Fimela.com, Jakarta Gunung Semeru baru saja erupsi beberapa hari yang lalu, melihat hal tersebut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meminta masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 17 kilometer seiring dengan erupsi yang terjadi.
Dilansir dari liputan6.com kepala PVMBG Hendra Gunawan mengungkapkan bahwa di luar jarak tersebut (17 kilometer) masyarakat tidak diperkenankan untuk melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan.
Menurutnya hal tersebut dilarang karena dapat berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga 19 kilometer. Selain itu, Hendra juga meminta masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 8 kilometer dari kawan atau puncak Gunung Semeru.
Erupsi yang terjadi pada Gunung Semeru membuat sejumlah pihak khawatir akan keselamatan masyarakat yang menetap di bawah kaki gunung tersebut. Oleh karena itu, Hendra juga menyampaikan agar masyarakat selalu mawaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
Adapun wilayah yang harus diwaspadai seperti pada sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Sat dan Kali Lanang serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
What's On Fimela
powered by
Gunung Aktif
Gunung Semeru merupakan salah satu gunung yang berada di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Gunung yang masih aktif ini masih dipantau secara visual dan instrumental melalui dua pos pengamatan yang berada di Desa Sumber Wuluh Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang dan di Desa Agrosuko, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang.
Sejak pukul 00.00 hingga 12.00 WIB telah terjadi gempa awan panas dan gempa letusan sebanyak 13. Ditambah dengan amplitudo awan panas yang terekam 40 milimeter. Adapun sebaran material erupsi yang dimuntahkan oleh Gunung Semeru adalah lontaran batuan pijar.
Diperkirakan muntahan tersebut dapat mencapat radius 8 kilometer dari puncak, sedangkan material lontaran berukuran abu saat ini mencapai 12 kilometer ke arah tenggara. Arah dan jarak sebaran material abu tersebut dapat berubah tergantung arah dan kecepatan angin.
Selain itu, luncuran awan panas guguran dan guguran ke sektor tenggara dan selatan dari puncak. Jangakauan tersebut telah mencapai lebih dari 13 kilometer, serta lahar dingin dan lahar panas dapat terjadi di sepanjang aliran sungan yang berhulu di daerah puncak khususnya sepanjang aliran sungai.
Kenaikan Status dari Siaga ke Awas
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan bahwa terjadi kenaikan status aktivitas Gunung Semeru, sebelumnya gunung ini berada dalam level III (Siaga) menjadi level IV (Awas) sejak Minggu (4/12/2022) pukul 12.00 WIB.
“Hasil analisis pemantau secara visual dan kegempaan menunjukan terjadi peningkatan aktivitas, dan dinilai tingkat aktivitas Gunung Semeru dinaikkan dari level III (Siaga) menjadi level IV (Awas), terhitung mulai tanggal 4 Desember 2022 pukul 12.00 WIB,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid dikutip dari liputan6.com.
Secara geografis, Gunung Semeru merupakan gunung aktif yang berada pada posisi 8° 6,5’ LS dan 112° 55’ BT dengan ketinggian puncak 3.676 mdpl. Oleh karena itu, Badan Geologi Kementerian ESDM meminta masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di luar sektor tenggara sejauh 17 kilometer dari puncak atau pusat erupsi.
“Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga 19 km,” ujar Wafid.
Penulis: Angela Marici
#Women for Women