Mengenal Jerry Lawson, Pelopor Video Game Cartridge yang Wajahnya Terpasang di Google Doodle

Fimela Reporter diperbarui 01 Des 2022, 19:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Google Doodle telah memasang tokoh baru yang memiliki jejak bersejarah untuk ikonnya dan tokoh tersebut adalah Jerry Lawson. Namun, siapa sebenarnya Jerry Lawson dan hal bersejarah apa yang ia lakukan?

Melansir dari biography.com, Jerry Lawson adalah seorang pelopor video game rumahan pada tahun 1970-an. Lawson berhasil membantu menciptakan Fairchild Channel F yang merupakan sistem video game rumahan yang dapat dipertukarkan (interchangeable games).

Jerry Lawson yang merupakan seorang pria berkulit hitam (Afrika-Amerika) sangat jauh dari citra seorang insinyur dan penemu (inventor) di Amerika Serikat tahun 1970-an, atau bahkan hingga saat ini. Namun berkat kejeniusan dan kegigihan yang dimiliki, Lawson dapat mematahkan stereotip tersebut. Hal-hal itulah yang menjadikannya seorang tokoh bersejarah dalam dunia per video game-an.

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Menyukai Sains Sejak Kecil

Simak informasi mengenai tokoh Google Doodle kali ini, Jerry Lawson. (pexels.com/cottonbro studio)

Gerald "Jerry" Anderson Lawson atau yang dikenal dengan Jerry Lawson lahir di Brooklyn, New York pada 1 Desember 1940 dan dibesarkan di Queens. Kedua orang tua Lawson merupakan seorang pekerja keras, ayahnya berprofesi sebagai buruh pelabuhan dan ibunya merupakan seorang pegawai kota. Lawson mengenyam pendidikannya di sekolah yang didominasi orang berkulit putih. Ayahnya yang menyukai sains, membuat Lawson juga menjadi tertarik mengenai sains.

Melansir dari blackpast.org, Lawson tertarik dengan sejumlah ilmu sains seperti kimia sejak kecil. Melansir dari wired.com, kesukaanya pada barang eletronik bermula pada saat ibunya membelikan radio gelombang pendek Hallicrafters Model S-38 yang menuntun Lawson untuk membangung konverter serta antena. Di usianya yang ke-13, ia berhasil membuat walkie talkie dari awal dan menjualnya ke anak-anak di sekitar rumahnya.

Ia lalu bekerja di toko lokal sekitar dan para klien kerap membayarnya untuk memperbaiki TV mereka. Selain itu, Lawson juga pernah bekerja di HAM radios. Di tahun 1960-an, Lawson berkuliah di Queens College yang merupakan bagian dari City College of New York, namun tidak pernah menerima gelar. Ketertarikannya pada komputasi membuatnya bergabung ke dalam Klub Komputer Homebrew Silicon Valley pada 1970-an.

Lawson menjadi salah satu dari dua orang berkulit hitam di dalam klub tersebut. Disana, ia bertemu dengan pendiri Apple Computer Inc. yaitu Steve Jobs dan Steve Wozniak. Selama periode ini, Lawson menemukan game arkade awal yang dioperasikan dengan koin, yakni Demolition Derby.

 

3 dari 3 halaman

Membantu Mengembangkan The Fairchild Channel F

Simak informasi mengenai tokoh Google Doodle kali ini, Jerry Lawson. (pexels.com/Mateusz Dach)

Pada tahun 1976, Lawson bekerja di perusahaan komputer bernama Fairchild Semiconductor. Pada periode tersebut, teknologi untuk membuat game konsol rumahan sedang dalam tahap pertumbuhan. Saat bekerja sebagai direktur teknik dan pemasaran di Fairchild Semiconductor, Lawson turut membantu mengembangkan The Fairchild Channel F, yang memungkinkan penggunanya memasukkan catridges berbeda yang menyimpan game baru.

Berkat inovasi atau penemuan dari Lawson ini, memungkinkan para penggemar game untuk memainkan berbagai permainan di rumah mereka. Bahkan penemuannya juga menjadi sesuatu yang membuka jalan untuk sistem yang jauh lebih rumit seperti Atari 2600, Nintendo, Xbox, dan Play Station. Meskipun mendasar menurut standar saat ini, ide terobosan Lawson menciptakan model bisnis untuk game komputer yang tetap utuh di industri game komputer bernilai miliaran dolar saat ini.

Itulah mengapa Jerry Lawson merupakan tokoh penting dalam sejarah pekembangan video game. Karena jika ia tidak pernah menciptakan The Fairchild Channel F, maka berbagai jenis game konsol rumahan yang ada pada saat ini mungkin tidak akan pernah lahir. Para pecinta game saat ini pun tidak akan mengetahui soal Play Station yang kerap menjadi favorit banyak orang.

 

Penulis: Frida Anggi Pratasya

#Women for Women