Fimela.com, Jakarta Kebanyakan wisatawan asing hanya mengenalkan kopi biji luwak sebagai kopi asal Indonesia. Padahal, Indonesia memiliki berbagai macam varietas yang bergantung pada kondisi geografis ia ditanam.
Bergerak di industri kopi sejak lama, Space Roastery tidak menyangka apa yang mereka lakukan bisa menjangkau pasar internasional, secara spesifik pasar Eropa.
Diakui William Lin dan Elvan Wenas bahwa Space Roastery dimulai dari kebiasaan keduanya minum kopi semasa menjadi pelajar di luar negeri. Sebelum berangkat, mereka selalu menyempatkan mampir coffee shop dekat apartemen dan memesan Americano.
Bukan tertarik pada cita rasa dari Americano yang disajikan. Melainkan aroma kopi dan nuansa hangat dari coffee shop yang membuat mereka betah berlama-lama.
Kembali ke Indonesia, William dan Elvan menyadari ada sesuatu yang kurang dari industri kopi di Indonesia. Padahal Indonesia merupakan salah satu penghasil kopi terbesar di dunia. Bahkan keduanya kesulitan mencari kopi berkualitas seperti yang mereka minum saat masih di luar negeri.
What's On Fimela
powered by
Kelemahan kopi lokal
William dan Elvan pun berpendapat roastery lokal belum mampu memberikan hasil yang konsisten dan kopinya susah didapatkan. Hal ini yang membuat keduanya untuk membuka roastery kopi sendiri dengan nama Space Roastery.
Tidak disangka, banyak orang yang menyukai produksi kopi dari Space Roastery. Bahkan kualitas kopi yang baik membuat Space Roastery diboyong untuk berpartisipasi pada Paviliun Indonesia. Paviliun Indoneia sendiri merupakan inisiatif pemerintahIndonesia yang diselenggarakan di waktu yang bersamaan dengan perhelatan World Economic Forum (WEF) pada 16-20 Januari 2023, di Davos, Swiss.
Menteri Investasi/Kepala BKPM RI, Bahlil Lahadalia dan Duta Besar Indonesia untuk Swiss dan Liechtenstein, Prof. Muliaman Hadad mengunjungi booth mitra usaha GoTo di Davos, Space Roastery, untuk mencicipi kopi khas Indonesia dan menu andalan yakni Gayo Apple Cider. Biji kopi ini disuguhkan sebagai drip coffee yang disajikan secara langsung oleh William. Selain itu, Space Roastery juga menyajikan menu favorit pelanggan Indonesia seperti, Halu Pink Banana dari Jawa Barat, Fine Robusta dari Temanggung, The Forbidden Fruit dari Jawa Barat dan Gunung Prau, serta Kopi Gula Kelapa.
Sejuta kopi dalam sebulan
"Solusi bisnis digital yang Space Roastery manfaatkan dari ekosistem GoTo, mampu memberikan dampak positif bagi bisnis kami dengan berhasil meningkatkan penjualan hingga 143% pada 2021 dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, Space Roastery juga mampu menyerap tenaga kerja dengan memberdayakan sekitar 60 karyawan dan rata-rata setiap bulannya di 2022, kami berhasil menjual 1 juta gelas kopi," kata William.
Space Roastery terpilih menjadi perwakilan mitra usaha GoTo berkat kegigihannya membangun bisnis dan menghadapi masa-masa sulit ketika pandemi dengan memanfaatkan solusi bisnis digital dari ekosistem GoTo. Sejak awal mula berbisnis, Space Roastery telah memanfaatkan platform marketplace, seperti Tokopedia untuk berjualan secara online. Selain Tokopedia, Space Roastery turut memanfaatkan layanan GoFood untuk memperluas jangkauan pasarnya. Tak berhenti di situ, toko kopi asal Yogyakarta ini juga menggunakan berbagai solusi bisnis lain dalam ekosistem GoTo, seperti GoBiz, MOKA, dan Midtrans, untuk efisiensi operasional bisnis.