Fimela.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah menerima suntikan vaksin COVID-19 booster kedua pada Kamis, 24 November lalu di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Jenis vaksin yang disuntikkan kepada Presiden RI tersebut diketahui merupakan vaksin COVID-19 buatan dalam negeri yakni vaksin IndoVac.
"Hari ini saya baru saja divaksinasi booster penguat. Kemudian vaksin yang dipakai pada pagi hari ini yaitu vaksin IndoVac, produk 100 persen dalam negeri," kata Jokowi, mengutip dari Liputan6.com.
Untuk mengetahui lebih lanjut lagi mengenai vaksin dalam negeri yang dipakai oleh Presiden Jokowi, berikut merupakan fakta-fakta terkait vaksin IndoVac buatan dalam negeri yang dilansir dari Liputan6.com:
1. Diproduksi Dalam Negeri
Vaksin IndoVac merupakan vaksin COVID-19 yang terbuat dari kandungan zat aktif rekombinan Receptor-Binding Domain (RBD) protein S virus SARS-Cov-2. Vaksin COVID-19 jenis IndoVac juga merupakan vaksin COVID-19 berbasis teknologi subunit rekombinan protein yang diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero) bekerja sama dengan Baylor College of Medicine, Amerika Serikat. Pengembangan vaksin COVID-19 oleh Bio Farma ini telah dilakukan sejak November 2021 hingga 24 September 2022.
Vaksin IndoVac telah mendapatkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada 24 September 2022 untuk vaksinasi primer bagi masyarakat usia 18 tahun ke atas yang belum mendapatkan vaksin COVID-19 dosis satu dan dua.
2. Telah Mendapat Sertifikat Halal
Selain telah mendapatkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada 24 September 2022 lalu, vaksin IndoVac juga telah mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
3. Efek Samping Ringan
Melansir dari Liputan6.com yang mengutip dari Kemkes, efek samping atau adverse events (AEs) yang dihasilkan oleh vaksin dalam negeri ini dalam uji klinik vaksin Indovac umumnya bersifat ringan. Efek sampingnya meliputi nyeri lokal dan nyeri otot (myalgia), yang kemunculannya sebanding dengan efek samping pada penggunaan vaksin rekombinan protein subunit pembangding yang sudah lebih dulu mendapatkan EUA.
4. Efikasi Vaksin Indovac
Vaksin Indovac merupakan vaksin pertama yang dikembangkan di dalam negeri dengan menggunakan platform teknologi protein rekombinan sub-unit (yeast based). EUA vaksin Indovac dengan indikasi sebagai imunisasi aktif untuk pencegahan COVID-19 yang disebabkan oleh SARS CoV-2 diperuntukkan bagi individu berusia 18 tahun ke atas. PT Bio Farma saat ini tengah menyiapkan agar vaksin Indovac dapat diberikan pada anak berusia 12-17 tahun.
Vaksin Indovac yang digunakan untuk vaksinasi primer akan diberikan dalam 2 dosis suntikan (25 μg/dosis) dengan interval 28 hari. Efikasi vaksin Indovac mengacu pada hasil uji imuno bridging pada uji klinik fase 3 menunjukkan antibodi netralisasi vaksin yang non-inferior dengan vaksin protein subunit pembanding (93,5% vs 87,09%).
Kebijakan Vaksin Booster bagi Lansia dari Kemenkes
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah merilis kebijakan terkait vaksinasi COVID-19 booster kedua untuk kelompok lanjut usia (lansia) usia di atas 60 tahun. Kebijakan ini tercantum dalam Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/5565/2022 tentang Vaksinasi COVID-19 Dosis Booster ke-2 Bagi Kelompok Lanjut Usia. Hal ini dilakukan guna melindungi dan mengurangi tingkay keparahan bahkan kematian akibat COVID-19 terhadap kelompok rentan termasuk lansia.
Melansir dari Liputan6.com, adapun kombinasi vaksin booster kedua untuk lansia adalah sebagai berikut:
1. Kombinasi untuk booster pertama Sinovac
- AstraZeneca diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml.
- Pfizer diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml.
- Moderna diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml.
- Sinopharm diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml.
- Sinovac diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml.
- Indovac diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml.
2. Kombinasi untuk booster pertama AstraZeneca
- Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml.
- Pfizer diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml.
- AstraZeneca diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml.
3. Kombinasi untuk booster pertama Pfizer
- Pfizer diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,3 ml.
- Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml.
- AstraZeneca diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml.
Kombinasi Vaksin untuk Lansia Selanjutnya
4. Kombinasi untuk booster pertama Moderna
- Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml.
- Pfizer diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml.
5. Kombinasi untuk booster pertama Janssen (J&J)
- Janssen (J&J) diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml.
- Pfizer diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml.
- Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml.
6. Kombinasi untuk booster pertama Sinopharm
- Sinopharm diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml.
- Zivifax diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml.
7. Kombinasi untuk booster pertama Covovax
- Covovax diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml.
Penulis: Frida Anggi Pratasya
#Women for Women