Fimela.com, Jakarta Masuknya masa endemi di Indonesia berdampak pada beragam sektor. Seperti mulai pulihnya ekonomi Indonesia saat ini yang dapat menghasilkan lebih banyak lowongan kerja. Data dari Kementerian Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa ada peningkatan sebesar 1,87% lowongan kerja baru pada tahun 2022 dibandingkan dengan 2021.
Namun sayangnya, meningkatnya jumlah lowongan kerja juga bisa mengakibatkan meningkatnya penipuan pekerjaan dan lowongan-lowongan palsu. Varun Mehta, Managing Director – Indonesia, JobStreet menanggapi bahwa hal ini dapat terjadi karena banyak pihak tak bertanggung jawab yang menyalahgunakan nama besar dari sebuah perusahaan dengan tujuan menjebak orang-orang yang sedang mencari pekerjaan.
Bahkan, kandidat terkadang diminta mengirimkan sejumlah uang sebagai jaminan untuk langsung diterima kerja. Biasanya, cara yang digunakan adalah menggunakan informasi palsu dari sebuah perusahaan besar atau menciptakan perusahaan fiktif.
“Secara psikologis, orang yang sangat terdesak mencari pekerjaan cenderung kurang fokus dalam memeriksa iklan lowongan, sehingga kurang teliti dan antisipatif terhadap modus penipuan yang mungkin terjadi. Situasi ini lah yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum perusahaan palsu. Selain itu, hal ini juga dapat berdampak terhadap psikologis pencari kerja yang jatuh ke lubang ini. Korban bisa putus asa dan kehilangan semangat untuk mencari lowongan kerja yang lain. Oleh karena itu para pencari kerja harus lebih berhati-hati saat menerima lowongan pekerjaan.”, Varun Mehta, Managing Director – Indonesia, JobStreet,
Berikut beberapa tips dari JobStreet yang bisa kamu bisa lakukan agar bisa menjadi pelamar kerja yang cermat dan terhindar dari lowongan kerja palsu:
What's On Fimela
powered by
Ciri-Ciri Lowongan Kerja Palsu
1. Jika pekerjaannya terlihat terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, kemungkinan besar pekerjaannya memang begitu adanya
Dibayar dengan gaji besar untuk melakukan tugas-tugas ringan adalah skenario impian bagi siapa pun. Namun, beberapa 'tawaran pekerjaan' ini bisa jadi penipuan. Orang yang menjadi korban penipuan biasanya tertarik dengan janji gaji tinggi dan pekerjaan mudah, yang merupakan kombinasi ideal bagi mereka yang mencari pekerjaan paruh waktu atau mereka yang memiliki pengalaman bekerja yang minim.
2. Perekrut berkomunikasi secara eksklusif melalui media sosial
Jika seorang perekrut menghubungi kamu melalui media sosial, kamu sebaiknya sudah lebih skeptis. Perekrut dari perusahaan resmi biasanya berkomunikasi melalui email, telepon, atau aplikasi lowongan kerja, di mana identitas mereka yang sebenarnya ditampilkan. Beberapa perekrut mungkin mengirim pesan kepada kandidat melalui media sosial sebelum beralih ke sarana komunikasi yang lebih formal seiring berlanjutnya pembicaraan.
3. Perusahaan mengirimkan email yang mencurigakan
Berkomunikasi melalui email tidak secara otomatis membuat perekrut menjadi sah. Bahkan, kamu bisa mengidentifikasi penipuan rekrutmen lowongan pekerjaan berdasarkan isi email. Apakah pesan tersebut berasal dari alamat email resmi perusahaan? Jika itu berasal dari alamat email pribadi atau yang tidak terkait dengan perusahaan yang diklaimnya mewakili, maka iklan pekerjaan itu bisa jadi penipuan.
4. Perekrut pekerjaan menanyakan informasi pribadi kamu
Perekrut pekerjaan nyata hanya tertarik pada hal-hal di resume kamu: pekerjaan dan latar belakang pendidikan, keahlian, dan informasi pribadi dasar kamu. Di luar itu, tidak ada perusahaan yang benar-benar menggunakan informasi tambahan apa pun, seperti detail bank atau nomor jaminan sosial kamu. kamu hanya boleh memberikan informasi pribadi ini setelah perusahaan mempekerjakan kamu.Orang-orang yang meminta lebih banyak informasi dari kamu daripada yang biasanya dibutuhkan oleh pemberi kerja mungkin mencari hal lain. Waspadalah terhadap iklan pekerjaan atau tawaran pekerjaan yang membutuhkan detail pribadi yang tidak nyaman kamu bagikan.
5. Kamu mendapatkan tawaran pekerjaan instan—tanpa surat lamaran
Jika seseorang menghubungi kamu secara online dengan tawaran pekerjaan langsung, itu adalah tanda bahaya yang serius. Tawaran pekerjaan tipikal datang setelah proses lamaran kerja yang lengkap, meliputi penyerahan resume dan surat lamaran, penyaringan kandidat yang tepat oleh pemberi kerja, dan wawancara kerja formal. Tawaran pekerjaan tidak dibagikan secara bebas dan acak kepada siapa pun yang memiliki alamat email atau akun media sosial.
6. Perekrut meminta uang dari kamu
Oknum lowongan pekerjaan palsu dapat mengambil jumlah uang yang banyak dari para pencari kerja. Mereka meyakinkan korban untuk mengeluarkan uang sebagai bagian dari pekerjaan, dengan janji mendapatkan jumlah yang lebih besar di kemudian hari. Atasan yang meminta uang kamu adalah salah satu tanda bahaya terbesar saat melihat iklan pekerjaan atau tawaran pekerjaan. Jika kamu harus membayar untuk melamar pekerjaan, kemungkinan besar lowongan itu palsu.
Cara untuk Menghindari Lowongan Kerja Palsu
1.Ketika kamu menemukan iklan lowongan pekerjaan, pastikan kredibilitas alamat dan nomor kontak perusahaan tersebut. Coba untuk mencari alamat resmi perusahaan, dan jika alamat yang kamu temukan berbeda dengan alamat yang tercantum, itu bisa menjadi salah satu contoh iklan lowongan pekerjaan palsu.
2. Saat melakukan riset perusahaan, kamu bisa juga memeriksa posisi yang ditawarkan di iklan lowongan yang kamu temukan untuk memastikan adanya lowongan untuk posisi pekerjaan tersebut. Selain itu, kamu juga bisa mencari tahu mengenai hal-hal terkait posisi pekerjaan yang mereka tawarkan seperti deskripsi pekerjaan, gaji, dan kualifikasi posisi tersebut.
3. Data-data pribadi yang sering diminta oleh lowongan pekerjaan palsu adalah foto KTP, SIM, kartu keluarga, fotokopi ijazah, transkrip nilai, dan NPWP. Biasanya mereka meminta data-data tersebut secara detil termasuk foto halaman depan dan belakang. Padahal, sebenarnya dokumen-dokumen tersebut belum dibutuhkan ketika kamu masih di tahap awal melamar kerja. Hati-hati saat kamu membagikan data-data pribadi tersebut, setidaknya sampai kamu sudah melewati tahap wawancara.
4. Perekrut pekerjaan yang meminta uang adalah salah satu tanda bahaya terbesar saat menemukan iklan pekerjaan atau tawaran pekerjaan. Jika kamu harus membayar untuk melamar sebuah pekerjaan, kemungkinan itu adalah penipuan. Ketika kamu menemukan kasus-kasus penipuan seperti itu, laporkan ke pihak yang berwenang sehingga mereka berhenti melakukan penipuan kepada lebih banyak orang.
5. Biasanya, ketika perusahaan memberikan informasi panggilan wawancara, mereka mengirimkannya melalui email resmi perusahaan. Pastikan kamu mengirimkan CV atau menerima panggilan wawancara dari alamat email yang resmi seperti ini:
Resmi: NamaPenerima@NamaPerusahaan. com
Fiktif: Nama.Perusahaan@xmail.com
Biasanya, oknum perusahaan palsu akan memilih nama domain yang mirip dengan domain asli, bahkan menyiapkan konten serupa untuk meyakinkan kamu. Perhatikan kembali apakah ada salah penulisan pada nama perusahaan atau tidak. Bila kamu tidak berhati-hati, data pribadi kamu bisa dicuri oleh penipu.
Hindari situs lowongan kerja yang menyediakan banyak iklan dengan informasi yang kurang jelas atau informasi palsu. Ketika kamu membaca lowongan pekerjaan, perhatikan kembali penulisan iklan tersebut. Jika kamu menemukan banyak salah penulisan atau typo, penggunaan huruf kapital yang tidak tepat, atau salah tanda baca, maka kamu harus waspada dengan lowongan pekerjaan tersebut. Kalimat yang berbelit-belit tanpa poin yang jelas dan ejaan yang tidak sesuai EYD juga harus kamu waspadai.