ANTOLOGI merupakan sebuah bunga rampai dari persepsi akan tenun Indonesia yang diwujudkan dalam busana siap pakai dan semi-adibusana. Koleksi pada pagelaran ini dirancang oleh tiga rumah mode ternama Indonesia dengan sisi artistik berbeda: Mel Ahyar, Danjyo Hiyoji dan Eri.
Mel Ahyar mengawali pagelaran dengan sebuah koleksi berjudul “Kawin Campur 2” untuk labelnya yang khusus didedikasikan untuk kebudayaan Nusantara, Mel Ahyar Archipelago.
Menggunakan 7 macam kain dari berbagai provinsi, desainer berlanggam demi-couture ini bermain dengan desain asimetris, pola dekonstruksi dan sambung motif kontras.
Selanjutnya, Dana Maulana dan Michael Simiadi dari Danjyo Hiyoji membawakan deretan busana pria dan wanita di bawah tajuk “•Temu” (dibaca: Titik Temu)
Tema tersebut mengacu pada daya konvergensi dari kayanya ragam tenun daerah yang diterjemahkan lewat semangat jiwa muda khas label kontemporer yang berdiri sejak awal milenium tersebut
Nuansa warna hijau dan merah yang identik dengan musim perayaan dan kemeriahan bisa menjadi opsi tampilan Natal dan Tahun Baru 2023 yang berbeda.
Desainer Eridani memamerkan kepiawaiannya dalam menggabungkan elemen jukstaposisi halus lewat lipit dan struktur, gelepai dan keringkasan, serta kecantikan dan maskulinitas saat menutup ANTOLOGI dengan koleksi bertajuk “Kvlturati” untuk labelnya, Eri
Paduan dari sejumlah dualisme tersebut hasilkan deretan busana yang anggun, mewah, dan karismatik namun bersahaja berkat kecerdikan Eridani dalam memainkan teknik potong dan jahit.
Pemilihan desainer mode dengan garis rancang berbeda dimaksudkan agar kain tenun tradisional dapat mengalami berbagai inovasi baru, serta dapat diterima oleh khalayak dengan beragam preferensi gaya.