-pura tidak melihat. Apakah lebih baik seperti itu? Atau lebih baik langsung bertanya?" (hlm. 77)
"Lebih dari empat ribu orang masih ada di sini tanpa bisa kembali." (hlm. 150)
Kehadiran Tokue mengubah banyak hal dalam kehidupan Sentaro. Kesabarannya mengajari Sentaro membuat pasta kacang merah dan sarannya untuk selalu "mendengarkan" setiap butiran kacang merah untuk menghasilkan pasta yang enak menghadirkan makna baru dalam jiwa Sentaro. Ada harapan baru yang tumbuh di hati Sentaro. Sampai kemudian, ada rahasia yang terkuak dari kehidupan Tokue dan tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Sentaro.
Novel ini menghadirkan perasaan yang hangat. Persahabatan yang terjalin antara Sentaro dan Tokue menampilkan harapan baru serta kesempatan bagi mereka berdua untuk saling mengisi kekosongan. Saling bertukar pengalaman hidup serta merangkai harapan baru, keduanya saling menguatkan dan bertahan melewati masa sulit yang ada.
"Aku percaya bahwa segala hal yang ada di dunia ini memiliki kata. Apa pun." (hlm. 159)
"Kehidupan manusia juga butuh pergantian musim." (hlm. 183)
"Kehidupan tidak hanya memiliki satu warna. Terkadang warnanya berubah pada saat yang tak kita duga." (hlm. 187)
"Kalau aku menghilang, sesuatu yang dilihat dari sudut pandangku juga menghilang. Seperti itulah adanya." (hlm. 225)
Cara Tokue menjalani hidupnya benar-benar sangat menyentuh perasaan. Ada kegetiran hidup yang harus ia terima. Ada kenyataan yang harus ia hadapi walaupun dia sama sekali tak menyukai hal tersebut. Bahkan saat harus terpisah dari keluarganya dan hidup dalam keterasingan, dia berusaha menumbuhkan harapan dan semangat untuk menjalani hidup dengan usaha terbaik yang bisa ia lakukan.
Kata demi kata yang tercurah dalam lembaran surat yang ditulis oleh Sentaro dan Tokue juga memiliki keindahan tersendiri. Saat semua isi hati dan perasaan dituangkan dalam bentuk tulisan untuk orang yang sudah menghadirkan makna indah dalam hidup, maka hanya kebaikan-kebaikan yang terefleksikan dalam barisan kata-katanya.
Pasta Kacang Merah, novel ini bisa menjadi referensi bacaan yang menarik bagi yang ingin merasakan kehangatan dan kenyamanan perasaan. Ketika segalanya terasa sulit untuk dijalani dan dihadapi, kadang hanya butuh satu titik cahaya yang menyalakan harapan agar kita bisa memiliki keberanian untuk melangkah ke depan.