Fimela.com, Jakarta Banyak orang mengakui mereka takut naik pesawat. Ada yang mengalami kecemasan berlebihan saat harus terbang, ini bisa berasal dari klaustrofobia.
Menurut psikoterapis Susan Zinn, ini normal, terlebih sejak pandemi, semakin banyak orang takut naik pesawat. Mereka merasa tidak memiliki kendali saat naik pesawat terbang.
Dilansir dari huffpost.com, berikut ini adalah beberapa tips mengatasi kecemasan untuk kamu yang takut naik pesawat. Kurangi masalah di musim liburan.
1. Mengekspos diri pada aspek terbang
Paparan terhadap pesawat dan bandara akhirnya bisa menjadi solusi. Bicaralah dengan awak pesawat, membaca buku, atau pergi ke bandara, yang dikenal sebagai terapi pemaparan.
Cara ini bisa membantu otak beradaptasi dengan situasi dari waktu ke waktu, menghilangkan rasa takut dan ketidakpastian saat terbang. Sebaiknya coba ini dengan terapis yang terlatih.
2. Memilih kursi
Hati-hati memilih tempat duduk, karena ini bisa membuatmu nyaman atau tidak nyaman. Pilihlah yang menurutmu memiliki akses terbaik saat kamu panik. Jika memungkinkan, tingkatkan ke kelas 1 untuk mendapatkan lebih banyak ruang.
What's On Fimela
powered by
3. Temukan metode pernapasan dalam yang cocok untukmu
Latihan pernapasan sering direkomendasikan untuk mengatasi kecemasan. Melakukan hal ini bisa membantu menenangkan kecemasan yang muncul, sebelum akhirnya berubah menjadi serangan panik.
4. Membawa permen
Makan permen asam untuk memaksa otak kembali ke dunia nyata. Rasa permen bisa membantu kamu lebih fokus pada saat ini, daripada rasa takut selama terbang. Ini cara lain untuk melatih kesadaran.
5. Memahami apa itu turbulensi
Adam Banks, seorang pensiunan pilot yang berbasis di New York mengatakan bahwa turbulensi adalah salah satu bagian dari penerbangan. Turbulensi biasanya disebabkan oleh angin yang bergeser dan pesawat dirancang untuk menanganinya. Turbulensi mungkin terasa seperti pesawat bergerak turun sekitar ribuan kaki, namun kenyataannya, pesawat mungkin hanya terdesak beberapa kaki.
6. Membekali diri dengan fakta
Mengatasi kecemasan dan persepsi pikiran tentang bahaya berperan dalam menenangkan diri. Misalnya, risiko kematian akibat kecelakaan pesawat jauh lebih kecil daripada meninggal karena sengatan matahari, lebah, mengonsumsi zat panas, atau bahkan diserang anjing.