Review Buku Novel All the Lovers in The Night - Mieko Kawakami

Endah Wijayanti diperbarui 24 Des 2022, 09:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Di antara kita pasti pernah berada di fase merasa sangat kesepian, ingin dicintai, ingin diakui, dan ingin menjalani hidup yang lebih tenang tanpa dihantui masa lalu atau kekhawatiran masa depan. Saat menginjak usia 30-an, seorang perempuan pun kadang dihadapkan pada dinamika dan gejolak baru kehidupan. Selain itu, banyak persoalan baru yang rasanya perlu direnungkan lebih dalam seiring dengan bertambahnya usia.

Fuyuko Irie, dalam novel All the Lovers in The Night dihadirkan seperti untuk mewakili suara-suara yang sering berkecamuk di kepala perempuan usia 30-an. Di usia 34 tahun, Fuyuko memutuskan untuk bekerja sebagai pemeriksa aksara lepas (freelance proofreader) dan menekuni rutinitas yang berbeda dari sebelumnya. Tinggal seorang diri dengan keseharian yang sebagian besar dihabiskan dalam sunyi, Fuyuko jarang berinteraksi dengan banyak orang selain Hijiri dan seorang pria yang dikenalnya dengan cara yang tak pernah ia duga.

 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

All the Lovers in The Night

All the Lovers in The Night./Copyright Endah

Judul: All the Lovers in The Night

Penulis: Mieko Kawakami

Penerjemah: Sam Bett & David Boyd

Penerbit: First published 2022 by Europe Editions, New York

From international literary sensation Mieko Kawakami comes All The Lovers In The Night, an extraordinary, deeply moving and insightful story set in contemporary Tokyo.

Fuyuko Irie is a freelance proofreader in her thirties. Living alone, and unable to form meaningful relationships, she has little contact with anyone other than Hijiri, someone she works with. When she sees her reflection, she's confronted with a tired and spiritless woman who has failed to take control of her own life. Her one source of solace: light. Every Christmas Eve, Fuyuko heads out to catch a glimpse of the lights that fill the Tokyo night. But it is a chance encounter with a man named Mitsutsuka that awakens something new in her. And so her life begins to change.

As Fuyuko starts to see the world in a different light, painful memories from her past begin to resurface. Fuyuko needs to be loved, to be heard, and to be seen. But living in a small world of her own making, will she find the strength to bring down the walls that surround her?

All The Lovers In The Night is acute and insightful, entertaining and captivating, pulsing and poetic, modern and shocking. It's another unforgettable novel from Japan's most exciting writer.

***

"You can learn so much about a person from how they approach their work." pg. 22

"Everybody in this life has something they have to put up with." pg.26

"... if you make plenty of money but don't have any kids, you might get called successful. But unless you have kids, no one will ever call you a great woman." pg. 31

"When it comes to love, the only weapon that we've got is our emotions, right? So what can you do when your foundation's all messed up? If that's the state you're in, there's no way you can ever get serious with anybody." pg. 104

Perkenalan dan perjumpaan dengan pria bernama Mitsutsuka membuat Fuyuko mengalami berbagai hal baru. Perasaannya pun terasa lebih bergejolak dan membuat kesehariannya tak lagi sama. Setiap waktu yang dihabiskan bersama Mitsusuka membuat Fuyuko mendambakan hal-hal baru.

Fuyuko punya sebuah ketertarikan unik. Dia menyukai cahaya. Lebih tepatnya menyukai cahaya yang bisa ia lihat dan nikmati pada malam hari. Ada "ritual khusus" yang ia lakukan tiap kali merayakan hari ulang tahunnya sendiri berkaitan dengan malam dan cahaya.

Bersama Mitsusuka, Fuyuko menemukan kesamaan soal mengagumi dan menyukai cahaya. Banyak hal yang bisa ia obrolkan dengan Mitsusuka. Dari pekerjaan hingga hal-hal yang disukai di masa lalu. Meskipun begitu, masih ada rahasia yang tampak menyelimuti interaksi dan hubungan mereka.

Fuyuko juga banyak menghabiskan waktunya berkomunikasi dan berinteraksi dengan Hijiri. Rekan kerjanya ini menjadi orang yang paling sering mengajak Fuyuko berbicara dan berkomunikasi. Hijiri punya sudut pandang menarik soal kehidupan, khususnya kehidupan yang berkaitan dengan dinamika kehidupan perempuan.

Pandangan dan cara berpikir Hijiri mungkin tak bisa diterima oleh semua orang. Namun, ada hal-hal yang menjadi prinsip hidupnya dan itu menjadi caranya untuk bertahan menjalani kehidupannya sendiri tanpa harus menuruti orang lain atau tuntutan masyarakat.

"Sadness and happiness are all experienced by someone else before us; we're simply following their lead." pg. 127

"People ask advice all the time, right? But they're not actually asking for somebody's opinion, or what that person would do in a similar situation. Far from it. What they're really doing is putting their thoughts or their own experiences into words." pg. 133

Membaca All the Lovers in The Night, kita akan mengikuti kehidupan dan keseharian Fuyuko yang terasa sunyi tapi menghadirkan ketenangan yang mengalir dengan cukup hangat. Isi hati dan pikiran Fuyuko seakan mewakili hal-hal yang juga kerap dipikirkan dan berkecamuk di benak perempuan berusia 30-an. Mulai dari soal mendamba hubungan yang sempurna dan indah hingga mengusahakan kebahagiaan-kebahagiaan dalam hidup sendiri.

Membaca novel ini menggiring kita untuk menikmati untaian kata demi kata dengan pelan. Ada kehampaan tapi juga ada kehangatan. Di beberapa bagian, kita akan menemukan narasi dan dialog yang bisa membuat kita merenungkan banyak hal. Bahkan beberapa narasi dalam novel ini menghadirkan ruang untuk refleksi diri.

Kalau butuh rekomendasi bacaan novel yang menghadirkan pengalaman membaca berkesan, All the Lovers in The Night karya Mieko Kawakami ini bisa jadi pilihan.

#WomenforWomen