Fimela.com, Jakarta Dalam fase tumbuh kembang anak, tentu ada banyak yang dieksplor. Tidak sedikit pola perilaku mereka yang kerap membuat orang tua tersenyum hingga dibuat kewalahan. Meski demikian, terkadan risiko anak mengalami luka saat eksplorasi tidak bisa dihindari.
Kondisi ini tentu menimbulkan rasa khawatir pada diri orang tua karena berpotensi dapat menimbulkan luka pada anak. Sehingga tak jarang orang tua yang membatasi ruang gerak anak untuk menghindari resiko anak terluka.
Pada dasarnya orang tua tidak perlu terlalu khawatir menghadapi anak yang bergerak aktif sejauh masih dalam batasan yang wajar. Adapun yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah tetap bersikap tenang seraya membimbing anak dalam mengelola perilaku aktifnya untuk melakukan hal yang bermanfaat.
Namun apabila anak terlanjur terluka saat melakukan aktivitas, berikut merupakan 4 tahap yang sebaiknya dilakukan oleh orang tua dalam mengatasi luka pada anak.
What's On Fimela
powered by
1. Membersihkan luka
Salah satu tahapan awal yang penting dalam mengatasi luka ketika anak mengalami cedera adalah dengan membersihkan luka tersebut dengan menggunakan air yang mengalir untuk menghilangkan kotoran, pasir, debu, kerikil, tanah untuk memastikan higienitas luka. Apabila anak mengalami pendarahan ringan, orang tua dapat terlebih dahulu menekan lembut bagian luka dengan menggunakan kain bersih atau kain kasa steril untuk memastikan perdarahan tersebut berhenti sebelum membersihkan luka tersebut dengan air yang mengalir.
2. Gunakan antiseptik
Setelah memastikan area pada luka sudah bersih, tahapan selanjutnya yang harus dilakukan yakni dengan memberikan cairan antiseptik untuk melindungi luka dari bakteri yang dapat berpotensi memicu terjadinya infeksi. Setelah luka diberi cairan antiseptik, diamkan selama 5 menit sampai meresap agar bekerja secara efektif dalam mengobati luka.
3. Menutup luka dengan plester
Setelah pendarahan berhenti dan luka dibersihkan, orang tua dapat menutup luka dengan plester untuk mencegah luka terkontaminasi oleh debu ataupun kotoran yang dapat memicu terjadinya infeksi. Salah satu plester yang dapat digunakan untuk mengatasi luka pada anak yakni Kiddy Plast, plester untuk anak dengan bentuk lucu yang bermanfaat untuk menutup luka basah atau luka kering, seperti luka teriris, tergores, melepuh, luka bakar kecil, bisul, luka bernanah, dan luka yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk. Selain itu, plester ini juga dapat menjaga area luka menjadi lebih lembab dan higienis sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan.
Kiddy Plast berbeda dengan plester pada umumnya karena selain warnanya yang transparan, plester ini juga memiliki bentuk yang beragam dengan kandungan hydrocolloid yang dapat menyembuhkan luka dengan menyerap cairan luka dan melindungi luka terhadap gesekan dari luar agar tidak terjadi infeksi. Apabila cairan luka sudah terserap hydrocolloid akan berubah warna menjadi putih. Hal ini menandakan bahwa Kiddy Plast harus segera diganti.
Adapun manfaat dari plester berbahan hydrocolloid seperti Kiddy Plast ini adalah bentuknya yang lentur sehingga bisa ditempel dimanapun, tidak terasa mengganjal, serta dapat melindungi luka yang sudah mulai mengering dan mencegahnya terbuka kembali ketika beraktivitas. Selain itu, Kiddy Plast bersifat waterproof sehingga dapat menghalangi luka dari terkena air.
4. Merawat dan memantau luka
Tahapan selanjutnya yang harus dilakukan dalam mengatasi luka pada anak adalah dengan merawatnya untuk memastikan bahwa luka tersebut berangsur-angsur pulih. Mengganti plester secara berkala seraya memberikan cairan antiseptik pada luka merupakan proses penting yang dapat mendukung proses penyembuhan luka lebih cepat.
Selain itu, orang tua juga dapat mengecek apa yang dirasakan oleh anak untuk memastikan bahwa luka yang dialami telah berangsur pulih. Namun apabila luka tersebut tidak membaik dan mengalami pembengkakan, kemerahan dan bernanah, dapat segera konsultasikan hal tersebut ke dokter terdekat
Dukungan psikologis
Itulah beberapa tahapan yang dapat dilakukan orang tua dalam merawat luka pada anak. Selain melakukan perawatan luar, perlu kiranya bagi orang tua untuk memberikan dukungan psikologis saat anak mengalami cedera atau terluka.
Terkadang masih banyak orangtua yang mengekspresikan rasa khawatir mereka kepada anak dengan memarahi atau menyalahkannya. Namun tanpa disadari hal ini dapat berdampak negatif bagi pertumbuhan otak, mental, dan perilaku mereka di masa depan.
Apabila hal ini terus terjadi, maka dapat membuat komunikasi dan hubungan antara anak dan orangtua menjadi terganggu. Anak akan merasa takut dan trauma untuk bercerita kepada orangtua mereka karena ada kekhawatiran akan dimarahi atau disalahkan.
Untuk itu, sikap terbaik yang dapat ditunjukkan oleh orangtua dalam menghadapi situasi ini adalah dengan menenangkan anak dan memberikan dukungan kepada mereka dalam mengatasi situasi yang dihadapi, sehingga anak merasa tenang dan nyaman mengetahui bahwa orang tua mereka akan selalu ada disisi mereka untuk memberikan dukungan pada situasi sulit yang mereka hadapi.