Fimela.com, Jakarta Muntah merupakan gejala yang sangat umum dialami oleh anak-anak. Muntah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, tetapi virus gastroenteritis ('gastro') adalah penyebab paling umum dari muntah pada anak-anak.
Gastroenteritis sendiri merupakan infeksi usus yang disebabkan oleh virus atau bakteri, yang mana ini juga dapat menyebabkan diare. Motion sickness, radang usus buntu (appendicitis), dan infeksi lainnya juga dapat menjadi penyebab muntah.
Tak hanya dapat menyebabkan kehilangan cairan, muntah terus-menerus dapat menyebabkan anak kehilangan garam dan mineral penting dalam tubuh. Oleh karena itu, muntah terus-menerus merupakan kondisi yang penting untuk diperhatikan.
Dilansir dari hopkinsallchildrens.org dan healthdirect.gov.au, berikan beberapa pertolongan pertama saat anak muntah terus yang dapat dilakukan orangtua di rumah sebelum membawa buah hati ke dokter untuk perawatan lebih lanjut.
Penyebab muntah pada anak
Gastroenteritis
Gastroenteritis (dikenal sebagai 'gastro' atau sakit perut) disebabkan oleh infeksi pada sistem pencernaan. Biasanya infeksi ini adalah virus, tetapi terkadang bakteri. Infeksi ini mudah menyebar antar manusia, terutama anak-anak. Gastroenteritis menyebabkan muntah, diare, demam, dan sakit perut.
Keracunan makanan
Keracunan makanan disebabkan oleh kuman yang tumbuh pada makanan yang tidak disiapkan atau disimpan dengan baik. Gejalanya sama dengan yang disebabkan oleh gastroenteritis, namun biasanya lebih parah.
Alergi makanan
Alergi makanan lebih mungkin terjadi pada tahun pertama kehidupan, saat makanan baru diberikan kepada seorang anak. Biasanya disertai dengan gejala lainnya. Gejalanya meliputi gatal-gatal, muntah dan diare, pembengkakan pada bibir, wajah atau mata, dan sakit perut.
Keracunan
Keracunan paling sering terjadi pada anak kecil, yang sering belajar tentang berbagai hal dengan memasukkannya ke dalam mulut. Banyak barang rumah tangga yang beracun jika tertelan. Gejala keracunan termasuk mual dan muntah, mengantuk, kejang (kejang) atau kesulitan bernapas.
Mabuk perjalanan
Mabuk perjalanan juga merupakan penyebab umum muntah pada anak-anak. Segera lakukan pertolongan pertama bila anak muntah terus akibat mabuk perjalanan.
Infeksi
Muntah terkadang bisa menjadi tanda adanya infeksi, seperti infeksi saluran kemih (ISK), infeksi telinga, pneumonia atau meningitis.
Radang usus buntu
Apendisitis adalah keadaan darurat medis yang menyebabkan sakit perut dan demam pada anak-anak. Apendisitis adalah pembengkakan usus yang menyakitkan. Segera bawa ke dokter apabila anak menderita radang usus buntu
Stenosis pilorus
Stenosis pilorus dapat menyebabkan anak muntah. Hal ini disebabkan oleh penyumbatan atau penyempitan pada lambung dan usus. Tanpa pengobatan, penyumbatan dapat menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan. Kondisi ini merupakan kondisi yang serius.
Pertolongan pertama yang harus dilakukan
1. Jangan memberikan produk susu atau makanan padat kepada anak yang muntah.
2. Berikan minum dalam jumlah sedikit dalam frekuensi yang sering. Untuk bayi, berikan ASI dalam durasi yang lebih pendek namun sering. Sedangkan pada anak, berikan air sekitar 1 sampai 2 sendok makan air setiap 15 menit Jika anak muntah lagi, tunggu 20 sampai 30 menit, kemudian ulang langkah dari awal.
3. Berikan oralit. Larutan rehidrasi oral ini dapat membantu menggantikan cairan dan garam yang hilang ketika anak mengalami muntah. Untuk bayi, sekitar 1 sendok makan (sdm) oralit setiap 15-20 menit dan anak sekitar 1-2 sdm oralit setiap 15 menit. Jika anak muntah kembali, tunggulah sekitar 20-30 menit sebelum memberikan oralit kembali.
4. Apabila anak tidak muntah dalam 3 sampai 4 jam, orangtua bisa perlahan meningkatkan jumlah cairan yang diberikan
5. Setelah anak tidak muntah setelah 8 jam, anak boleh mulai makan dan berikan makanan yang tawar atau tidak berbumbu. Seperti biskuit, nasi, dan roti. Hindari makanan tinggi lemak atau berminyak dan yang digoreng.
6. Setelah 24 jam tanpa muntah, anak boleh kembali ke pola makan seperti biasa. Namun jika anak kembali muntah, sebaiknya segeralah hubungi dokter.
Kapan harus membawa anak ke dokter?
Apabila anak tidak kunjung membaik, orangtua harus segera membawa anak ke dokter untuk mendapatkan perawatan lebih baik. Orangtua bisa membawa anak ke dokter, jika anak menunjukkan tanda-tanda berikut ini.
1. Tanda dehidrasi, seperti mulut kering, mata cekung, dan frekuensi buang air kecil berkurang
2. Kesulitan untuk tidak memuntahkan cairan
3. Tidak bisa mengonsumsi apapun termasuk air putih
4. Muntah berwarna kuning kehijauan, terlihat seperti bubuk kopi, atau mengandung darah
5. Perut yang keras, kembung, atau sakit
6. Pembengkakan, kemerahan atau nyeri di skrotum pada anak laki-laki
7. Muntah yang kuat pada bayi baru lahir
*Penulis: Sri Widyastuti
#WomenForWomen