Famestory Regina Poetiray, Berdiri Tegak di Tengah Pro dan Kontra

Lanny Kusuma diperbarui 20 Des 2022, 10:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Regina Poetiray, beberapa waktu lalu vokalis band Geisha ini sempat menarik perhatian publik karena keberadaannya dibanding-bandingkan dengan Momo. Menariknya, Regina tak sedikit pun merasa goyah, ia justru santai dan dewasa menghadapi pro dan kontra yang hadir dan menyebut hal tersebut sebagai sesuatu yang wajar.

"Menurut aku, pro dan kontra itu suatu hal yang sangat biasa banget ya, itu wajar terjadi apalagi di band Geisha ini, yang mungkin pasti pendengar musik Indonesia sudah tahu band Geisha 17 tahun bersama vokalis yang dulu, sama kak Momo, dan sekarang bersama aku, dengan vokalis yang baru Regina Poetiray umurnya masih kecil, masih baru, sekarang 4 tahun pastinya wajar," tutur Regina Poetiray dalam wawancara dengan FIMELA beberapa waktu lalu.

Soal keberadaannya, Regina pun tak memaksakan semua orang untuk menyukai dirinya dan Geisha dengan format dan warna yang baru. Bagi Regina, semua dikembalikan kepada selera pendengar dan ia hadir dengan warnanya sendiri bersama Geisha."Itu hak mereka juga mau mereka suka apa nggak, istilahnya kalau mereka suka dengan Geisha yang dulu ya silakan," ucapnya.

Lebih lanjut diceritakan Regina, persiapan mental untuk menghadapi hal ini sudah ia lakukan, maka tak heran saat publik membandingkannya, ia tak merasa terusik dan tetap berdiri di atas pijakannya yang kuat. "Itu tinggal masalah selera saja sih, dan itu hal yang wajar banget, aku pas masuk Geisha juga sudah benar-benar mempersiapkan mental, pasti akan ada jadi ya sudah just go with it aja gitu.”

 

 
Famestory Regina Poetiray. (Foto: Bambang E. Ros, Digital Imaging: Nurman Abdul Hakim/Fimela)

Selain dituntut menjadi sempurna, tak jarang publik meminta banyak hal dari seorang public figure bahkan bisa dengan mudah menjatuhkan seorang lewat kata-kata yang dilontarkan di media sosial. Meski menjadi salah satu sasaran hal tersebut, Regina mengaku sama sekali tak goyah atau merasa jatuh.

"Jujur sih nggak. Jujur ya ini, maksudnya bukannya aku sok-sokan kuat, gue sok tegar gitu nggak, tapi bersyukurnya thank God nggak ada di titik yang merasa 'gila gue gini banget, gue di-hate banget, di-bully', nggak sih nggak ada. Karena mungkin aku sudah mempersiapkan mental juga dan aku rasa itu hal yang biasa banget sih pro dan kontra," katanya dengan lugas.

Hal ini pun menjadi sesuatu yang menarik, tentang apa yang membuat Regina begitu siap menghadapi berbagai risiko dari pekerjaannya. Ya, selain persiapan mental, membangun rasa percaya diri menjadi hal lain yang membuat Regina begitu santai menghadapi beragam komentar negatif yang bisa saja menjatuhkannya dengan mudah.

"Aku percaya karena I know my worth and I know that this is process dan nggak ada yang instan. Aku juga nggak minta semuanya untuk suka aku, jadi aku percaya masalah proses dan waktu aja sih," ucapnya percaya diri.

Perbincangan FIMELA dengan Regina Poetiray pun berjalan begitu menarik, selain soal pandangan publik tentang dirinya, cara vokalis Geisha ini menyikapi haters pun manjadi sesuatu yang seru. Tak sampai di situ, Regina juga bercerita tentang kehilangan sosok yang begitu dekat dan dicintainya. Penasaran? Berikut adalah kutipan wawancara FIMELA dengan Regina Poetiray.

2 dari 3 halaman

Melangkah dengan Percaya Diri

Famestory Regina Poetiray. (Foto Bambang E. Ros, Digital Imaging Nurman Abdul Hakim/Fimela)

Siap menghadapi berbagai tantangan dan risiko kerja di dunia hiburan, membuat Regina Poetiray begitu yakin melangkah. Selain membangun kepercayaan diri, dukungan dari keluarga nyatanya begitu berpengaruh membawa Regina menjadi sosoknya hari ini.

Empat tahun menjadi vokalis Geisha, bagaimana rasanya?

Perasaannya menjadi vokalis di band Geisha, di band yang Indonesia yang luar biasa pastinya senang, banyak banget pengalaman baru yang aku dapatkan. Bersama Geisha tuh ternyata aku bisa dan pastinya bangga banget bisa menjadi keluarga baru di band Geisha, bisa menyuarakan, dan bisa mengambil part di industri musik bersama Geisha itu suatu hal yang ternyata membuat aku senang banget dan bangga banget.

Bicara soal kamu yang sempat dibanding-bandingkan sejak bergabung dengan Geisha, bagaimana kamu menanggapi hal tersebut?

Menurut aku, pro dan kontra itu suatu hal yang sangat biasa banget ya, itu wajar terjadi apalagi di band Geisha ini, yang mungkin pasti pendengar musik Indonesia sudah tahu band Geisha 17 tahun bersama vokalis yang dulu, sama kak Momo, dan sekarang bersama aku, dengan vokalis yang baru Regina Poetiray umurnya masih kecil, masih baru, sekarang 4 tahun pastinya wajar.

Perubahan kan hal yang pasti terjadi ya, itu hal yang sangat wajar sih ada pro dan kontra. Itu hak mereka juga, mau mereka suka atau nggak. Kalau mereka suka dengan Geisha yang dulu ya silakan, bisa didengerin di digital streaming platform yang lagu-lagu lamanya, kalau suka yang baru juga sudah ada, jadi itu tinggal masalah selera saja sih dan itu hal yang wajar banget. Aku pas masuk Geisha juga sudah benar-benar mempersiapkan mental, pasti akan ada jadi ya sudah just go with it aja gitu.

Kejadian itu sempat terulang dan ramai di media sosial, kamu sempat merasa jatuh kah?

Jujur nggak sih. Jujur ya ini maksudnya bukannya aku sok-sokan 'kuat nih gue' sok tegar gitu nggak, tapi bersyukurnya thank God gak ada di titik yang merasa 'gila gue gini banget gue di-hate banget di-bully' gak sih, karena mungkin aku sudah mempersiapkan mental juga dan aku rasa pro dan kontra itu hal yang biasa banget.

Mungkin mereka kaget ya, sudah terbiasa mendengarkan suara (vokalis) yang lama selama 17-16 tahun, sedangkan dengan aku yang masih baru masuk ke band itu, di mana ikoniknya vokalis yang lama, pasti hal yang wajar banget (terjadi penolakan).

 

Famestory Regina Poetiray. (Foto Bambang E. Ros, Digital Imaging Nurman Abdul Hakim/Fimela)

 

Apa yang membuat kamu percaya diri untuk terus melangkah maju?

Yang bikin aku percaya diri sebenarnya memang dari dalam diri sendiri gitu sih ya. I know my worth ya, aku tau value aku dan aku rasa ini sih lagi masa-masanya aku lagi diproses sih dan aku enjoy di dalam proses ini, yang mungkin ini bukan ending-nya aku.

Maksudnya aku percaya ini tuh baru langkah awalnya Geisha bersama aku, apalagi baru empat tahun dibandingin sama yang 17 tahun (bersama Geisha), of course pasti masih banyak yang tidak suka. Tapi aku percaya karena I know my worth and I know that this is process dan nggak ada yang instan sih, aku juga nggak minta untuk semuanya suka aku jadi aku percaya masalah proses dan waktu aja.

Menjadi public figure menjadi sempurna adalah tuntutan, apakah hal itu menjadi beban tersendiri untuk kamu dan seperti apa kamu menghadapinya?

Mungkin gak dijadiin beban sih ya, mungkin dijadikan salah satu tanggung jawab sebagai public figure di mana menjadi yang 'dilihat', mau nggak mau ya memang harus membawa good influence terhadap teman-teman semua. Nggak dijadikan beban sih, mungkin itu sudah jadi tanggung jawab.

Tapi kamu merasakan tuntuntan itu nggak, baik dari teman atau netizen?

Iya, iya pasti mereka ada aja. Mungkin lebih kayak kritik-kritik juga kali ya, aku juga open to any critics, nggak apa-apa bagus untuk membangun aku juga gitu kan.

Misalnya kaya 'oh gayanya jangan kayak gini dong kaya fashionnya, ih keliatan perut jangan dong yang kaya gitu. Tapi maksudnya mereka membangun juga gitu loh gak yang nyecer banget gitu engga. Tapi pada baik-baik kok warganet Regina, mantap.

Berada di garis terdepan, image seperti apa yang kamu tampilkan di panggung Geisha?

Pastinya dari musiknya saja kalau didengar pasti beda kan sekarang, kalau dari akunya image yang mau ditunjukkan mungkin ke anak muda gitu guys, lebih fresh, kalau gaya fashion mungkin aku lebih ke kasual, santai, yang sebelumnya dari umur dan generasi juga berbeda kan, mungkin itu yang ingin aku tunjukkan, lebih ke anak muda. Fresh sama santai aja gitu.

Bagaimana cara Regina mencintai diri sendiri?

I do things that I loved, aku melakukan hal-hal yang aku suka seperti puji Tuhannya aku menjadi musisi itu suatu hal yang memang jadi passion aku dan menjadi pekerjaan ya. Bernyanyi, bermusik, olahraga juga mungkin ya, itu yang ngebuat boost confidence juga melakukan hal-hal yang kita suka.

3 dari 3 halaman

Kehilangan

Famestory Regina Poetiray. (Foto Bambang E. Ros, Digital Imaging Nurman Abdul Hakim/Fimela)

Kehilangan bukan hal mudah untuk dilalui siapapu, termasuk Regina Poetiray. Berpulangnya sang Ayah menghadap Yang Kuasa, tentunya membuat harinya ikut berubah, namun ia punya cara sendiri untuk menghadapi dan menerima kepergian sang ayah.

Sebesar apa rasa kehilangan kamu terlebih ayah juga jadi sosok terdekat kamu?

Kalau itu sih pastinya besar banget ya maksudnya yang benar-benar kalau dibilang tuh Papa tuh sosok yang dia itu bisa menjadi bapak, bisa menjadi teman curhat, bisa menjadi stylist aku, bisa menjadi teman ngobrol, benar-benar semuanya aku selalu ceritanya ke papa dan selalu-nanya-nanyanya tuh ke Papa.

Misalnya hal sesimpel 'Aku harus pakai baju apa ya Pa?' kayak gini pasti itu papa aku yang arahin. 'Pa aku harus potong rambut kayak gimana ya?'. Jadi benar-benar 24/7 nya aku tuh semua pasti sama dia, sama Papa.

Pastinya kehilangan banget dan hubungan aku sama Papa benar-benar kita sedekat, jadi  kehilangan banget sih, tapi ya namanya sudah Gods timing, sudah waktunya Tuhan ya kita ngnggak bisa apa-apa, jadi sudah menerima pastinya.

Butuh berapa lama kamu beradaptasi bahwa Papa sudah ngnggak ada?

Rasa yang kaya gitu pasti ada cuma mungkin bisa dihitung aku yang paling cepet ternyata dibandingin sama Mama aku dan Ade aku. Keluargaku sampai bingung 'Kok kamu bisa nggak yang kaya ini banget, nggak yang sedih banget, nggak yang nangis-nangis banget?'

Aku juga nggak tau sih kalau bukan karena Tuhan yang kasih kekuatan ke aku, ya aku juga nggak akan bisa. Kalau bisa dibilang aku tuh yang paling manja (ke papa), makanya aku juga bingung di momen seperti ini, kehilangan seorang ayah, orang yang paling deket aku, kalau bukan karena Tuhan aku tuh nggak akan bisa sih ngomong kaya gini, benar-benar semuanya karena Tuhan sih. 

Famestory Regina Poetiray. (Foto Bambang E. Ros, Digital Imaging Nurman Abdul Hakim/Fimela)

 

Momen yang paling membuat kamu merasa kehilangan ayah?

Nyanyi bareng sih, jadi mellow kan.. Nyanyi bareng, bermusik bareng itu sih, discuss hal-hal simple bareng. Mungkin hal-hal simple sih.

Bagaimana cara merelakan kepergian papa?

Yang bikin aku kaya gitu mungkin, yang pertama pastinya Tuhan ya yang benar-benar jadi kekuatan untuk aku personally dan keluarga. Terus sama aku mikirnya sooner or later, mau berapa tahun lagi pasti kita semua akan mengalami momen seperti ini, fase kehilangan seperti ini, dan aku percaya juga mungkin memang waktunya Tuhan untuk Papaku ya kemarin itu 21 Juli 2021.

Boleh kita bersedih itu hal yang normal, tapi ya karena udah Tuhan rencanain kan jadi ya sudah semuanya sudah kedaulatannya Tuhan.

Papa sudah sempat lihat kamu sukses bersama Geisha. Menurut kamu apa hal yang bikin Papa bangga banget sama kamu?

Yang pastinya dia bisa melihat aku bermusik sendiri ya, terus juga bisa melihat aku perform di depan banyak orang, itu mungkin membuat dia bangga juga pastinya, bersama Geisha juga.

Dia tuh bukan tipe yang (mengungkapkan) 'Papa bangga sama kamu' nggak gitu. Dia setiap aku habis perform (kasih masukan) tadi nyanyinya kurang in,i jadi kita termotivasi gitu, dia bilang keren tapi pasti selalu ada kritik yang membangun kita juga, kita nggak boleh puas, harus terus belajar.