Membuat Banyak Anak Keracunan, Seberapa Bahaya Nitrogen Cair untuk Tubuh?

Fimela Reporter diperbarui 13 Jan 2023, 09:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Baru-baru ini, masyarakat dibuat heboh dengan berita beberapa siswa sekolah dasar keracunan ‘chiki ngebul’ nitrogen. Jajanan ini sebenarnya sempat hits di kalangan masyarakat beberapa waktu lalu karena menawarkan pengalaman saat memakannya.

Saat memakan jajanan ini, para penikmatnya akan merasakan sensasi makan jajanan dingin dan mulut yang mengeluarkan asap. Meski unik, ternyata ada bahaya yang perlu diwaspadai dari penggunaan nitrogen cair dalam sebuah makanan.

Dilansir dari liputan6.com jajanan yang terinspirasi dari tren molecular gastronomy ini memakan korban. Korban pertama yakni seorang anak yang mengalami luka bakar sebanyak 30 persen di tubuhnya. Kemudian terdapat juga beberapa anak yang mengalami keracunan setelah mengonsumsi ‘chiki ngebul’ yang terbuat dari nitrogen cair.

Kandungan nitrogen dalam sebuah makanan perlu diwaspadai, tertama bagi para pelaku usaha dengan target pasar anak-anak. Biasanya tubuh anak lebih rentan dibandingkan dengan orang dewasa, sehingga tidak heran bila anak mudah keracunan saat menyantap sesuatu.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Bahan Kimia

Ilustrasi nitrogen cair yang merupakan salah satu bahan kimia. (dok. unsplash/Novi Thedora)

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, ‘chiki ngebul’ nitrogen merupakan salah satu jajanan yang terinspirasi dari molecular gastronomy yang seringkali digunakan oleh chef di berbagai restoran dan cafe. Dilansir dari liputan6.com molecular gastronomy merupakan teknik memasak yang menggabungan memasak dengan ilmu fisika dan kimia.

Dalam molecular gastronomy terdapat salah satu bahan kimia yang digunakan yaitu nitrogen cair. Sekilas jika dilihat bahan kimia ini tidak berbahaya, justru unik karena dapat membekukan makanan secara cepat dan membuatnya mengeluarkan asap tebal yang dingin.

Sebenarnya bahan kimia ini tidak mengandung racun atau dapat berbahaya bagi tubuh. Namun, adanya penggunaan yang salah dapat membuat nitrogen cair menjadi bumerang di tubuh hingga menimbulkan kerusakan.

Para chef mempelajari secara khusus teknik molecular gastronomy, sehingga mereka dapat mengolah makanan menggunakan nitrogen cair secara aman dan dapat dikonsumsi. Berbeda dengan para pedagang es ciki ngebul di kaki lima yang mungkin hanya melihat teknik molecular gastronomy dari sosial media atau media lain. Pengetahuan minim pedagang ini menyebabkan bahaya nitrogen cair yang mengancam kesehatan konsumen.

3 dari 3 halaman

Bahaya nitrogen cair untuk tubuh

Sebenarnya nitrogen cair tidak diperuntukan untuk makanan karena secara umum nitrogen cair digunakan sebagai pendingin komputer, sementara dalam bidang kesehatan digunakan sebagai pengobatan untuk menghilangkan kutil dan sel-sel prakanker. Selain itu, bahan ini juga seringkali dgunakan dalam praktik kriogenik yang mana para ilmuan mempelajari efek suhu dingin pada sebuah bahan-bahan tertentu.

Melansir dari www.fda.gov dan beberapa sumber lain terdapat potensi berbahaya yang dapat ditimbulkan dari penggunaan nitrogen cair ke dalam makanan. Adapun potensi bahaya tersebut, antara lain:

  • Bahaya hirup uap

Nitrogen cair bukanlah gas yang beracun, meski begitu tetap ada bahaya yang dapat dirasakan apabila nitrogen cair masih tersisa di makanan atau minuman. Dengan menghirup uap nitrogen cair disajikan bersama makanan atau minuman dapat menyebabkan kesulitan bernapas, terutama mereka yang memiliki penyakit asma. 

  • Timbulkan risiko kerusakan organ

Nitrogen cair merupakan salah satu cara cepat untuk membekukan sebuah makanan karena sifatnya mampu membuat suhu menjadi rendah. Suhu rendah tersebut dapat menimbulkan risiko kerusakan organ, terutama jika mengonsumsi nitrogen cari sesering mungkin.

  • Menimbulkan luka bakar

Salah satu bahaya dari nitrogen cair adalah dapat menimbulkan luka bakar meski tidak mengeluarkan api. Nitrogen cair memiliki titik beku yang berada jauh di bawah titik beku air, saat melakukan kontak langsung dengan kulit atau organ manusia dapat menimbulkan terjadinya cold burn atau rasa terbakar karena paparan suhu yang sangat dingin.

 

Penulis: Angela Marici

#Women for Women