Fimela.com, Jakarta Broken home merupakan sebuah istilah yang lumrah digunakan untuk mendeskripsikan kondisi keluarga yang telah bercerai atau nggak akur lagi. Ada banyak penyebab yang bisa memicu keadaan seperti ini di dalam keluarga. Mulai dari perselingkuhan, KDRT, perceraian, dan sebagainya.
Ketika kedua orang tua memutuskan untuk berpisah atau nggak bersama lagi, tentunya hal tersebut bisa membuat anak-anak jadi ikut terdampak dan bahkan menyebabkan kesehatan mental mereka jadi makin nggak stabil. Lantas, apa saja dampak buruk yang bisa didapatkan ketika seorang anak memiliki keluarga yang broken home?
1. Menurunnya Prestasi Akademik
Pada dasarnya perceraian atau kondisi broken home dalam keluarga bukan menjadi permasalahan untuk urusan prestasi akademik pada anak. Akan tetapi, kondisi di mana kedua orang tua yang bertengkar terus dan menyebabkan keributanlah yang membuat konsentrasi anak jadi terpecah dan malah nggak fokus ketika mereka melakukan kegiatan pembelajaran di dalam rumah. Nah, kondisi yang nggak tenang dan kondusif inilah yang kemudian memicu permasalahan pada pendidikan sang anak.
2. Menimbulkan Rasa Cemas Berlebihan
Sering menyaksikan kedua orang tua bertengkar tentu membuat anak jadi penuh kekhawatiran. Bukan hanya itu, anak yang berada dalam lingkungan seperti ini biasanya juga akan sulit percaya terhadap adanya sebuah hubungan karena bercermin pula dari para orang tuanya. Sehingga, bukan nggak mungkin jika suatu saat nanti dirinya akan memiliki kesulitan dalam bersosialisasi dan terlibat dalam kegiatan yang berkelompok.
3. Emosi yang Kurang Stabil
Hubungan yang kandas antara kedua orang tua sudah pasti memberikan dampak buruk bagi emosi anak. Seakan bercampur aduk, semua emosi negatif seperti kesedihan, amarah, bahkan kebingungan, bercampur menjadi satu di waktu yang bersamaan. Oleh karena itulah, terkadang seorang anak dari keluarga ini akan sangat sensitif, apalagi jika menyangkut dengan keluarga maupun hubungan lainnya.
4. Gangguan Perilaku
Menjalani kehidupan sebagai seorang anak broken home, itu artinya akan ada perubahan perilaku yang akan dialami. Hal ini nggak terlepas pula dari mood swing atau perubahan emosi pada diri sendiri. Nggak jarang pula, anak yang menjalani kehidupan ini akan menarik diri dari lingkungan sosial.
Nggak hanya itu, kondisi broken home nyatanya juga akan berkontribusi dalam memicu sifat buruk yang dimiliki oleh seorang anak. Mulai dari sering marah-marah, nakal, dan bahkan berperilaku kasar terhadap orang-orang yang ada di sekitarnya.
Itu tadi beberapa dampak buruk yang akan didapatkan pada anak jika berada di keluarga yang broken home. Jika keluargamu merasa seperti ini, maka ada baiknya untuk berusaha memperbaiki kondisi tersebut sesegera mungkin. Salah satunya adalah dengan melakukan traveling bersama ke tempat-tempat yang seru dan menyenangkan. Jangan lupa pula, untuk mengandalkan jasa travel yang aman dan terpercaya, ya.