Berikut prosesi yang dijalani keluarga Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Jokowi di kediamannya, Sumber, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah. Acara dimulai sesuai adat dan tradisi Jawa dengan pemasangan bleketepe. Presiden Jokowi tampak memasang bleketepe alias anyaman yang terbuat dari daun kelapa. [Foto; dok. Humas Pemkot Solo]
Setelah ayah calon pengantin pasang bleketepe, giliran Ibu Iriana yang memasang tuwuhan. Upacara tuwuh atau tuwuhan ini berarti tumbuh. Harapannya, calon pengantin tumbuh beranak pinak dan tumbuh kebahagiaan dalam menjalani biduk rumah tangga. [Foto; dok. Humas Pemkot Solo]
Ibu Iriana didampingi suami, Jokowi serta putrinya Kahiyang Ayu serta suaminya, Bobby Nasution. Ibu Iriana membuka penutup pisang raja yang berbuah matang. [Foto; dok. Humas Pemkot Solo]
Pilihan pisang raja memiliki filosofi bahwa pasangan pengantin ini kelak memiliki kemakmuran dan kemualiaan seperti para raja. [Foto; dok. Humas Pemkot Solo]
Tuwuhan itu sendiri di pasang di kanan dan kiri pintu masuk kediaman mempelai. 'Ubo rampe' dalam tuwuhan ini diantaranya, selain pisang raja, ada beragam jenis tumbuhan dan buah. Ada tebu wulung, bambu wulung, janur kuning, daun andong, daun kluwih, kelapa cengkir gading, pari sawuli dan beberapa jenis lagi. [Foto; dok. Humas Pemkot Solo]
Sedangkan Tebu Wulung, memiliki filosofi, diharapkan setelah memasuki jenjang pernikahan kedua mempelai memiliki jiwa bijaksana. Kelapa cengkir gadhing sebagai simbol kandungan. Cengkir merupakan singkatan dari kencenge pikir. Melambangakan kedua orang tua sudah menyetujui. Daun randu melambangkan sandang dan pangan dengan harapan mempelai dapat tercukupi kebutuhan sandang dan papannya. [Foto; dok. Humas Pemkot Solo]
Sedangkan aneka dedaunan memiliki filosofi pasangan dalam menjalani pernikahan terbebas dari segala halangan. Itulah sedikit makna tuwuhan dalam prosesi pernikahan adat Jawa yang digelar bersamaan dengan acara pemasangan bleketepe. [Foto; dok. Humas Pemkot Solo]