Fimela.com, Jakarta Setelah dinyatakan sembuh dari penyakit gagal ginjal akut misterius atau Gangguan Ginjal Akut Atipikal Progresif (GgGAPA), sejumlah anak mengalami kerusakan organ saat menjalani rawat jalan. Meski dinyatakan sembuh, anak tersebut mengalami gangguan pada organ lain.
Dilansir dari liputan6.com Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Budi Gunadi Sadikin sedang menyelidiki soal laporan adanya gangguan organ pada anak-anak yang telah dinyatakan sembuh dari gagal ginjal akut. Pelacakan kondisi dilakukan Kemenkes.
"Kami sekarang sedang melacak kondisi anak-anak yang sembuh dari gagal ginjal akut," terangnya usai 'Penandatanganan MoU Penanganan Stunting antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI' di Gedung PBNU Jakarta.
Budi Gunadi mengungkapkan bahwa pihaknya mendengar sejumlah anak yang telah dinyatakan sembut secara klinis mengalami gangguan pada organ lain. Melihat itu, penyelidikan yang dilakukan oleh Kemenkes bertujuan untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut terkait apakah kerusakan tersebut merupakan dampak dari penyakit gagal ginjal akut atau penyakit lain.
"Sekarang kami lagi cek, apakah itu memang disebabkan oleh gagal ginjal akut atau terkena penyakit lainnya," jelas Budi Gunadi.
Alami gangguan saraf
Adapun, laporan efek jangka panjang dari para pasien yang mengalami gagal ginjal akut mulai terdengar dari beberapa keluarga pasien. Meski gagal ginjal anak kembali normal, kerusakan terjadi pada organ lain yaitu gangguan saraf yang dirasakan para penyintas gagal ginjal akut.
Melihat adanya efek jangka panjang tersebut, puluhan keluarga pasien mengajukan guguatakn perwakilan kelompok (class action) ke Pengadilan Jakarta Pusat. Tergugat di antaranya, termasuk Kementerian Kesehatan RI hingga Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI).
Tim Advokasi untuk Kemanusiaan, Awan Puryadi mengungkapkan hampir 50 korban yang melakukan komunikasi intens dengan pihaknya. Para korban tersebut berasal dari Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Bali.
Awan menyebut bahwa kebanyakan anak mengalami kerusakan organ tubuh lain akibat obat sirup yang dikonsumsi. Obat tersebut mengandung Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) yang menjadi penyebab gagal ginjal akut yang dialami banyak anak di Indonesia.
Dalam temuannya, terdapat fakta mengejutkan yakni dampak dari keracunan obat sirupyang mengandung EG dan DEG mengakibatkan kerusakan organ tubuh lain, termasuk organ dalam seperti hati, jantung, paru, malfungsi panca indera, serta kerusakan saraf permanen.
Badan kaku dan sulit bergerak
Selain itu, Awan Puryadi juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi anak yang mengalami gagal ginjal akut. Salah satu pasien yang berusia 4 tahun 11 bulan telah dirawat selama 3 bulan, kondisi yang dialami pasien tersebut badan kaku dan sulit bergerak kecuali jari-jari dan matanya.
"Anaknya, kondisinya betul-betul kaku semua. Enggak bisa gerak, hanya jari dan matanya. Dan kita enggak tahu apa yang dirasakan anak ini secara pribadi," ucap Awan.
Tak hanya itu, pasien lain yang mengalami kondisi terberat lainnya adalah tidak bisa berkomunikasi meskipun matanya bisa melihat sekeliling. Hal tersebut membuat para keluarga pasien yang mengalami gagal ginjal akut tak tahu harus melakukan langkah apalagi untuk menyembuhkan anak mereka.
Awan menuturkan bahwa pertama kali pasien mengalami gagal ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI), kemudian merembet ke organ lain seperti saraf, paru, dan otak yang berakibat permanen. Hal tersebut membuat tim dokter menyatakan bahwa kerusakan terjadi secara permanen.
Penulis: Angela Marici.
#Women for Women