Beijing Sediakan Booster Vaksin COVID-19 Hirup bagi Orang yang Takut Jarum Suntik

Fimela Reporter diperbarui 24 Nov 2022, 08:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Setelah Shanghai, kini Ibu Kota China, yakni Beijing turut menyediakan vaksin COVID-19 dosis booster yang dapat dihirup. Penyediaan vaksin booster ini merupakan suatu upaya dari pemerintah China untuk mendorong lebih banyak populasi mendapatkan vaksin di tengah pandemi virus Corona yang menyebar di negara tersebut. Sampai pertengahan Oktober, sebanyak 90% orang China diketahui telah divaksinasi penuh dan 57% telah menerima suntikan penguat.

Mengutip dari Liputan6.com, sudah ada setidaknya 11 distrik di Beijing yang membuka pendaftaran untuk memberikan vaksin hirup sebagai dosis penguat mulai minggu ini. Vaksin yang disemprotkan ke hidung ini ditawatkan sebagai booster bagi orang yang sudah mendapat 2 suntikan vaksin buatan China. Bagi orang yang sudah menerima 3 suntikan atau mendapat vaksin asing seperti Pfizer atau Moderna, maka dianggap tidak memenuhi syarat.

"Saat ini target-target vaksinasi hirup kami, pertama adalah mereka yang berusia di atas 18 tahun. Kedua, mereka yang telah menerima imunisasi dasar selama lebih dari 6 bulan," ucap Shi Rujing, Direktur kantor imunisasi berencana dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Distrik Haidian di Beijing.

Para ilmuwan berharap vaksin "nonsuntik" ini akan membuat vaksinasi di negara-negara dengan sistem kesehatan yang rapuh menjadi lebih mudah diakses. Selain itu, vaksin hirup juga dapat menjadi alternatif dan menarik orang yang takut disuntik untuk vaksinasi COVID-19.

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Keampuhan Vaksin Hirup

Beijing menyediakan vaksin booster COVID-19 hirup untuk menarik minat orang yang takut suntik. (unsplash.com/Mohammad Shahhosseini)

Penyediaan vaksin hirup di China ini diawali oleh keinginan China agar lebih banyak orang mendapatkan suntikan booster sebelum melonggarkan pembatasan yang ketat akibat pandemi COVID-19. Kebijakan tersebut telah menghambat ekonomi dan membuat China menjadi semakin tidak sinkron dengan negara-negara lain di dunia.

Melansir dari Liputan6.com, keampuhan vaksin nonsuntik ini belum sepenuhnya dieksplorasi. Vaksin hirup ini sudah disetujui oleh regulator China pada bulan September, namun hanya sebagai booster. Hal ini dikarenakan penelitian menunjukkan bahwa vaksin tersebut memicu respons sistem kekebalan pada orang-orang yang sebelumnya telah mendapatkan dua suntikan vaksin China yang berbeda.

Vaksin hirup ini dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi China yakni CanSino Biologics Inc. sebagai versi aerosol. Vaksin ini dibuat dari vaksin satu suntikan adenovirus milik perusahaan tersebut menggunakan virus flu yang relatif tidak berbahaya. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat sekitar selusin vaksin hirup yang sedang diuji secara global.

3 dari 4 halaman

Pemberian Vaksin Hirup di Shanghai

Beijing menyediakan vaksin booster COVID-19 hirup untuk menarik minat orang yang takut suntik. (unsplash.com/Towfiqu Barbhuiya)

Sejak akhir Oktober 2022, salah satu kota di China yakni Shanghai mulai memberikan vaksin COVID-19 bebas jarum yang bentuknya kini diubah menjadi aerosol dan dapat dihirup oleh para penerima vaksin. Melansir dari Liputan6.com, para penerima vaksin oral ini menyampaikan respon positifnya. Mereka mengatakan bahwa vaksin ini lebih mudah dibanding vaksin suntik.

Vaksin penguat (booster) yang dapat dihirup ini merupakan vaksin COVID-19 berbasis vektor adenovirus tipe-5 yang dikembangkan bersama oleh sebuah tim penelitian yang dipimpin Chen Wie, seorang akademis dari Akadmi Teknik China, dan perusahaan bioteknologi China yakni CanSino Biologics Inc. Vaksin ini hanya ditawarkan sebagai dosis booster bagi para penerima vaksin COVID-19 sebelumnya.

 

 

"Dosis vaksin yang dapat dihirup itu sebanyak 0,1 mililiter. Penerima vaksin hanya perlu memasukkan nosel botol putih ke mulut mereka, menghirup gas yang ada di botol itu dalam-dalam, dan menahan napas minimal lima detik untuk menyelesaikan prosedur tersebut," papar He Jinhui, seorang perawat di rumah sakit setempat, yang dikutip dari Liputan6.com.

Dosis vaksin hirup yang dapat diberikan hanya sekitar seperlima dari dosis intramuskular biasa. Vaksin ini diklaim dapat memicu respons imun yang lebih kuat.

4 dari 4 halaman

Merangsang Kemunculan Respon Imun Lain

Beijing menyediakan vaksin booster COVID-19 hirup untuk menarik minat orang yang takut suntik. (unsplash.com/Lucia Macedo)

Seroang kepala ilmuwan di CanSino, Zhu Tao, mengatakan bahwa dibandingkan dengan injeksi, proses inhalasi dapat merangsang kemunculan satu jenis respons imun lainnya, yakni imunitas mukosa.

"Vaksin yang dapat dihirup itu secara efektif menaikkan tingkat antibodi penawar dalam cairan tubuh, dan juga menghasilkan antibodi IgA di mukosa pernapasan, yang dapat memperkuat kemampuan vaksin saat ini untuk mencegah Omicron menginfeksi saluran pernapasan atas," jelas Zhu, mengutip dari Liputan6.com.

Selain mengurangi rasa sakit, vaksin nonsuntik ini juga memiliki rasa yang sedikit manis berdasarkan dari pengakuan beberapa penerima vaksin. Zhu mengatakan bahwa rasa manis ini dihasilkan dari konsentrasi sukrosa yang sangat rendah yang ditambahkan ke vaksin itu. Kandungan tersebut dapat membantu meningkatkan stabilitas vektor virus tersebut. Tim peneliti melakukan uji klinis acak untuk mengevaluasi keamanan vaksin booster itu dan imunogenisitasnya sebagai suntikan booster pada 420 partisipan China pada tahun lalu.

Hasil uji klinis yang dipublikasikan dalam jurnal Lancet Respiratory Medicine itu menunjukkan bahwa vaksin hirup ini dapat ditoleransi dengan baik, dan mampu memicu tingkat antibodi penetralisir yang tinggi terhadap COVID-19 pada orang dewasa. 

 

Penulis: Frida Anggi Pratasya

#Women for Women