Fimela.com, Jakarta Retinol adalah rutinitas perawatan kulit yang efektif untuk menargetkan jerawat, garis halus, kerutan, tekstur, dan hiperpigmentasi. Namun, seringkali ada risiko iritasi, pembengkakan, atau bahkan memperburuk masalah yang sebenarnya kamu coba perbaiki sejak awal.
Retinoid adalah kategori untuk semua turunan vitamin A sekarang memasuki era yang lebih lembut, bisa menjadi alternatif bagi pemilik kulit sensitif. Karena penggunaan retinoid yang lebih kuat secara topikal telah dikaitkan dengan kekeringan kulit yang berlebihan, kepekaan terhadap sinar matahari, iritasi pada kulit sensitif, perih, dan terbakar, maka pemilik kulit sensitif wajib menyimak ini.
Penggunaan retinol yang tidak tepat juga bisa menyebabkan pigmentasi dan kesehatan kulit secara keseluruhan memburuk. Bahan retinoid sebenarnya bertujuan untuk mengaktifkan 3 reseptor asam retinoat di kulit, yang semuanya memainkan peran berbeda dalam proses dan perilaku vital kulit, seperti produksi minyak, pergantian sel kulit, dan pigmentasi.
Semua retinoid perlu diubah menjadi asam retinoat agar memiliki efek pada kulit. Semakin dekat turunan retinoid dengan asam retinoat pada skala, semakin sedikit langkah untuk mengubahnya menjadi bentuk akhir dan akan semakin kuat.
Semakin kuat retinoidnya, semakin cepat tingkat pergantian sel kulit. Selama ini, kulit bekerja mengganti sel kulit yang dibuang dengan yang baru, membuat kulit sangat rentan terhadap iritasi, kekeringan, kemerahan, dan pengelupasan.
Ini berarti turunan retinoid membutuhkan 2 atau 3 langkah untuk mencapai tahap asam retinoat lebih lembut dan akan menjadi pilihan aman bagi siapapun yang menghindari potensi iritasi. Berikut ini adalah beberapa pilihannya.
1. Retinyl Esters
Skala retinoid pertama adalah retinyl esters, yang memerlukan 3 langkah untuk diubah menjadi asam retinoat. Walaupun secara teknis lebih lemah daripada retinoid, retinyl esters secara signifikan lebih lembut sambil tetap meningkatkan pergantian sel untuk membuat kulit lebih cerah, halus, dan bersih.
Retinyl palmitate, retinyl acetate, retinyl linoleate, dan retinyl propionate sejenis retinyl esters adalah pilihan bagus untuk memulai. Namun, biasanya butuh waktu lebih lama untuk melihat hasilnya.
2. Retinol
Bisa dibilang retinol adalah retinoid paling terkenal, selangkah lebih maju dalam proses konversi, membutuhkan 2 langkah untuk menjadi asam retinoat dan karenanya lebih kuat daripada retinyl esters. Saat diaplikasikan, retinol dioksidasi menjadi retinal, yang selanjutnya dioksidasi menjadi asam trans-retinoat. Ya, ini berarti kemungkinan besar kamu akan mengalami iritasi, tapi juga melihat yang lebih signfikan dalam waktu yang lebih singkat.
3. Encapsulated Retinol
Encapsulated berarti retinol dikirim ke kulit dalam semacam selubung pelindung yang memungkinkannya diserap ke dalam kulit dan kemudian dilepaskan. Ini juga berarti bisa menjangkau bagian kulit yang lebih dalam.
Retinol yang dienkapsulasi seringkali lebih stabil dan karena penetrasi yang lama, ini meminimalisir risiko kekeringan, iritasi, dan kemerahan. Selain itu, produk yang mengandung bentuk retinol yang dienkapsulasi juga lebih kecil kemungkinannya untuk terdegradasi dengan paparan cahaya dan oksigen, sehingga akan tetap lebih efektif untuk jangka waktu yang lebih lama.
Cara memasukkan retinoid ke dalam rutinitas perawatan kulit
Pertama dan terpenting adalah memperhatikan tingkat konsentrasi untuk produk retinoid apapun sebelum mengoleskannya ke kulit. Produk dengan konsentrasi 0,1% hingga 0,4% paling baik untuk kamu yang memiliki kulit sensitif.
Meningkatkan dosis secara bertahap dari waktu ke waktu agar kulit toleran terhadap manfaat awal. Gunakan hanya satu malam dalam seminggu untuk memulai, sebelum meningkatkannya menjadi dua kali seminggu, untuk kulit sensitif.
Retinoid tidak boleh digunakan bersamaan dengan AHA atau perawatan asam lainnya. Menjaga kelembapan dan konsisten melapisi SPF sangat penting saat kamu menggunakan retinol.