Fimela.com, Jakarta Nikita Mirzani kembali dikabarkan masuk ke rumah sakit karena mengalami pengapuran tulang. Hal itu disampaikan langsung oleh sahabatnya, Fitri Saltuheru, ketika ditemui awak media di RS Bintaro (22/12/2022).
Ia mengatakan Nikita membutuhkan proses pengobatan yang cepat untuk memulihkan kondisinya demi menghadapi persidangan.
"Nikita mengikuti pengobatan, mungkin ini menjadi perhatian sehingga bapak Jaksa bisa memberikan Nikita waktu untuk berobat di sini agar Nikita siap menjalankan sidang tanggal 29 nanti. Kalau nggak diobatin, nanti tanggal 29 Nikita nggak sembuh, kasihan yang mau hadir nggak ketemu Nikita," ungkap Fitri Salhuteru.
Pengeroposan Tulang
Sahabatnya yang lain, Aji, mengungkapkan rasa terima kasihnya pada majelis hakim karena memberikan izin pada Nikita untuk berobat. Sebelum ini, Nikita juga pernah menjalani pemeriksaan intensif di RSUD Dradjat Prawiranegara (RSDP), Serang, beberapa waktu lalu.
"Kebetulan memang saya hadir mendengarkan bersama dengan Jaksa. Kebetulan ada Jaksa Penuntut Umum (yang juga) mendengarkan secara langsung penjelasan dari dokter di RSUD Drajat Prawiranegara (RSDP) Serang. Niki terjadi pengeroposan tulang, (tipe) C5 C6, dan itu yang paling parah C6," papar Aji.
"C6 terjadi pengeroposan bahkan sudah bolong, dia sudah luka dan perlu ditangani secara serius. Makanya Nikita dirujuk ke rumah sakit (Bintaro), lebih lengkap alatnya, untuk bisa mendalami, mengoreksi penyakit yang diderita oleh Nikita," tambahnya.
Pura-Pura
Meski mendapat rujukan dan diberikan kesempatan untuk berobat, nyatanya masih ada netizen yang menuduh Nikita Mirzani hanya berpura-pura. Fitri Saltuheru pun menepis hal tersebut dan mengatakan bahwa ibu tiga anak itu memang membutuhkan perawatan intensif.
"Selama tidak timbul dari bapak Jaksa yang katanya Nikita pura-pura sakit, saya tidak masalah kalau dari netizen pro dan kontra, biasa," ungkap Fitri.
"Di sini kita tahu Nikita dituduh pura-pura sakit tidak terbukti, karena semuanya diucapkan di depan aparatur negara. Apa kata dokter, apa yang harus dilakukan. Kalau kita tidak percaya lagi sama dokter ya apalagi ada rumor dari dokter dan Kejaksaan, berlebihan menurut saya," tambahnya.