Ernest Prakasa Sisipkan Pesan Personal di Cerita Film Cek Toko Sebelah 2

Rivan Yuristiawan diperbarui 27 Des 2022, 13:24 WIB

Fimela.com, Jakarta Ernest Prakasa menunjukkan eksistensinya sebagai sutradara dengan menghadirkan film Cek Toko Sebelah 2. Sekuel film yang sebelumnya sudah tayang pada tahun 2016 lalu itu sudah bisa disaksikan di bioskop mulai 22 Desember 2022 kemarin.

Saat berkunjung ke kantor FIMELA, belum lama ini, suami dari Meira Anastasia itu menuturkan jika film CTS 2 menyuguhkan cerita yang lebih kompleks dibanding film terdahulu. Namun begitu, semua masalah yang terjadi masih bersumber dari sosok yang sama, yakni Koh Afuk yang diperankan oleh Chew Kinwah.

"(CTS 2) Masih soal keluarga Koh Afuk yang kali ini konfliknya meluas, di luar dari mereka karena berkaitan dengan pasangan masing-masing. Ada isu soal persiapan pernikahan, restu orangtua, orangtua yang mendesak segera punya anak, macem-macem," kata Ernest Prakasa.

2 dari 3 halaman

Garis Besar Cerita

Ernest Prakasa. (Foto: Instagram @ernestprakasa)

Hadir sebagai sekuel, film Cek Toko Sebelah 2 menceritakan tentang Erwin (Ernest Prakasa) yang ingin melamar Natalie (Laura Basuki), namun menemui kendala karena tuntutan dari calon mertuanya. Di sisi lain, Koh Afuk (Chew Kin Wah) juga mendesak agar Yohan (Dion Wiyoko) dan Ayu (Adinia Wirasti) segera memiliki anak.

Ernest Prakasa menyebut jika meski memiliki benang merah yang sama, namun unsur drama di filmnya kali ini cukup kuat. "Erwin dan romance-nya udah ada di (CTS) pertama, tapi tipis. Jadi ini di-eksplore di sini. Jadi di sini ada penggalian lebih terhadap karakter-karakter yang udah ada," terangnya.

3 dari 3 halaman

Sisipkan Pesan Personal

(Bambang E.Ros/Fimela.com)

Dan, meski mengedepankan unsur komedi di tengah situasi drama yang terjadi, namun Ernest Prakasa menuturkan tetap menyisipkan pesan dalam filmnya tersebut. Bahkan, ia menyebut jika pesan yang dibawa dalam CTS 2 cukup personal.

"Film ini semoga jadi jembatan orangtua dan anaknya. Saya berharap film ini bisa jadi jembatan merasakan persfektif satu sama lain," tutur Ernest Prakasa.

"Saya pengen bawa pesan yang cukup personal, bahwa kayaknya sebagai orangtua ketika anak saya beranjak dewasa, saya harus berdamai dengan kenyataan bahwa orangtua tidak selalu tau yang terbaik untuk anaknya, kadang kita harus percaya sama mereka. Itu yang pengen saya bawa ke film ini," pungkasnya.