Fimela.com, Jakarta Pernikahan Kiky Saputri berlangsung cukup meriah dengan hadirnya ribuan tamu undangan. Ribuan tamu undangan yang hadir tidak hanya berasal dari kalangan teman-teman, melainkan juga para politisi dan pejabat.
Ribuan tamu yang hadir di pernikahan Kiky Saputri rupanya menjadi cerminan standar yang berpengaruh pada tren pernikahan 2023. Pakar resepsi pernikahan Ohana Enterprise Yogy Rulan Wijaya menyebut pasca pandemi, tren jumlah tamu undangan yang diundang oleh mempelai memang mengalami tren peningkatan. Banyak pasangan yang ingin menikah memilih untuk mengundang paling sedikit 500 tamu dalam acara resepsi mereka.
"Kami melihat tahun 2023 lebih ke arah tren pax yang meningkat. Pasangan banyak yang sudah berani untuk booking gedung di lebih dari 500 pax," ungkap Yogy.
Imbas dari PPKM
Yogy juga menjelaskan meningkatkanya tren jumlah tamu yang diundang ke resepsi pernikahan tidak terlepas dari dicabutnya kebijakan PPKM oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Selama pandemi yang terjadi dalam 2 tahun terakhir, pemerintah membatasi jumlah tamu yang bisa diundang ke acara pernikahan.
"Peningkatan jumlah tamu undangan tidak terlepas dari telah dicabutnya PPKM. Jadi para calon pengantin sudah bernai membuat acara yang besar," ungkapnya.
Yogy menjelaskan, seiring dengan membaiknya penanganan covid-19 di Tanah Air dirinya meyakini bahwa jumlah tamu undangan yang diundang ke acara pernikahan akan semakin tinggi. Hal tersebut berkaitan erat dengan budaya pernikahan yang ada di Indonesia yang memaknai pernikahan adalah penggabungan dua keluarga besar menjadi satu.
"Para calon pengantin tentu ingin membuat acara besar untuk pernikahan mereka karena budaya pernikahan di sini ialah penggabungan keluarga besar. Kami melihat peningkatan jumlah pax di tahun ini bisa di atas 500 pax," ujarnya.
Tren konsep pernikahan
Mengenai tren konsep acara pernikahan, Yogy menjelaskan konsep pernikahan indoor maupun outdoor memiliki segmentasi pasarnya masing-masing. Calon pengantin di Jakarta mayoritas lebih menyukai acara pernikahan indoor atau ballroom dengan mempertimbangkan resiko cuaca yang kurang bersahabat di bulan yang ramai tanggal pernikahan seperti Septermber, Oktober, hingga November.
"Bulan-bulan tersebut memilki curah hujan tinggi. Akan tetapi wedding-wedding dengan konsep tradsional juga terkadang lebih suka acara pernikahan outdoor atau minimal semi outdoor, semua ada segmennya masing-masing," ujarnya.