Fimela.com, Jakarta Setelah selesai menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti kembali menekuni bisnisnya di Pangandaran. Sebelum pejabat, Susi Pudjiastuti memang dikenal sebagai pebisnis yang memiliki banyak ladang bisnis. Salah satu bisnisnya yang paling terkenal adalah maskapai penerbangan Susi Air.
Sebagai seorang pebisnis, Susi Pudjiastuti mengaku tidak takut kehabisan uang. Bahkan di masa pandemi kemarin, perempuan berusia 57 tahun itu mampu mempertahankan bisnisnya.
"Saya itu tidak bisa melakukan sesuatu tanpa mengamati dan berhitung. Orang berpikir saya itu orangnya spontan. Tapi tidak. Saya harus betul-betul memikirkan strateginya, di-plan dengan benar," ungkap Susi Pudjiastuti dalam Press Conference Wealth Wisdom "Mindfull Recovery" by PermataBank pada Senin (28/11/2022).
Sama seperti perempuan lainnya, Susi Pudjiastuti memiliki hobi belanja, terutama belanja online. Sekali belanja online, Susi Pudjiastuti mengaku bisa membeli banyak barang. Namun sudah sekali membeli, ia tidak akan membuka aplikasi belanja online lagi sampai beberapa bulan ke depan
Strategi Susi Pudjiastuti
"Saya suka belanja alat alat rumah tangga. Solet 10 buat masing-masing dapur tapi setelah itu ngga belanja setahun. Belanja pakaian juga sama. Beli jaket satu, celana satu, setelah itu sudah, 3-4 bulan tidak belanja lagi. Baju ngga harus keluaran kini saya punya," cerita Susi.
Selain itu, Susi Pudjiastuti juga menerapkan sistem pangkas budget yang tidak efektif. Strateginya ini diaplikasikan saat COVID-19 menimpa bisnis maskapai penerbangannya. Susi bercerita bisnisnya mengalami masa suram selama kurang lebih lima bulan di masa pandemi. Di mana rute penerbangan Susi Air diberhentikan total sehingga seluruh pilot pun dirumahkan.
Di awal pandemi, Susi Pudjiastuti menutup semua kantor Susi Air di Jakarta demi bisa menurunkan biaya pengeluaran. Strategi ini telah diambil Susi Air sebelum COVID-19 resmi melibas banyak sektor bisnis di Tanah Air.
"Selama Februari sampai Maret, Jakarta lockdown. Saya menata perusahaan kembali di Susi Air. Airport tutup, tidak boleh terbang. Semua shutdown. Pilot-pilot dirumahkan karena tidak bisa terbang. It was dark," cerita Susi.
Demi mempertahankan bisnis
Meski demikian, Susi Pudjiastuti tidak menyerah dengan keadaan. Demi bisa mempertahankan bisnisnya, Susi Pudjiastuti terpaksa memotong gaji karyawan hingga 30%. Langkah ini diambil guna bisnis beserta karyawan untuk bisa tetap bertahan di tengah situasi pandemi.
Susi menyebutkan setidaknya dibutuhkan dana sebesar Rp30 Miliar untuk membayar operasional dan gaji karyawannya di Susi Air. Apabila budget ini tidak dipangkas, bisnisnya hanya akan bertahan selama dua bulan.
"Saya katakan pada semua karyawan. Kalau tidak potong 25 persen di tiga bula pertama, kita akan tutup dalam empat bulan," cerita Susi.
Selain melakukan pemangkasan upah, Susi memutuskan untuk menggeluti bisnis lainnya untuk membantunya mempertahankan bisnis. Mulai dari bangun kafe, menerima tawaran menjadi host TV, dan berkebun. Berkat usaha dan perhitungan yang tepat, bisnis Susi Pudjiastuti masih tetap eksis hingga saat ini.
"Lebih baik mulai memilah apa yang sebenarnya dibutuhkan. Kalau lebih conscious, bikin kita ngga bodoh," tutup Susi.