Fimela.com, Jakarta Tahukah kamu, kalau setiap tiga menit, seorang anak lahir dengan bibir sumbing. Kondisi bibir sumbing tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik anak, tapi juga mentalnya.
Operasi bibir sumbing yang tepat waktu, sangat penting untuk mengubah hidup seorang anak dan membawa mereka ke masa depan yang lebih sehat dan bahagia.
Hal itu disampaikan Malina Ngai, CEO A.S Watson (Asia & Eropa) yang berkomitmen tak hanya memberikan senyum di wajah pelanggan, tapi pada orang yang membutuhkan bantuan. Sebab itu, A.S Watson bermitra dengan Operation Smile dalam meluncurkan program komunitas global pertamanya ‘Give a Smile’ pada tahun 2018 untuk meningkatkan kesadaran dan dana bagi anak-anak yang lahir dengan celah langit-langit atau bibir sumbing.
“Dan memberi mereka senyum baru yang indah dan harapan segar melalui operasi yang dapat menciptakan perubahan hidup,” ujar Malina Ngai lagi.
Mencapai Tonggak Pencapaian 5.000 Operasi
Sejak diluncurkan, A.S. Watson dan merek ritelnya telah bekerja bahu-membahu untuk mengubah kehidupan anak dengan kondisi bibir sumbing dari seluruh dunia. Tahun ini, kampanye Give a Smiletelah mencapai tonggak penting dengan mensponsori 5.000 operasi yang mengubah hidup, yang juga bertepatan dengan hari jadi ke-40 program medis Operasi Smile.
“Namun, kami tidak bisa melakukannya sendiri. Ini adalah upaya bersama oleh karyawan kami, pelanggan kami, dan mitra bisnis kami. Setiap dari mereka adalah bagian dari pencapaian yang telah kami capai, dan dukungan mereka yang luar biasa akan terus mendorong kami untuk berbuat lebih banyak bagi anak-anak dengan kondisi bibir sumbing dan keluarga mereka," lanjut Ngai.
Memajukan Wanita dalam Kepemimpinan di Layanan Kesehatan
A.S. Watson memiliki komitmen berkelanjutan untuk memberdayakan wanita sehingga setiap dari mereka dapat merasa nyaman, percaya diri, dan cantik dari dalam dan luar. Perusahaan telah bekerja sama dengan Operation Smile untuk meluncurkan program Women in Medicine yang bertujuan untuk mendidik wanita di negara berkembang tentang praktik dan spesialisasi medis tingkat lanjut, memberdayakan mereka untuk menjadi pemimpin dalam pengobatan global, memperluas peluang bagi petugas kesehatan wanita di komunitas yang kurang terlayani, dan meningkatkan kualitas perawatan bibir sumbing.
Ngai menambahkan, “Kami senang kemitraan global kami dengan Operation Smile tidak hanya membantu anak-anak sumbing untuk memulihkan senyumnya, tetapi kami juga dapat membantu memberdayakan perempuan di bidang ilmu kedokteran. Kami percaya program Women in Medicine akan memungkinkan wanita untuk memainkan peran yang lebih utama dalam bidang kedokteran dan kesehatan, menginspirasi mereka untuk menjadi lebih percaya diri dan profesional.”
Kathleen Magee, Co-founder dan President of Operation Smile berkata, “Tujuan akhir dari Women in Medicine adalah untuk menginspirasi dan memungkinkan wanita mengambil peran kepemimpinan di bidang medis sehingga mereka dapat membantu membentuk kebijakan yang akan menarik lebih banyak wanita ke bidang ilmu medis dan membekali mereka dengan keterampilan standar global untuk memperluas akses pada tindakan operasi yang aman dan perawatan bibir sumbing yang berkualitas. Kami menghargai dukungan luar biasa dari A.S. Watson untuk program Women in Medicine, dan memberikan lebih banyak senyuman kepada anak-anak yang menderita bibir sumbing atau celah langit-langit melalui program Give a Smile di seluruh dunia.”
Program Women in Medicine pertama kali diluncurkan di Watsons Filipina yang merupakan program bedah dan pendidikan internasional yang semuanya perempuan. Tim multinasional dari 13 negara berbeda melakukan satu hari kepemimpinan dan hari pendidikan tentang peran wanita dalam kesehatan global diikuti dengan lima hari tindakan operasi gratis, yang berjumlah 59 tindakan operasi yang mengubah hidup yang dilakukan pada anak-anak dengan kondisi bibir sumbing.
Maria Fernanda Tapia, seorang ahli bedah plastik dari Bolivia dan Operation Smile Global Surgery Fellow yang berpartisipasi dalam program Women in Medicine mengatakan, “Perempuan dan laki-laki berbeda satu sama lain tetapi itu bukan alasan bagi perempuan untuk merasa bahwa mereka kurang mampu dalam menjadi bagian dari bidang kesehatan. Wanita memiliki kemampuanuntuk merawat pasien dengan lebih baik, terutama yang rentan.”