Fimela.com, Jakarta Trombosit merupakan sel kecil yang berperan penting dalam mengontrol pendarahan. Kehadiran trombosit sangat penting ketika anak sedang terluka, trombosit akan mengikat pembuluh darah yang rusak sehinga menyebabkan gumpalan darah untuk menghentikan pendarahan.
Dilansir dari hopskinsmedicine.org jumlah trombosit normal pada anak berkisar antara 150.000 hingga 450.000 trombosit per mikroliter darah. Apabila anak memiliki trombosit lebih dari 450.000 kondisi tersebut disebut dengan trombositosis. Sedangkan, trombosit kurang dari 150.000 dikenal dengan trombositopenia.
Saat anak memiliki jumlah trombosit yang rendah, anak seringkali rentan mengalami pendarahan. Dilansir dari childrensoncologygroup.org berikut tanda-tanda seorang anak memiliki jumlah trombosit rendah, seperti:
- Memar atau petechiae (bintik-bintik kecil, merah, di kulit)
- Pendarahan dari hidung, gusi, atau alat akses vena sentral yang tidak berhenti setelah menekan selama 5 - 10 menit
- Kotoran atau muntah berwarna hitam (ini mungkin berarti ada darah di perut atau usus)
Setiap anak dengan jumlah trombosit yang rendah tidak boleh bermain olahraga kontak (sepak bola), dan gunakan sikat gigi yang lembut saat menyikat gigi untuk mencegah pendarahan pada gusi.
What's On Fimela
powered by
Hal yang Harus Dilakukan untuk Atasi Pendarahan
Jika anak mengalami pendaharan terutama hidung, Sahabat Fimela dapat mendudukkan anak dengan tegak ketika menekan bagian luar di lubang hitung tepat di bagian bawah batang hidung.
Jepit area tersebut dengan ibu jari dan tahan tekanan selama 10 menit, jika pendarahan tidak berhenti, hubungi penyedia layanan kesehatan. Selain itu, bila anak mengalami pendaharan lainnya jangan sesekali memberikan anak enema atau supositoria (obat yang dimasukkan ke dalam rektum), dan jangan periksa suhu rektal.
Usahakan juga untuk tidak memberikan anak aspirin (salisilat) atau ibuprofen tanpa anjuran dokter atau petugas kesehatan karena dapat menyebabkan trombosit tidak bekerja secara maksimal.
Jenis Trombosit Normal dan Abnormal
Melansir dari stanfordchilderns.org berikut kondisi kessehatan yang berkaitan dengan trombosit normal dan abnormal, seperti:
1. Trombositopenia
Trombositpenia merupakan kondisi dengan jumlah trombosit di bawah 150.000. Dalam kondisi ini sumsum tulang memiliki jumlah trombosit yang sedikit, bahkan tidak memproduksi.
Apabila jumlah trombosit yang dimiliki anak terlalu rendah dapat menyebabkan pendarahan atau memar. Seringkali anak yang mengalami kondisi ini tidak berhenti mengeluarkan darah, terutama saat mimisan.
Biasanya, kondisi ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:
- Konsumsi obat
- Penyakit kanker
- Penyakit hati
- Kehamilan
- Infeksi
- Sistem kekebalan tubuh yang tidak normal.
Trombositemia Esensial
Trombositemia merupakan kondisi di mana sumsum tulang memproduksi terlalu banyak trombosit. Biasanya kondisi ini memiliki jumlah trombosit lebih dari 1 juta dengan gejala berupa gumpala darah yang terbentuk dan menyumbat suplai darah ke otak atau jantung. Sampai saat ini belum diketahui pasti penyebab dari trombositemia ini.
3. Trombositosis Sekunder
Trombositosis sekunder merupakan kondisi lain yang disebabakan oleh terlalu banyak trombosit, kondisi ini terjadi bila anak memiliki trombosit lebih dari 450.000. Seringkali banyak yang mengira bahwa kondisi ini disebabkan oleh masalah sumsum tulang, namun kenyataannya salah.
Penyakit atau kondisi lainlah yang merangsang sumsum tulang untuk memproduksi lebih banyak trombosit, sehingga menyebabkan infeksi, peradangan, beberapa jenis kanker, dan reaksi terhadap obat-obatan. Namun, jangan khawatir biasanya gejala dari trombositosis sekunder ini tidak serius apabila jumlah trombosit kembali normal kondisi tubuh akan ikut membaik.
4. Disfungsi Trombosit
Banyak penyakit langka terkait dengan fungsi trombosit yang buruk. Artinya jumlah trombosit normal, tetapi trombosit tidak bekerja sebagaimana mestinya. Obat-obatan seperti aspirin dapat menjadi penyebab hal ini terjadi, sehingga sangat penting untuk mengetahui obat mana yang memengaruhi trombosit. Ketahuilah saat Sahabat Fimela memberikan obat seperti aspirin kepada anak dapat meningkatkan risiko pendarahan.
Penulis: Angela Marici
#Women for Women