Dari Kebodohan Hingga Iman, Gisella Anastasia Ungkap Alasan Selingkuh di Masa Lalu

Musa Ade diperbarui 03 Feb 2023, 09:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Gisella Anastasia secara tak langsung menjawab soal dirinya pernah selingkuh di masa lalu. Perempuan yang akrab disapa Gisel itu tampak terkejut ketika harus menjawab pertanyaan soal perselingkuhan di depan Nagita Slavina dan Ashanty.

"Kenapa sih temanya kayak tentang selingkuh? Jahat banget lo semua pada sama gue. Ini kan udah kehidupan masa lalu. Nggak papa, untungnya sudah dibuka sama umum. Jadi saya kan sudah melewati semua," ujar Gisel seperti yang dikutip dari channel YouTube The Hermansyah A6, 1 Februari 2023.

Gisella Anastasia mengungkapkan jika kebanyakan orang selingkuh karena dua hal penting yaitu ketidaktahuan soal apa-apa dan kurang pondasi iman kepada Tuhan. "Macem-macem ya, bisa kebodohan. Kalau aku pribadi ditanya kenapa, i wasn't know tentang banyak hal, pengetahuannya kurang, pondasi tentang Tuhan nggak ada. I was so young, i don't understand about anything, nggak ngerti gitu. Jadi semuanya dicari sendiri, dengan kekuatan sendiri, sehingga pas itu nggak berhasil lelah banget rasanya karena waktu itu nggak ngerti," tuturnya.

2 dari 3 halaman

Faktor Dasar

Saat explore dunia bawah laut, ia mengatakan menyelam adalah olahraga yang membuatnya ketagihan. Saat menyelam, Gisel kerap menggunakan wetsuit nuansa hitam. [Instagram/gisel_la]

Menurut Gisel, banyak faktor yang mendasari orang untuk berselingkuh. Akan tetapi dua hal penting tadi menurutnya jadi yang paling dasar tapi diremehkan oleh orang.

"Tapi kalau dibilang faktor, di masing-masing hubungan banyak kan. Pasti ada aja kekurangnnya, pasti ada aja rintangannya. Cuman seandainya kita punya pondasi yang kuat, pemahaman yang kuat, iman dan segala macem yang kuat, pasti bisa lewat tuh dengan baik tanpa ada perselingkuhan," jelas Gisel.

3 dari 3 halaman

Normalize

Gisella Anastasia. (Foto: instagram.com/gisel_la)

Gisel mengatakan jika orang-orang yang berselingkuh kerap merasa dirinya paling tersakiti. "Cuma sometimes orang nggak tahu, orang kebiasaan mentoleransi dosa kecil sampai kita nggak sadar suatu hari kita melakukan hal yang besar sebenernya. We normalize, dinormal-normalin karena ngerasa 'nggak papa lah gue gini, orang gue diginiin kok' gitu-gitu loh. Menormalkan sesuatu yang sebenernya bukan hal yang benar," jelasnya.

"Tapi yang aku percaya, begitu kita diizinin ngelewatin itu, nah itu berarti gimana caranya pengalaman kita itu menjadi sesuatu yang berharga, ada pelajaran yang diambil. Kitanya naik kelas, terus kalau bisa berguna buat yang lain-lain," tutupnya.